Apa ? pintunya tidak di kunci. Apa yang dipikirkan hadis bodoh ini.
Nelan langsung membuka pintu dengan kasar di kegelapan Nelan mencari kenop lampu dan langsung menyalakannya. Saat ruangan sudah tersinari oleh lampu ruangan Richa yang ternyata teetidur di sofa jadi terjaga karena silaunya cahaya lampu.
Entah berapa lama gadis itu tertidur disana, dengan langkah cepat Nelan mendekati Richa yang masih belum sepenuhnya sadar, Richa mengucek-ucek matanya.
PRAK!!
Sebuah konci mobil terbanting di atas meja yang mengeluarkan suara yang cukup nyaring karena dijatuhkan dengan kasar, Richa yang terkejut seketika mendongak, di tatapnya wajah mengerikan Nelan yang sedanga menatapnya, tatapannya itu bahkan lebih mengerikan dari sebelum-sebelumnya, seakan ingin menerkam dirinya.
" Apa kau sudah kehilangan akal mu hah !", Bentakannya menggelegar di seisi ruang tamu, Richa yang tak paham hanya membeku seraya menunggu laki-laki itu meneruskan kata-katanya.
" Apa yang kau lakukan, apa kau ingin tiada ? kenapa kau tidak menyalakan lampu nya ?", tanya Nelan dengan nada yang membentak.
" A-aku ketiduran, dan lupa menghidupkan lampunya ", Ucap Richa, kedua mata Nelan bisa menangkap ketakutan di raut wajah istrinya tersebut.
" Lupa kau bilang, kau juga mau bilang lupa mengunci pintunya ",
" Apa ?", Richa terkejut dengan apa yang di dengarnya, " jadi sejak tadi pintu nya tidak di kunci ?",
" Berhentilah sok polos di hadapanku ", Serunya dengan nada lebih tinggi dari sebelumnya.
" Tapi aku beneran gak tau kalo pintunya gak di kunci, karena sejak kau keluar aku tidak pernah membukanya lagi ", Penjelasan Richa membuat mata Nelan melebar, apa maksudnya dia tidak keluar dari rumah sama sekali sejak pagi.
" Lalu apa kau lakukan seharian ini ?",
" Cukup ", Richa balik balas membentak Nelan karena sudah tidak tahan mendengar suara lantang laki-laki itu bicara padanya, " jangan membentakku, aku tidak tuli, aku bisa mendengarmu dengan jelas, apa kesalahan ku hah !", Air mata sudah mulai menggenangi pipinya.
" Kau sungguh tidak tau apa kesalahanmu ",
" Iya, aku tidak tau, yang ku tau kesalahanku adalah setuju menikah denganmu, laki-laki berhati dingin sepertimu ", Ucapan Richa penuh penekanan, " kenapa kau menyalahkan ku, baiklah aku akui sikap papi ku sangat kasar pada keluargamu, tapi itu mereka lakukan kerena rasa kecewanya pada pihak kalian, sejak awal saudaramu itu lah yang lebih dulu mengatakan setuju...", Sebelum selesai Richa bicara Nelan sudah memotongnya.
" Tapi kau juga mengatakan setuju ",
" Itu karena aku tidak punya pilihan, aku harus setuju walau aku tidak menginginkannya. Kau sangat mencintai ibumu kan ? begitu pun diriku, aku juga sangat mencintainya sehingga aku tidak sanggup melihatnya terluka karena diriku. Seharian ini aku tersiksa di tempat ini, aku tidak tau harus melakukan apa, kau melarangku menyentuh barang milikmu, rumah ini adalah milikmu karena itu aku tidak bisa melakukan apa pun atau menyentuh apa pun ", akhirnya Richa meluapakan semua isi kepalanya.
Apa dia sejak pagi tidak beranjak dari tempat ini ?
Nelan melihat koper milik Richa masih berada di tempat yang sama dari tadi pagi. Richa menyatukan kedua tangan nya lalu mengangkatnya sejajar dengan dadanya.
" Aku tau kau membenciku dan keluargaku, aku minta maaf tentang hal itu, tapi belum terlambat bagi kita untuk mengtakan semuanya pada keluargamu dan juga keluargaku, kita jelaskan saja pada mereka kalau kita tidak menginginkan pernikahan ini, aku yakin mereka akan mendengarkan kita, tolong jangan sakiti keluargaku aku mohon padamu ", Richa memohon di iringi isak tangisnya yang begitu pilu.
Nelan terdiam sejenak, otak cerdasnya memikirkan sesuatu, sebelum akhirnya dia menguarakan gagasannya.
" Kita tidak bisa melakukannya ", Richa menatap bingung pada Nelan, dengan tatapan tajamnya Nelan mulai merendahkan nada bicararanya, " Semuanya sudah terlanjur terjadi, setelah kekacauan sebelumnya jika kita mengatakan tentang perpisahan akan timbul lagi kekacauan yang lebih besar ", jelas Nelan. Namun Richa masih belum mengerti ucapan Nelan.
" Lalu kau mau apa ?", tanya Richa ragu. Namun dia sudah sedikit merasa tenang karena Nelan tidak bicara dengan nada tinggi walau masih tetap dingin.
" Bertahanlah selama 1 tahun, setelah setahun kita akan berpisah ", Entah apa yang dipikirkan nya sampai mengusulkan hal konyol itu menurut Richa.
" Apa ?",
" Apa kau tuli, aku bilang tetap lah seperti ini selama setahun, saat keadaan sudah membaik kita akan berpisah saat itu ",
" Tapi kenapa harus selama itu ", Dari kalimat yang Richa lontarkan tersirat jelas kalau dia sangat tidak ingin bersama dengan laki-laki itu selama itu.
Setahun dia bilang, seharipun rasanya gue gak sudi hidup sama lo, lo itu mirip monster, skopat berdarah dingin.
" Kenapa ? apa kau pikir aku ingin tinggal denganmu, dalam waktu setahun kita akan punya banyak alasan untuk berpisah, jadi keluargamu dan keluargaku tidak akan menghancurkan hubungan bisnisnya ", Jelas Nelan. Richa hanya bisa membeku mendengarkan suaminya itu.
Entah apa yang membuat laki-laki itu sedikit melunak, Richa yang merasa kepalanya sangat pusing dan pandangannya pun mulai berkunang-kunang, sebelum sempat tangannya menyentuh keningnya Richa sudah jatuh pingsan di atas sofa.
Nelan yang basih berdiri di hadapannya dengan replek meloncat kearahnya, Nelan berjongkok dan mulai menyentuh lengan Richa.
" Hei, kamu kenapa.. ?", Nelan berusaha membuat Richa sadar namun gadis itu sudah benar-benar kehilangan kesadarannya. Nelan mengangkat tubuh mungil Richa dan membawanya ke dalam kamar, dibaringkannya istrinya itu di atas tempat tidur.
Ada apa dengannya, kenapa dia bisa tiba-tiba pingsan, apa dia sakit ?
Nelan menyentuh dahi Richa namun tidak terasa panas, membuat Nelan sangat bingung. Dia berpikir apa dia harus membawa nya kerumah sakit, cukup lama ia berusaha membuat Richa sadar namun tak berhasil, akhirnya Nelan menghubungi dokter kenalannya dan memintanya untuk segera datang ke apartemennya.
Dalam kepanikan pikiran Nelan mulai berpikiran negatif, dia bahkan takut kalau Richa sampai tiada.
Tak lama kemuadian dokter pun tiba, dengan cepat Nelan berlari membukakan pintu. Matanya menangkap sosok wanita cantik yang sebaya dengan Naila, karena dokter itu adalah sahabat baik Naila.
" Lo udah nyampe Mel ", Tanya Nelan pada wanita itu.
" Apa yang tetjadi ? siapa yang sakit ?", tanya Meli pada adik sahabatnya itu.
" Istriku ", jawabnya parau, Nelan pun mempersilahkan Meli masuk dan menuntunnya mejlnuju kamar dimana Richa berada saat ini. Setibanya di kamar Meli melihat Richa yang tak sadarkan diri dengan cepat ia memeriksa kondisinya.
Nelan yang memperhatikan Meli melakukan permeriksaan sedikit merasa cemas, karena wanita itu terlihat sangat serius.
" Apa yang terjadi padanya Nel ?",
" Aku tidak tau, tiba-tiba saja dia jatuh pingsan, kenapa kau tanyakan padaku kau kan dokter nya bukan aku ", Meli menatap Nelan tajam, dengan tatapan curiga.
" Apa ? apa kondisinya seburuk itu ?", Lanjut Nelan.
" Entahlah, kita akan tau jika kita membawanya kerumah sakit dan melakukan pemeriksaan ", jelas Meli.
" Pemeriksaan apa maksudmu ",
Meli menjelaskan pada Nelan, paktor utama kenapa Richa bisa jatuh pingsan, Meli mengatakan Richa memiliki kekebalan tubuh yang lemah, dan saat ini dia mengalami dihidrasi karena stres dan juga Meli mengatakan Richa saat ini kelaparan dan kekurangan cairan di dalam tububnya.
" Apa kau sedang bertengkar dengannya ?", pertanyaan Meli membuat Nelan sedikit terkejut.
Lu dokter kan bukan peramal.
" Apa maksudmu, tentu saja tidak ", jawab Nelan terlihat menghindari tatapan Meli.
" Baiklah, kalau bukan itu sebabnya aku bisa tenang ",
" Apa maksudmu ?", Nelan masih tetap tidak mengerti maksud dari Meli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
sartika51332165
lanjut.
2020-10-24
0
Kaila Shari
Sumpah tega amat sih.
2020-10-23
0
B€༄͜͡●⃝🐢ᴿⱽ᭄᭄sᷝqᷮuͤaͬd🆔™
sehari gj mkn gk minum, ya pingsan lah..
2020-10-18
1