Bab 15. Talak

Heri masih menyayangkan pernikahan mereka, untuk itu dia tidak ingin bercerai dari Hana. Namun, keputusan wanita itu sudah bulat dan tak bisa diganggu gugat. Sudah cukup dia menjadi wanita bodoh yang bisa diperlakukan semena-mena, sekarang dia tidak ingin lagi ada di posisi itu. Terlalu menyakitkan!

"Han, tolong jangan seperti ini, aku melakukannya karena Mamah ingin aku punya anak," ujar Heri memohon, dia kembali berusaha untuk meraih tangan istrinya, tapi Hana justru semakin jijik dan benci, apalagi dengan alasan yang baru saja Heri lontarkan.

Dia benar-benar tak habis pikir, bagaimana seorang ibu yang notabenenya juga seorang istri malah menyuruh anak laki-lakinya berselingkuh sampai harus menghasilkan anak. Keluarga ini benar-benar gila.

"Memangnya ini pernikahan kita atau pernikahan Mamah, Her! Seharusnya kamu tidak boleh mengambil keputusan berdasarkan apa kata Mamah saja. Aku—aku yang istrimu, bukan Mamah!" pekik Hana dengan emosi yang kian meluap. Karena ternyata dari awal sampai sekarang, Heri tak pernah mengutamakan dia. "Apalagi kamu sampai main gila dengan adikmu sendiri. Gila, kalian gila!" Sambungnya sambil terisak.

"Tapi aku dan Mayang sudah menikah, Han, aku tidak berselingkuh dengannya," ujar Heri, entah apa yang ada di dalam otaknya, karena dia sama sekali tak ingin disalahkan dalam perdebatan ini.

Hana sampai merasa gemas sendiri, logikanya berjalan hingga mempertanyakan kenapa dia bisa menikah dengan Heri? Padahal dia jelas tahu, Mamah Saras tidak menyukainya dan rumah tangga mereka akan terjal. Ditambah Heri tidak ada di pihaknya, sungguh saat itu Hana benar-benar sendirian.

"Kalau begitu kamu akan lebih mudah untuk melepaskanku, Her. Silahkan buat anak yang banyak sampai ibumu puas! Karena yang ada di pikirannya belum punya anak itu aib, tapi menikah lagi secara diam-diam itu bagus. Di sini memang aku yang salah, aku salah pilih suami!" pungkas Hana seraya membalik badan untuk mengambil semua barang-barangnya yang sudah dikemas dalam satu koper. Tepat hari ini dia akan meninggalkan rumah.

Heri berusaha mengejar dan kembali memohon. Sementara Mamah Saras yang mendapat aduan dari Mayang tentang perdebatan keduanya, akhirnya naik ke atas dengan dibantu oleh suaminya. Sedari tadi dia mengoceh dengan menggebu-gebu.

"Han, jangan pergi dulu. Ayo kita selesaikan semuanya," tahan Heri yang membuat langkah Hana tak leluasa. Hana meronta-ronta, tapi tenaga Heri terasa lebih kuat, hingga keduanya mendengar sebuah seruan.

"Lepaskan, Heri! Biarkan, biar dia pergi dari rumah ini. Selama ini kita sudah terlalu memanjakan dia sampai dia melunjak! Toh dia tidak menghasilkan apa-apa, dia hanya wanita mandul. Jadi tidak akan mungkin ada pria yang mau menerimanya!" Mamah Saras ada di ujung tangga bersama Papah Aris dan Mayang. Papah Aris sudah berusaha untuk menahan istrinya, tapi karena tak terima Heri disalahkan Mamah Saras akan maju paling depan untuk membela putra satu-satunya itu.

Jantung Hana seperti diremat saat mendengar kalimat hinaan itu. Namun, dia yang tadinya hanya bisa diam, kini menatap Mamah Saras dengan berani, bahkan mengangkat dagunya tinggi.

"Perlakuan manja mana yang Anda maksud, Nyonya Saras? Apakah selama lima tahun aku di sini aku diperlakukan seperti ratu? Tidak 'kan? Bahkan dengan bodohnya, jika aku diperintah untuk menjilat kakimu, aku akan melakukannya! Jadi jangan berlagak kalian ini malaikat yang mengangkat diriku dari neraka!" papar Hana dengan merubah panggilan Mamah Saras, menegaskan kepada wanita paruh baya itu bahwa dia bukan lagi Hana yang mudah ditindas. "Lagi pula tidak ada keterangan yang mengatakan kalau aku mandul. Dan aku hanya melakukannya dengan putramu. Kalau Anda pintar, Anda bisa menilainya sendiri." Lanjut Hana kembali memberikan penjelasan yang menohok.

Mamah Saras sampai mengepalkan tangannya kuat karena merasa terhina. Begitu juga dengan Mayang, dia tak habis pikir kenapa Hana berani berkata seperti itu.

"Ceraikan dia sekarang juga, Heri, dia yang memintanya jadi jangan menunda-nundanya!" seru wanita paruh baya itu dengan lantang. Semua orang terperangah, terlebih Heri yang masih berusaha memperbaiki hubungannya dengan Hana.

"Tapi, Mah ...." Heri menatap ke arah Hana yang masih berurai air mata. Dia kembali memohon dengan sorot mata itu, supaya Hana mau mengalah dan meminta maaf pada ibunya. Namun, Hana hanya bisa bergeming menunggu kalimat talak itu keluar dari mulut suaminya.

"Mah, lebih baik kita istirahat lagi, Mamah terlalu banyak buang-buang tenaga," ujar Papah Aris berusaha menengahi. Akan tetapi wanita paruh baya itu kembali berteriak.

"Sekarang, Heri!!!"

Heri yang terpojokkan akhirnya tak memiliki pilihan lain. Apalagi selama ini dia hidup dalam kuasa ibunya, jadi apapun tentangnya serba diatur oleh Mamah Saras. Padahal sebagai seorang pria, apalagi seorang suami dia harus punya pendirian.

Lidah Heri terasa kelu dan tenggorokannya tercekat. Dia seperti sulit sekali mengucapkannya, sementara Mayang merasa sangat gemas.

"Kalau begitu pada detik ini, aku—Heri Hermawan telah menjatuhkan talak kepadamu, Hana Rahmania, jadi mulai saat ini —kamu—bukan istriku lagi," ucap Heri dengan terbata-bata. Namun, jelas bahwa kalimat itu mengesahkan perpisahan mereka.

Jantung Hana terenyuh, dunianya runtuh dalam sekejap. Ternyata hubungan yang begitu lama terjalin tak menjamin bahwa seseorang akan setia.

Wajah Mamah Saras terlihat sangat puas, karena akhirnya sang anak melepaskan istrinya.

"Ingat ini, karena kamu yang meminta untuk diceraikan. Maka tidak ada harta gono-gini!" tegas Mamah Saras sampai hati mengurusi hal seperti itu.

Hana tersenyum getir. Apakah mertuanya berpikir bahwa dia adalah orang yang serakah? Sungguh itu salah besar, Hana tidak ada niat sedikitpun untuk meminta harta pada Heri. Setelah ini dia masih bisa hidup di atas kakinya sendiri.

Detik selanjutnya Hana langsung menyeret kopernya untuk segera pergi dari sana. Namun, sebelum menuruni anak tangga, dia menghentikan langkah.

"Perlu Anda ingat juga, Nyonya, kelak jika ada seseorang yang menerimaku apa adanya, maka dia adalah pria yang baik, dan yang terpenting bukan pria yang terlahir dari rahimmu!" cetusnya yang membuat Mamah Saras memelototkan matanya. Dia ingin sekali menghajar Hana, tapi tangannya ditahan, karena mengingat kondisi Mamah Saras yang sedang sakit.

"Jangan diladeni, Mah, semakin Mamah meladeninya, dia akan semakin menjadi-jadi," ujar Mayang sambil mengusap-usap lengan ibunya.

"Pergi! Pergi kamu dari rumahku wanita sundal!" pekik Mamah Saras melayangkan cibiran. Sementara Hana menarik sudut bibirnya ke atas.

'Kita buktikan siapa yang sundal!' gumamnya sambil terus berjalan. Karena saking banyaknya pikiran, wanita itu tidak sadar jika saat ini dia sudah terlambat haid selama 2 bulan. Mungkinkah dia pergi dengan membawa benih?

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg

Niͷg_Nσͷg

Dalam rumah tangga hidup dengan cinta saja tidak cukup kan han? sebelum menikah pria akan berkata bahwa kamulah satu2nya, tapi begitu menikah, pria akan melupakanmu dan pria akan menuruti ibunya. Dan benar kan? selama ini kamu hanya di anggap pembantu di rumah keluarga suamimu dan kamu di kucilkan tanpa menganggap kalau kamu ada. dan mulai sekarang jangan pernah managisi perpisahanmu dengan heri..tegakkan kepala dan tataplah kedepan, kamu berhak bahagia dan mendapatkan pria yang tulus menerimamu apa adanya, tanpa pernah bertanya siapa dirimu dan dari mana kamu berasal .

lihat saja bu? siapa yang sebenernya mantuu sundallmuu, anda akan melihhat sendiri secara langsung, jika mayang yang selama ini anda sayang dan puja2 tak ubahnya ulatt bulu, dia yang akan menghancurkan keluarga anda.

2025-03-23

8

Rina

Rina

Walau kamu hamil jangan pernah kamu kembali lagi sama Heri , kamu pasti kuat dan sanggup menghidupi kamu dan anak kamu sendiri dan percayalah suatu saat nanti kamu pasti bertemu dengan jodoh mu yang terbaik dan boarkan keluarga dan mantan suami mu menerima balasan dari Tuhan 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

2025-03-23

1

Uba Muhammad Al-varo

Uba Muhammad Al-varo

good jobs Hana apa yang kamu lakukan setelah Heri menalakmu terus maju kedepan jangan melihat lagi kebelakang keluarga Heri yang toxic, yakinlah ada seseorang yang akan tulus mencintai dan meratukan dirimu, buktikan ke Heri,kamu bisa bangkit dan sukses walaupun sekarang kamu sedang hamil.

2025-03-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!