Bab 13. Bak Disambar Petir

Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Hana segera pergi dari apotek tanpa melihat ke sisi kanan dan kirinya. Sementara Dananta Elgar, yang kini lebih sering disapa Elgar—terus mematung di tempatnya berdiri, memperhatikan Hana yang perlahan menjauh, bahkan menghilang dari pandangan matanya.

"Sepertinya Hana tidak mengenaliku sama sekali," gumam Elgar, terbukti dari dua pertemuan mereka, Hana tak pernah menyapanya.

Sementara Hana kembali masuk ke dalam mobil, karena Heri pasti sudah menunggunya di rumah untuk membawa kendaraan ini ke perusahaan. Sambil menyetir, Hana membuka ponsel untuk melihat apakah disela-sela dia tidak ada, Heri berusaha menghubungi selingkuhannya atau tidak.

Namun, Hana tidak menemukan pesan dari wanita yang mencurigakan. Karena dia hanya melihat ada Mayang di riwayat chatting, itupun membahas Mamah Saras yang sedang sakit.

Jadi, Hana tidak berpikir macam-macam tentang keduanya.

"Apakah dia memiliki ponsel lain untuk menghubungi wanita itu?" gumam Hana mulai menerka-nerka. Karena biasanya pria yang berselingkuh memiliki ponsel lebih dari satu, supaya tidak terlalu mencurigakan.

Sepertinya dia harus menggali informasi tentang suaminya lebih dalam. Dia yakin Heri menyembunyikan rahasia besar.

Karena banyak sekali yang dia pikirkan, tak terasa perjalanannya sudah habis dan telah tiba di depan rumah. Hana segera memarkirkan mobil dan keluar dari sana.

Saat masuk ke dalam rumah, dia melihat Papah Aris sudah pulang. Pria paruh baya itu segera menghampirinya untuk meminta obat yang dibeli.

"Mana obatnya, Han?" tanya Papah Aris, Hana langsung menyerahkannya, dan tepat pada saat itu dia merasakan sebuah sapuan di punggung tangannya membuat dia sedikit membola dan langsung menarik tangannya cepat. "Maaf merepotkanmu ya, Han, seharusnya Mamah telepon Papah semalam. Papah tidak mungkin jadi menginap." lanjutnya mengalihkan pikiran Hana.

"Nggak masalah, Pah, kan Mamah juga ibu aku. Ya udah aku siapin airnya yah," balas Hana ingin segera menghindar. Sementara Papah Aris menarik sudut bibirnya ke atas, lalu melenggang masuk ke kamarnya. Saat itu Heri juga ada di sana untuk menjaga sang ibu.

...

Saat suaminya sudah berangkat kerja. Tak lama kemudian sebuah mobil kembali terparkir di halaman. Mayang turun dari sana, beberapa menit yang lalu dia sudah setengah perjalanan menuju perusahaan, tapi dia malah mendapat kabar kalau ibu angkat sekaligus mertuanya itu sakit. Jadi dia segera datang kemari dan mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.

Mayang berjalan dengan tergesa. Hari ini dia sudah izin untuk tidak masuk, karena ingin cari muka dan melihat bagaimana keseharian Hana di rumah. Tepat, saat itu mereka berpapasan. Hana terlihat rapih dengan setelan kemeja putih dan rok span, seperti seseorang yang hendak melamar kerja.

"Kakak mau kemana? Mamah sakit kok malah pergi?" tanya Mayang yang membuat perhatian Hana langsung teralihkan. Wanita itu menyelesaikan anak tangga terakhir dan menatap Mayang dengan lekat. Dari dulu mereka berdua memang tidak pernah dekat, padahal Hana sudah menganggap Mayang seperti adiknya sendiri, tapi sepertinya Mayang melihatnya seperti saingan.

"Aku ada panggilan kerja. Lagi pula sudah ada Papah yang menjaga Mamah, jadi rasanya sah-sah saja kalau aku pergi," jawab Hana dengan lugas. Hal tersebut membuat Mayang merasa tersaingi, Hana kembali bekerja otomatis wanita itu juga punya karir dan uang. Apakah dengan begitu Mamah Saras juga akan sayang pada wanita itu?

"Tetap saja tidak etis! Bahkan aku rela izin untuk tidak masuk kerja hanya karena ingin menemani Mamah. Eh yang di rumah malah pergi seenaknya," cibir Mayang seraya melenggang ke arah dapur. Dia meletakkan parsel buah yang sedari tadi dia jinjing, mencuci dan menghidangkannya di piring.

Dia tidak mau kalah, karena baginya Hana adalah musuh terbesarnya dalam mendapat perhatian dari Heri dan Mamah Saras. Kalau saja dia bisa memerintah Heri sesuka hati, mungkin dia sudah meminta pria itu untuk menceraikan Hana. Supaya dia menjadi satu-satunya.

"Kenapa masih di sini? Apakah kata-kataku menyinggungmu, Kak?" tanya Mayang melihat Hana yang masih berdiri di tempat yang sama. Namun, wanita itu malah mendapat respon yang tak terduga. Hana terkekeh kecil.

"Tidak mungkinlah. Aku sedang memesan taksi online, bukankah aku harus menunggu sampai taksinya datang?" jawab Hana dengan tatapan meledek. Mayang mengatupkan bibirnya, tak ingin moodnya berantakan dia kembali melangkah ke arah kamar Mamah Saras.

....

Hana bersyukur karena lamaran kerjanya di-acc dengan cepat. Sehingga dia diminta datang hari ini. Dengan dandanan seperti pelamar pada umumnya, dia mendatangi perusahaan yang ingin mengadakan wawancara kerja dengannya.

Saat dia datang, dia langsung disambut dengan ramah dan diarahkan ke ruangan yang sama dengan pelamar lain. Dia merasa cukup degdegan karena setelah sekian lama, akhirnya mendapati situasi seperti ini lagi.

"Kamu harus percaya diri, Han, supaya hasilnya bagus!" gumamnya menyemangati dirinya sendiri. Lalu melihat-lihat seisi gedung yang begitu mewah karena memiliki 25 lantai. Andai dia berhasil bekerja di sana, sepertinya dia akan naik lift setiap hari.

Duduk di antara pelamar lain, akhirnya tak berapa lama kemudian nama Hana dipanggil.

"Hana Rahmania."

Wanita itu langsung mengangkat tangan. Dan dipersilahkan masuk ke ruang HRD. Jantung Hana kembali berdegup dengan kencang, tetapi dengan tekad yang kuat akhirnya dia berhasil menyelesaikan wawancara tersebut dengan baik. Namun, entah dengan hasilnya, Hana bisa berdoa dan pasrah.

Karena sudah merasa plong Hana langsung memainkan ponsel untuk kembali memesan taksi atau sekedar mengecek riwayat pesan dan panggilan suaminya. Namun, masih belum ada yang berubah. Hingga tiba-tiba dia tertarik pada satu nama. Sebab sejak pagi nama itu terus bertukar pesan dengan Heri.

"Apa yang mereka bicarakan sebenarnya? Sikap Mayang kan tidak begitu baik padaku, apakah jangan-jangan mereka membicarakan aku di belakang?" gumam Hana penasaran.

Akhirnya sambil menunggu taksi yang dipesannya datang. Hana membuka riwayat chatting antara Heri dan Mayang.

Duar!

Bak disambar petir di siang bolong, jantung Hana langsung terjun bebas, hanya dalam hitungan detik, Hana dibuat terbelalak lebar, saat mendapati pesan mesra di antara keduanya. Seperti bukan hubungan antara adik dan kakak. Bahkan Heri sudah berjanji pada Mayang, bahwa minggu ini dia akan membawa wanita itu pergi berlibur dengan kata 'Honeymoon'

Tidak mungkin! Rasanya Hana ingin berteriak seperti itu. Namun, fakta jelas-jelas di depan matanya. Dia tidak menyangka, kalau duri dalam pernikahannya adalah sosok yang begitu dekat dengannya. Yaitu Mayang, adik iparnya sendiri.

"Mereka mengkhianatiku?" lirih Hana dengan bola matanya yang berkaca-kaca. Siap menumpahkan cairan bening yang kini seolah tak ada artinya.

Tak ingin semua orang tahu apa yang sedang menimpa dirinya, Hana langsung berlari untuk mencari toilet. Setidaknya biarkan dia hilang dari kenyataan yang ada.

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

Dari semua rasa sakit..di khianati orang terdekat terutama suami sendiri, orang yang seharusnya jadi rumah ternyaman, sandaran hati dan raga di kala lelah ternyata malah dia lah yang menoreh luka begitu dalam. bukan hanya rasa sakit yang dia berikan tapi juga rasa trauma, janji suci yang di ucapkan di khianati dan mahligai rumah tangga di hancurkan karena orang ketiga...hemm jangan pernah menangisi laki2 mokondo bin Sasimo han? terlalu mahal air matamu buat menangisi heri. tegakkan kepalamu dan tatap kedepan..kamu cantik dan kamu punya skill. jangan pernah takut kehilangan, dengan daya dalam dirimu, kembali bersinarlah dan buktikan pada mereka yang menyakitimu kalau kamu bisa mengenggam dunia.

sepertinya hana di terima kerja di tempat Elgar deh? 🤭 yaa siapa tahu nanti hana jadi asisten pribadinya Elgar 🤭 hayoo han? balas rasa sakitmu dengan prestasi bukan sensasiii 🔥🔥

2025-03-22

4

juhaina R💫💫

juhaina R💫💫

sungguh jahat takdir pdamu y Han, tapi dibalik semua ini ini yg terbaik.
km wanita karir hebat jdi jgn mau terpuruk dgn keadaan km bisa maju dan sukses tanpa mereka.
kebebasan ada didepan mata masa depan yg cerah terpampang jelas didepan

semangtt SDH cukup semua nya.

2025-03-22

2

Ma Em

Ma Em

Alhamdulillah akhirnya Hana tau kebohongan Heri dgn Mayang yg sabar Hana kalau emang sdh tau Heri selingkuh lebih baik tinggalkan Heri apalagi skrg Hana sdh kerja carilah kebahagiaanmu Hana sdh punya mertua judes , suami selingkuh apalagi yg diharapkan.

2025-03-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!