Bab 5. Cemas

Sebelum pulang ke rumah Heri benar-benar menjemput Mayang di tempat kerjanya. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pangan.

Begitu sampai ternyata Mayang sudah menunggunya di lobi utama. Hingga dengan cepat gadis cantik itu masuk ke dalam mobil Heri.

"Terima kasih sudah menjemputku, Kak. Oh iya kita langsung ke restaurannya saja ya. Aku sudah reservasi untuk dua orang," ucap Mayang sambil tersenyum manis.

Dia nampak tidak segan pada Heri, karena sebenarnya dia juga menyukai kakak angkatnya itu. Sayang, Heri malah menikahi wanita seperti Hana, wanita menyusahkan!

Jadi pada saat Mamah Saras menawarinya untuk menjadi istri kedua Heri, Mayang langsung menyetujuinya. Sebab yang pasti dia akan lebih disayang dan diutamakan.

"Baiklah. Oh iya, kamu bete menungguku ya?" balas Heri sambil memperhatikan Mayang yang sedang memakai seat belt, tak dipungkiri Mayang juga cantik. Namun, karena Mayang tumbuh bersamanya, dia selalu menganggap gadis itu sebagai adik kecilnya.

"Tidak, aku kan tahu kalau jalanan pasti macet."

Heri mengangguk-angguk. Jam pulang kerja adalah waktu paling produktif bagi kendaraan, jadi paling tidak para pengendara harus menyiapkan kesabaran.

"Kalau begitu kita berangkat sekarang. Aku juga sudah lapar."

Akhirnya Heri kembali membawa kendaraan roda empat miliknya untuk membelah jalan raya. Mereka berdua menikmati perjalanan ditemani senja di ibu kota layaknya sepasang kekasih.

Bahkan Heri melupakan Hana yang terus menunggu kabarnya di rumah.

Di saat hati sang istri dilanda kecemasan. Kini Heri justru terus tertawa dan menikmati makan malam dengan Mayang. Dia pikir sang ibu benar-benar mengatakan bahwa dia lembur di kerjaan. Nyatanya Mamah Saras ingin mengadu domba, supaya Heri dan Hana bertengkar karena salah paham.

"Heri kemana sih? Kenapa sampai jam segini dia belum pulang? Dia juga tidak mengirim pesan apapun padaku. Membuatku khawatir saja," gumam Hana sambil menggenggam ponselnya.

Sedari tadi dia sudah berusaha untuk menghubungi sang suami, tetapi tak sedikitpun balasan. Karena Heri mensilent ponselnya.

Akhirnya Hana keluar dari kamar, dia mondar-mandir di depan pintu utama menunggu kepulangan suaminya.

Dia terus melirik jam dinding, dan waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Kecemasan melanda karena tak ada kabar apapun, bahkan saat menelpon nomor kantor dijelaskan bahwa Heri sudah pulang.

"Kamu ini sedang apa sih? Kurang kerjaan yah?" sentak Mamah Saras tiba-tiba mengejutkan Hana.

"Aku menunggu Heri, Mah, dia belum pulang juga," jawab wanita itu, terus memandangi jendela yang sengaja dia geser gordennya. Agar saat Heri datang, dia bisa melihatnya.

"Halah, Heri kan sudah besar. Paling juga dia lembur. Untuk apa kamu berlebihan seperti itu?" cetus Mamah Saras, seolah dia tidak pernah berada di posisi Hana, yakni seorang istri yang mencemaskan suaminya.

"Dia tidak menghubungiku. Tentu saja aku merasa khawatir," lirih Hana lalu berjalan ke arah jendela, dia mengintip lagi.

"Sudah, jangan terlalu mengekang suamimu. Sebentar lagi juga dia pulang!"

Benar saja, di luar sana terdengar suara deru mobil, hati gundah Hana langsung luruh, hingga dengan segera dia membuka pintu, dan menghampiri Heri yang terlihat sumringah.

"Her, kamu habis ke mana? Kenapa tidak menghubungiku?" tanya Hana dengan sisa kecemasan. Dia menelisik anggota tubuh suaminya, dan dia melihat bahwa Heri baik-baik saja.

"Aku lembur, Han. Banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan hari ini," jawab Heri bohong sesuai dengan instruksi ibunya. Hana ingin percaya, tetapi melihat wajah Heri yang berseri, rasanya membuat dia jadi memikirkan hal lain.

"Tapi kenapa kamu tidak menghubungiku? Dari tadi aku menunggumu dengan cemas," ulang Hana, karena Heri belum menjawabnya.

"Aku lupa menaruh ponselku di mana, Hana. Aku lelah, jadi jangan mencecarku dengan banyak pertanyaan apalagi marah-marah," balas Heri menghindar.

Lantas Heri melewati Hana yang berdiri di depannya. Dia bukan malas untuk ditanya-tanya, dia hanya takut salah bicara dan membuat wanita itu jadi curiga. Sementara Hana hanya bisa mematung di tempat. Dia bingung kenapa Heri malah berkata demikian, sama sekali tak menenangkan.

Sementara di sisi lain Mamah Saras menarik sudut bibirnya melihat pemandangan itu.

****

Setelah malam itu sikap Heri bertambah semakin berubah. Begitu juga cacian dan hinaan dari ibu mertuanya, tidak ada hentinya berdengung di telinga Hana.

Hingga akhirnya wanita itu kembali berpikir untuk pisah rumah. Dia berniat untuk membicarakan itu semua dengan Heri setelah sang suami pulang bekerja.

Tepat saat Heri selesai mandi, Hana langsung mendekati pria itu. Dia duduk di sisi ranjang dan menatap Heri yang menunjukkan wajah yang selalu sumringah, entah karena apa.

"Her, aku ingin bicara empat mata," ujar Hana membuka obrolan. Senyum Heri langsung menghilang seketika, dia menoleh dan menatap Hana dengan alis yang bertaut.

"Ada apa? Kamu tidak tahu yah kalau aku ini seharian pusing mencari uang. Apa kamu tidak berpikir memberiku waktu istirahat?" balas Heri dengan nada dingin.

"Aku hanya ingin bicara, dan kamu hanya perlu mendengarkan, Her. Semua itu tidak mengeluarkan tenaga."

Hana tak habis pikir, dari hari ke hari Heri malah bertambah semakin aneh.

"Ya sudah bicaralah!" ketus Heri sambil mengibaskan rambutnya menggunakan handuk kecil. Dia berlaku acuh tak acuh.

"Aku ingin kita pisah rumah dengan Mamah," kata Hana memberanikan diri. Dan hal tersebut tentu membuat Heri langsung menghentikan gerakan tangannya, dia memicing tajam ke arah istrinya itu.

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

Sepertinya heri akan menolak ajakan hana buat pindah rumah, karena saat ini yang ada di otak heri bukan tentang hana saja . tapi sudah terisi dengan si uler keket...hana...hana...daripada kamu mengajak heri pindah rumah, lebih baik kamu mengajukan permintaan buat kerja lagi saja? kamu akan di hargai dan di hormati, kalau punya penghasilan sendiri han? lagian daripada kamu diam di rumah, dengerin radio rusak lebih baik cari kesibukan. dengan begitu kamu bisa mendapatkan suasana baru, tidak melulu tentang Alat dapur dan alat pel.

Suami macam heri tidak bisa di pertahankan 😏 anak emak...suami macam apa dia? bukannya menjaga perasaan istrinya, malah menyakiti hati istrinya. kalau tak mampu memberikan kebahagiaan, minimal jangan kasih racunn 😤

2025-03-18

6

Uba Muhammad Al-varo

Uba Muhammad Al-varo

Heri.....kamu sekarang boleh senang karena Mayang disisi,tapi lihatlah beberapa waktu kedepannya kamu akan mendapatkan penderitaan karena kamu telah menyakiti Hana,jadi nggak sabar menunggu penderitaan Heri dan si nyonya Saras yang bermulut pedas menyesal dan menderita.

2025-03-18

0

Dien Elvina

Dien Elvina

si Heri udah di butakan Mayang ..gak ada lagi yg namanya cinta buat Hana ..semakin hari perilaku nya semakin menyebalkan ..
kasian Hana di perlakukan buruk oleh dua manusia yg gak tau diri 😫

2025-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Separuh Hidup
2 Bab 2. Tidak Ingin Merusak Surganya
3 Bab 3. Bertemu Seseorang
4 Bab 4. Dibanding-bandingkan
5 Bab 5. Cemas
6 Bab 6. Firasat
7 Bab 7. Rahasia
8 Bab 8. Sekali-kali Melawan
9 Bab 9. Menyambut Kepulangan Suami
10 Bab 10. Rencana Kembali Bekerja
11 Bab 11. Mencari Tahu
12 Bab 12. Titik Terang
13 Bab 13. Bak Disambar Petir
14 Bab 14. Bukan Pilihan
15 Bab 15. Talak
16 Bab 16. Langkah Baru
17 Bab 17. Dinyatakan Hamil
18 Bab 18. Diterima Kerja
19 Bab 19. Menantu Yang Diharapkan?
20 Bab 20. Sengaja
21 Bab 21. Mengadu
22 Bab 22. Fokus Takdir Masing-masing
23 Bab 23. Kebetulan Lagi?
24 Bab 24. Ngidam
25 Bab 25. Aku Suka Baunya
26 Bab 26. Malu-malu
27 Bab 27. Makin Muak
28 Bab 28. Membuat Kue
29 Bab 29. Menjadi Pahlawan
30 Bab 30. Merasakan Ketulusan
31 Bab 31. Tak Ingin Disalahkan
32 Bab 32. Jatuh Cinta Yang Merepotkan
33 Bab 33. Keputusan Sulit
34 Bab 34. Berdebat
35 Bab 35. Hal Kecil
36 Bab 36. Kehamilan Mayang
37 Bab 37. Pakai Taktik
38 Bab 38. Dikenalkan Dengan Bangga
39 Bab 39. Bukan Mesin Anak
40 Bab 40. Bukan Harapan Palsu
41 Bab 41. Lebih Mementingkan Hana
42 Bab 42. Seperti Paparazi
43 Bab 43. Undangan Reuni
44 Bab 44. Niat Memanas-manasi
45 Bab 45. Reuni
46 Bab 46. Dia Cinta Pertamaku
47 Bab 47. Kenangan Masa Lalu
48 Bab 48. Kamu Hanya Singgahan
49 49. Kebenaran Menemui Jalannya
50 Bab 50. Tidak Ada Bedanya
51 Bab 51. Fakta Mengejutkan
52 Bab 52. Minta Tanggung Jawab Siapa?
53 Bab 53. Memetik Apa Yang Ditanam
54 Bab 54. Aku Hanya Sedang Jujur
55 Bab 55. Ngidam Pizza
56 Bab 56. Melahirkan
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1. Separuh Hidup
2
Bab 2. Tidak Ingin Merusak Surganya
3
Bab 3. Bertemu Seseorang
4
Bab 4. Dibanding-bandingkan
5
Bab 5. Cemas
6
Bab 6. Firasat
7
Bab 7. Rahasia
8
Bab 8. Sekali-kali Melawan
9
Bab 9. Menyambut Kepulangan Suami
10
Bab 10. Rencana Kembali Bekerja
11
Bab 11. Mencari Tahu
12
Bab 12. Titik Terang
13
Bab 13. Bak Disambar Petir
14
Bab 14. Bukan Pilihan
15
Bab 15. Talak
16
Bab 16. Langkah Baru
17
Bab 17. Dinyatakan Hamil
18
Bab 18. Diterima Kerja
19
Bab 19. Menantu Yang Diharapkan?
20
Bab 20. Sengaja
21
Bab 21. Mengadu
22
Bab 22. Fokus Takdir Masing-masing
23
Bab 23. Kebetulan Lagi?
24
Bab 24. Ngidam
25
Bab 25. Aku Suka Baunya
26
Bab 26. Malu-malu
27
Bab 27. Makin Muak
28
Bab 28. Membuat Kue
29
Bab 29. Menjadi Pahlawan
30
Bab 30. Merasakan Ketulusan
31
Bab 31. Tak Ingin Disalahkan
32
Bab 32. Jatuh Cinta Yang Merepotkan
33
Bab 33. Keputusan Sulit
34
Bab 34. Berdebat
35
Bab 35. Hal Kecil
36
Bab 36. Kehamilan Mayang
37
Bab 37. Pakai Taktik
38
Bab 38. Dikenalkan Dengan Bangga
39
Bab 39. Bukan Mesin Anak
40
Bab 40. Bukan Harapan Palsu
41
Bab 41. Lebih Mementingkan Hana
42
Bab 42. Seperti Paparazi
43
Bab 43. Undangan Reuni
44
Bab 44. Niat Memanas-manasi
45
Bab 45. Reuni
46
Bab 46. Dia Cinta Pertamaku
47
Bab 47. Kenangan Masa Lalu
48
Bab 48. Kamu Hanya Singgahan
49
49. Kebenaran Menemui Jalannya
50
Bab 50. Tidak Ada Bedanya
51
Bab 51. Fakta Mengejutkan
52
Bab 52. Minta Tanggung Jawab Siapa?
53
Bab 53. Memetik Apa Yang Ditanam
54
Bab 54. Aku Hanya Sedang Jujur
55
Bab 55. Ngidam Pizza
56
Bab 56. Melahirkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!