Seharusnya pasangan menjadi rumah ternyaman seorang istri, yang bisa menjaga dari hiruk-pikuknya dunia. Namun, yang Hana rasakan justru sebaliknya. Mentalnya dihajar habis-habisan, dia sendirian sekarang, karena orang yang harusnya menjadi pelindung nomor satu, justru menyimpan bangkai dalam rumah tangga mereka.
"Ternyata ini lebih menyakitkan dari bentakan dan hinaan Mamahmu, Her. Selama lima tahun semuanya masih bisa ku terima, tapi pengkhianatan ini—tidak! Aku tidak bisa diam saja untuk menerimanya. Aku tidak tahu alasan pastinya kenapa kamu memutuskan untuk melakukan ini padaku. Tapi yang jelas kamu sudah menghancurkan segalanya dan kehilangan diriku!" gumam Hana sambil menyeka air matanya yang terus mengalir.
Dadanya bagai ditusuk belati hingga menyisakan rasa nyeri yang begitu hebat. Namun, jika hanya menangis dia tidak akan pernah menyelesaikan masalah.
"Jika kamu saja bisa membuat rencana tanpa sepengetahuanku, maka aku juga bisa. Ini tidak akan sulit, Her, aku bisa hidup tanpamu! Aku bisa melakukannya," ucap Hana penuh keyakinan. Dia mencuci wajahnya dengan air mengalir dan berusaha menetralkan perasaannya.
Sementara ponselnya terus berdering, supir taksi sudah menunggu di depan. Detik selanjutnya Hana langsung keluar dari toilet, dia memakai kacamata untuk menyembunyikan matanya yang memerah. Dia akan memulai langkah baru, dan yang pertama adalah dia harus meninggalkan neraka yang selama ini menyelimutinya.
Masuk ke dalam taksi Hana meminta sang supir jalan. Namun, tak langsung ke tempat tujuan, karena dia ingin melakukan sesuatu terlebih dahulu. Yakni mengeprint semua percakapan mesra antara Heri dan Mayang, juga foto saat mereka ada dalam satu kamar. Sebagai bukti bahwa pria itu telah berhubungan di belakangnya.
Hana memegang lembaran kertas bertinta itu dengan gemetar. Rasanya dia masih tidak percaya, jika pria yang selama ini dia cinta memberikan luka yang begitu dalam dan membekas.
"Nyonya, Anda baik-baik saja?" tanya seorang pelayan fotocopy saat melihat Hana terisak. Dia tahu bahwa Hana sedang mengalami hari yang sangat buruk.
Wanita itu menggeleng, tapi cairan bening lagi-lagi mengalir dari balik kacamata hitamnya. Membuat wanita di hadapannya merasa iba.
*
*
*
Hana sudah sampai di rumah. Dia langsung naik ke atas dan tak ingin bertemu dengan siapapun. Namun, ternyata langkahnya tercegah oleh Mayang yang masih ada di sana.
"Kami ingin makan siang, kalau urusan Kakak sudah selesai tolong cepat masak ya," ucapnya tak tahu diri. Hana menatap Mayang dengan jijik, andai dia tidak bisa menahan diri mungkin dia sudah menjambak rambut panjang wanita itu.
"Kamu tidak punya tangan sampai harus menyuruh orang lain?" balas Hana menohok dan membuat secercah senyum di bibir Mayang sirna seketika.
"Apa? Kakak sedang menghinaku?"
Hana maju satu langkah, kali ini dia tidak akan segan lagi untuk mengeluarkan kata-kata pedas. Apalagi di depan seekor ulat bulu seperti Mayang.
"Oh iya aku lupa, ulat memang tidak punya tangan dan suka mengganggu tanaman," cetusnya lagi menyindir. Mayang yang tak terima langsung menggeram.
"Apa maksudmu?" cetus Mayang dengan mata yang menungkik.
"Katanya pintar, artikan saja sendiri, kenapa repot-repot bertanya. Kalau lapar ya makan, kalau gatal itu digaruk bukan cari pelampiasan!" balas Hana tak kenal takut. Mayang seperti melihat sosok yang berbeda 180 derajat.
Merasa kesal Mayang mengambil tindakan saat Hana melangkah melewatinya, dia ingin meraih bahu Hana, tapi pergerakannya lebih dulu ditangkap. Hana mencengkeram pergelangan tangan Mayang, lalu mendorongnya keras hingga wanita itu jatuh ke lantai dan mengaduh.
"Aw! Apa kamu sudah gila?"
"Seharusnya. Seharusnya aku gila dari dulu karena tekanan di tempat menyeramkan ini. Tapi bersyukur aku masih sedikit waras, jadi jangan playing fictim!" cetus Hana, keadaan menekannya seperti orang jahat. Namun, bukankah sebenarnya dia korban?
Mayang terbungkam, sementara Hana langsung melanjutkan langkahnya. Dia tidak akan melakukan apapun sampai Heri datang.
"Kenapa dia? Apakah dia kerasukan setan?!" cibir Mayang seraya bangkit. Merasa lapar, akhirnya dia memesan makanan saja secara online. Masak? Tentu dia tidak bisa, karena sejak kecil dia selalu dimanjakan oleh Mamah Saras dan tak boleh berkutat di dapur.
*
*
*
Heri mendapat aduan jika Hana bersikap aneh, bahkan tak keluar untuk makan malam. Jadi dia memutuskan untuk segera pulang, ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi pada istrinya.
Heri langsung turun dari mobil dan disambut oleh Mayang. Wanita itu bersikap manja layaknya seorang istri pada umumnya, karena merasa tak ada siapapun yang melihat padahal Hana ada di atas sana. Dia menyaksikan itu semua, tepat di depan mata.
"Ternyata aku tidak perlu mengumpulkan bukti sebanyak ini. Aku sudah mendapatkannya," ucap Hana sambil menutup gorden dengan kasar.
Heri melangkahkan kakinya lebar dan tak begitu menghiraukan Mayang. Saat tiba di kamar ternyata pintu dikunci, jadi dia mengetuknya perlahan.
"Han, aku pulang," serunya sambil menempelkan telinga ke daun pintu. Namun, tepat pada saat itu pintu langsung terbuka lebar, menampilkan Hana yang tersenyum getir.
"Kamu sudah makan, Han?" tanya Heri sambil mengerutkan dahi melihat lembaran kertas di tangan Hana.
Hana langsung mengangguk.
"Sudah, aku sudah makan banyak. Memakan semua kebohonganmu!" jawabnya dengan lugas yang membuat Heri membelalakan matanya.
"Apa maksud ucapanmu, Han, aku sama sekali tidak mengerti," ujar Heri berlagak bodoh. Padahal saat ini orang yang dia sembunyikan pun ada di rumah.
Tanpa banyak kata Hana melemparkan semua kertas yang ada di tangannya hingga menghambur ke udara dan satu persatu jatuh ke lantai.
"Kamu lihat sendiri. Karena seharusnya aku yang minta kejelasan, bukan kamu!" cetus Hana dengan mata yang kembali berkaca-kaca. Otaknya memberi instruksi agar dia tidak perlu menangis, tapi hatinya meringis sakit.
Heri melihat riwayat chattingnya dengan Mayang yang sudah diprint oleh Hana. Jujur saja dia sangat terkejut, karena tak butuh waktu lama firasat Hana bekerja dengan baik.
"Hana, aku punya alasan. Jadi jangan langsung berpikir buruk tentang apa yang kamu lihat," ujar Heri seraya menyentuh pergelangan tangan Hana, tetapi wanita itu langsung menepisnya.
"Tidak perlu menceramahiku, Her, selama ini aku selalu berprasangka baik. Tapi apa yang aku dapat, hanya kekecewaan, itu yang aku dapat. Jadi, aku minta padamu ceraikan aku sekarang juga!" pungkas Hana yang membuat Heri merasakan ledakan di dadanya.
Dia langsung berlutut di hadapan istrinya.
"Han, jangan memberiku pilihan yang sulit. Aku tidak bisa, aku tidak bisa berpisah denganmu," ucap Heri dengan mimik serius. Akan tetapi sumpah demi apapun, Hana tidak akan lagi luluh dengan kata-kata manis itu. Selama ini dia terlalu mudah untuk menelannya.
"Jangan pilih antara aku dan dia. Karena aku bukan pilihan!" tegas Hana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Niͷg_Nσͷg
Tidak ada kesempatan kedua buat laki2 penghianat!! karena sekali dia berselingkuhh, selamanya akan dia ulangi lagi. karena selingkuhhh itu bukan penyakit, bukan pura karakter tapi selingkuhh itu pilihan..Dari awal heri sudah memilih untuk selingkuhh dan menghianati janji suci yang pernah dia ikrarkan. dan nyatanya saat dia di dorong sama mamahnya buat menikahi mayang, langsung heri iya kan..padahal jelas2 dia sudah beristri. jangan pernah ucapkan alasan kamu menikahi mayang..her? karena tak ada alasan buat penghianat speertimu. karena kamu laki2 lemahh imron dan cuma jadi kacunggg buat mamahmu, sekarang lihat saja kedepannya...siapa yang akan merugi karena sudah jadi Anak berbakti.
Baguss han? trrnyata kamu lebih pintar dan sat set...tidak perlu nangis2 dan memohon pada laki2 bringsikkk macam heri, langsung Main strategy dan dengan cepat mengetahui kebusukann heri. Langsung otw angkat koper dan sembuhin luka hatimu , dengan jadi wanita karier yang sukses han? jangan sampai kehilangan suami mokondo, membuatmu terpuruk. bangkit dan buktikan kamu bisa tanpa Heri..🔥🔥
2025-03-22
8
Ma Em
Bravo Hana kamu hebat langsung ambil tindakan tdk perlu pikir2 lagi tinggalkan suami yg sdh selingkuh bahkan sdh menikahi wanita jalang pelakor apa yg diharapkan Hana, suami tdk setia mertua selalu julid dan selalu menghina, semangat Hana kamu pasti dapat pengganti yg jauh lebih baik dari Heri .
2025-03-22
1
Uba Muhammad Al-varo
good job Hana, apa yang kamu lakukan itu udah membuktikan kamu itu wanita kuat,tidak gampang ditindas dan bisa berdiri sendiri, cepat tinggal kan Heri,mertua yang satu galak, yang laki ganjen, rumah bagaikan neraka, cepat pergi Hana 💪💪💪
2025-03-22
1