Bab 3. Bertemu Seseorang

Setelah kepergian suaminya, Hana lantas masuk kembali ke dalam rumah untuk menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Namun, tak berapa lama tiba-tiba ibu mertuanya datang. Mamah Saras melipat kedua tangannya di depan dada lalu berkata.

"Nanti siang teman-teman arisan Mamah mau datang. Beli kue sana!" Menyuruh tapi dengan nada angkuh.

Sontak saja Hana langsung mengalihkan pandangan. Dia mengelap tangannya yang basah di sisi daster, karena dia baru saja selesai mencuci piring bekas mereka sarapan.

"Di tempat biasa kan, Mah?" tanya Hana dengan hati-hati. Karena biasanya Mamah Saras suka membentaknya.

"Iya, memangnya di mana lagi? Kamu kan sudah tahu toko kue langganan Mamah." Baru saja bergumam dalam hati, Hana sudah kena semprot. "Jangan lupa buahnya juga sekalian. Pilih yang masih segar."

"Baik, Mah. Nanti aku belikan, aku lanjutkan pekerjaanku dulu ya," balas Hana tanpa ikut meninggikan suaranya.

"Hem ..." Hanya suara itu yang keluar dari mulut Mamah Saras, lalu kembali meninggalkan menantunya itu.

Setelah semuanya beres, Hana langsung membersihkan tubuhnya. Dia sedikit berdandan dengan menggunakan bedak dan lipstik, agar tidak terlalu pucat.

Hana keluar dari kamar sambil memesan taksi online. Tak lupa dia juga menghampiri ibu mertuanya lebih dulu, untuk meminta uang.

Karena harga kue yang biasa dibeli oleh Mamah Saras harganya cukup mahal. Maklum ibu mertuanya adalah kaum sosialita.

Jadi dia tidak akan mungkin menyuguhkan makanan murah. Semuanya harus serba mewah. Bisa turun harga dirinya andai kalah dengan yang lain.

"Mah," panggil Hana pada Mamah Saras yang sedang menonton TV.

"Hem ..."

Lagi-lagi hanya itu sahutan yang Hana dapatkan.

"Eum, Mamah butuh berapa macam kue?" tanyanya, berharap sang ibu mertua mengerti tanpa harus dia meminta.

Mamah Saras nampak berpikir sesaat.

"Ya, beli saja lima. Masing-masing dua bungkus ya, soalnya teman-teman Mamah itu kan banyak."

"Baik, Mah."

Hana lantas menunggu Mamah Saras memberikan dia uang. Namun, sampai beberapa menit berlalu, ibu mertuanya itu tetap diam.

Hingga tiba-tiba Mamah Saras melirik sinis. "Kenapa masih di sini?"

"Mah, kue itu kan cukup mahal. Tidak mungkin kan pakai uangku semua," jawab Hana dengan menundukkan kepala. "Boleh tidak kalau separuhnya pakai uang Mamah?"

Mendengar itu tentu saja Mamah Saras langsung memelototkan matanya. Bahkan dia bangkit dari duduk dan siap memaki Hana yang dipikirnya pelit dan kikir.

"Kamu ini jadi menantu pelit sekali. Pakai uang yang ada di ATM-mu, kan kamu yang pegang semua uang Heri!" bentaknya.

"Tapi Mamah kan juga dikasih," lirih Hana.

"Astaga, jadi kamu mau hitung-hitungan dengan orang yang sudah melahirkan suamimu? Apa kamu tidak tahu semua uang yang Heri berikan tidak bisa membayar rasa sakitku saat melahirkannya, menyusuinya dan juga membesarkannya. Oh iya, kamu seperti ini karena kamu tidak punya anak, makanya pikiranmu tidak sampai ke sana!" cerocos Mamah Saras dengan makian yang selalu mematahkan hati Hana.

Hana menelan ludahnya susah payah, seharusnya dia sudah tahu harus apa. Kenapa dia masih saja mengikuti kerealistisan otaknya?

"Iya, Mah, iya, aku minta maaf. Kalau begitu biar aku yang beli dan pakai uangku," jawab Hana mengalah, dari pada berujung pertengkaran. Yang ada Mamah Saras akan mengadu pada suaminya.

"Nah, begitu dong. Jadi menantu itu setidaknya yang bisa diandalkan. Sudah tidak bekerja, mau-maunya menguasai harta suami!"

Telinga Hana terasa begitu panas jika terus berada di sini, jadi dia cepat-cepat untuk kabur.

"Ya sudah, kalau begitu Hana pamit, taksinya sudah menunggu di depan."

Hana mencoba meraih tangan Mamah Saras, lalu menyaliminya. Karena walau bagaimanapun, dia ingin menjadi menantu yang baik. Karena dia yakin, apa yang dia lakukan akan dibalas oleh Tuhan. Semua ada catatannya.

Wanita cantik itu lantas berjalan keluar rumah. Sementara Mamah Saras hanya menatap dengan senyum sinis.

"Pura-pura kuat saja terus. Aku pastikan suatu saat Heri menendangmu dari rumah ini!"

*

*

*

Setelah menghabiskan waktu setengah jam lebih di perjalanan akhirnya Hana sampai di toko kue langganan ibu mertuanya.

Dia memilih lima macam kue dan membelinya masing-masing dua. Seperti yang diminta oleh Mamah Saras.

Tak berlama-lama Hana langsung melangkah ke arah kasir dengan membawa barang belanjaannya.

"Ada tambahan, Nyonya?" tanya sang kasir sambil tersenyum ramah.

"Itu saja, Mbak," jawab Hana sambil mengeluarkan kartu ATM.

"Baik, totalnya jadi 2.150.000. Dan karena Nyonya membeli 10 kue sekaligus, Nyonya mendapatkan satu kotak mini cake gratis ya," kata kasir, mengambilkan satu cake dan memasukkannya ke barang belanjaan Hana.

Hana pun menanggapinya dengan senyum dan anggukan kepala. Tidak apa-apa lah uang belanjanya jadi berkurang, semoga saja dengan begitu rezeki suaminya jadi bertambah semakin banyak.

"Terima kasih, Mbak," ucap Hana saat menerima paper bag.

"Sama-sama, Nyonya, jangan lupa datang lagi."

Hana segera berjalan keluar, tetapi seseorang yang sedang sibuk dengan ponselnya tak sengaja menyenggol bahu Hana dan membuat wanita itu terhuyung. Beruntung dia langsung dipegangi dan kuenya tidak sampai jatuh ke lantai.

"Astaga, maaf—" Setelah menegakan tubuh dia langsung melepaskan genggaman tangannya, dan begitu melihat wajah Hana dengan seksama, dia merasa tidak asing. "Hana ...." Lirihnya yang membuat wanita itu segera mengangkat pandangan. Meski suara itu kecil, tapi Hana masih mampu mendengarnya jelas.

"Maaf, kamu siapa? Kenapa bisa mengenalku?" tanya Hana dengan wajah kebingungan.

Satu yang pria itu sadari, kalau Hana tidak mengenalinya. Alhasil dia pun langsung menggeleng pelan.

"Oh aku sepertinya salah orang. Tapi kebetulan sekali ya, namamu juga Hana," katanya dengan cepat. Hana menautkan kedua alisnya, merasa aneh dengan pria yang ada di depannya. Namun, tak ingin banyak berpikir dan membuang waktu, akhirnya wanita itu langsung mengiyakan saja.

"Kalau begitu saya duluan, permisi," ujar Hana. Dia segera membungkukkan badan dan berlalu pergi. Begitu juga dengan pria itu yang melanjutkan langkah untuk membeli kue kesukaan ibunya, tetapi beberapa kali dia menoleh ke belakang dan melihat Hana yang semakin jauh dari pandangan.

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

wehhh jangan2 tuh laki2 mantan yang dulu hilang atau malah pisah sebelum duduk di pelaminan 🤭 atau malah tuh laki mencintai hana dalam diam 😂 mungkin setelah sekian lama tak jumpa, dan banyak perubahan pada keduanya, makanya mereka sama2 lupa..apalagi kehidupan hana sekarang sangat tertekan.

hemm..sebenarnya heri menikahi hana buat dia jadikan istri apa pembantuu sihh..kenapa jadi suami bener2 tak bisa di andalkan, lihat saja..kesabaran manusia ada batasnya, kalau sudah kehilangan hana pasti nangis darah. apalagi emaknya heri, emang sengaja menbuat hana tidak betah, makanya terus menekan hana.

2025-03-17

9

Dien Elvina

Dien Elvina

aku kalo gak lagi puasa pengen memaki mama seres yg gak tau diri ..udah di kasih mantu spek bidadari msh aja ngelunjak .🤪😠

2025-03-17

1

Ratu Anu👑

Ratu Anu👑

Jangan lupa vote dan subscribenya gaes, ini hari Senin 🤘😌

2025-03-17

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Separuh Hidup
2 Bab 2. Tidak Ingin Merusak Surganya
3 Bab 3. Bertemu Seseorang
4 Bab 4. Dibanding-bandingkan
5 Bab 5. Cemas
6 Bab 6. Firasat
7 Bab 7. Rahasia
8 Bab 8. Sekali-kali Melawan
9 Bab 9. Menyambut Kepulangan Suami
10 Bab 10. Rencana Kembali Bekerja
11 Bab 11. Mencari Tahu
12 Bab 12. Titik Terang
13 Bab 13. Bak Disambar Petir
14 Bab 14. Bukan Pilihan
15 Bab 15. Talak
16 Bab 16. Langkah Baru
17 Bab 17. Dinyatakan Hamil
18 Bab 18. Diterima Kerja
19 Bab 19. Menantu Yang Diharapkan?
20 Bab 20. Sengaja
21 Bab 21. Mengadu
22 Bab 22. Fokus Takdir Masing-masing
23 Bab 23. Kebetulan Lagi?
24 Bab 24. Ngidam
25 Bab 25. Aku Suka Baunya
26 Bab 26. Malu-malu
27 Bab 27. Makin Muak
28 Bab 28. Membuat Kue
29 Bab 29. Menjadi Pahlawan
30 Bab 30. Merasakan Ketulusan
31 Bab 31. Tak Ingin Disalahkan
32 Bab 32. Jatuh Cinta Yang Merepotkan
33 Bab 33. Keputusan Sulit
34 Bab 34. Berdebat
35 Bab 35. Hal Kecil
36 Bab 36. Kehamilan Mayang
37 Bab 37. Pakai Taktik
38 Bab 38. Dikenalkan Dengan Bangga
39 Bab 39. Bukan Mesin Anak
40 Bab 40. Bukan Harapan Palsu
41 Bab 41. Lebih Mementingkan Hana
42 Bab 42. Seperti Paparazi
43 Bab 43. Undangan Reuni
44 Bab 44. Niat Memanas-manasi
45 Bab 45. Reuni
46 Bab 46. Dia Cinta Pertamaku
47 Bab 47. Kenangan Masa Lalu
48 Bab 48. Kamu Hanya Singgahan
49 49. Kebenaran Menemui Jalannya
50 Bab 50. Tidak Ada Bedanya
51 Bab 51. Fakta Mengejutkan
52 Bab 52. Minta Tanggung Jawab Siapa?
53 Bab 53. Memetik Apa Yang Ditanam
54 Bab 54. Aku Hanya Sedang Jujur
55 Bab 55. Ngidam Pizza
56 Bab 56. Melahirkan
57 Bab 57. Delfin Kennardo
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1. Separuh Hidup
2
Bab 2. Tidak Ingin Merusak Surganya
3
Bab 3. Bertemu Seseorang
4
Bab 4. Dibanding-bandingkan
5
Bab 5. Cemas
6
Bab 6. Firasat
7
Bab 7. Rahasia
8
Bab 8. Sekali-kali Melawan
9
Bab 9. Menyambut Kepulangan Suami
10
Bab 10. Rencana Kembali Bekerja
11
Bab 11. Mencari Tahu
12
Bab 12. Titik Terang
13
Bab 13. Bak Disambar Petir
14
Bab 14. Bukan Pilihan
15
Bab 15. Talak
16
Bab 16. Langkah Baru
17
Bab 17. Dinyatakan Hamil
18
Bab 18. Diterima Kerja
19
Bab 19. Menantu Yang Diharapkan?
20
Bab 20. Sengaja
21
Bab 21. Mengadu
22
Bab 22. Fokus Takdir Masing-masing
23
Bab 23. Kebetulan Lagi?
24
Bab 24. Ngidam
25
Bab 25. Aku Suka Baunya
26
Bab 26. Malu-malu
27
Bab 27. Makin Muak
28
Bab 28. Membuat Kue
29
Bab 29. Menjadi Pahlawan
30
Bab 30. Merasakan Ketulusan
31
Bab 31. Tak Ingin Disalahkan
32
Bab 32. Jatuh Cinta Yang Merepotkan
33
Bab 33. Keputusan Sulit
34
Bab 34. Berdebat
35
Bab 35. Hal Kecil
36
Bab 36. Kehamilan Mayang
37
Bab 37. Pakai Taktik
38
Bab 38. Dikenalkan Dengan Bangga
39
Bab 39. Bukan Mesin Anak
40
Bab 40. Bukan Harapan Palsu
41
Bab 41. Lebih Mementingkan Hana
42
Bab 42. Seperti Paparazi
43
Bab 43. Undangan Reuni
44
Bab 44. Niat Memanas-manasi
45
Bab 45. Reuni
46
Bab 46. Dia Cinta Pertamaku
47
Bab 47. Kenangan Masa Lalu
48
Bab 48. Kamu Hanya Singgahan
49
49. Kebenaran Menemui Jalannya
50
Bab 50. Tidak Ada Bedanya
51
Bab 51. Fakta Mengejutkan
52
Bab 52. Minta Tanggung Jawab Siapa?
53
Bab 53. Memetik Apa Yang Ditanam
54
Bab 54. Aku Hanya Sedang Jujur
55
Bab 55. Ngidam Pizza
56
Bab 56. Melahirkan
57
Bab 57. Delfin Kennardo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!