Richa tidak akan pernah melupakan peristiwa semalam, dimana untuk pertama kalinya dirinya di oerlakukan dengan kasar oleh pria yang masih cukup asing baginya, dirinya yang selama ini selalu di limpahi hasih sayang dan cinta dalam waktu singkat kehidupannya berubah drastis 180 drajat, wajah ceria Richa seketika berubah menjadi murung dirinya sungguh tak berdaya karena sudah terjerat dalam hubungan yang mengerikan dengan laki-laki yang baru di temuainya beberapa kali itu.
Akhirnya Richa tiba di apartemen yang akan menjadi tempat tinggalnya mulai saat ini. Richa masuk dengan rasa takut kedalam rumah mengekori suami barunya itu.
BUGK!!
Richa menabrak tubuh kekar Nelan yang tiba-tiba berhenti tanpa aba-aba, Richa yang sedari tadi terus menunduk mebuatnya tak menyadri hal itu.
" Gunakan matamu saat berjalan, apa itu terpasang di wajahmu untuk hiasan saja ", celetuk Nelan dengan nada yang super dingin.
" Maaf, matanya aku gunakan untuk melihat bukan untuk berjalan ", itulah Richa sangat jujur saat bicara sangat sulit baginya untuk tidak membantah jika menurutnya dirinya tidak salah. Sedangkan Nelan yang mendengar balasan Richa semakin memabarakan amarahnya, tatapannya sungguh mengerikan.
Tanpa berkata lagi Nelan membalik tubuhnya dan kembali melangkah masuk kedalam rumah. Richa mengangkat wajahnya dan mulai menyusuri seluruh ruangan dengan bola mata indahnya, seketika dahinya mengerut saat melihat hanya ada satu kamar yang tersedia di gedung besar itu.
Apartemen sebesar ini kenapa hanya ada satu kamarnya ?
Richa mematung di ruang tamu di sela-sela sofa, dia tak berani duduk atau pun bicara, sedangkan Nelan sudah masuk kedalam kamar. Hanya beberpa menit kemudian Nelan keluar dari dalam kamar.
" Apa yang kau lakukan disini ?", entah sejak kapan Nelan sudah berdiri di belakangnya, dengan gerakan replek Richa berbalik, matanya langsung menangkap tatapan dingin laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu.
" Bedirilah disana sepuasmu, jika itu membantumu merasa nyaman ", Richa tak merespon atau pun berusaha membalas kata-kata Nelan, bayangan mengerikan semalam masih menghantui ingatan Richa sehingga tubuhnya masih sedikit bergtar melihat suaminya tersebut.
Saat Nelan hampir melangkah pergi tiba-tiba langkahnya terhenti, ia berbalik menatap Richa yang saat ini sudah menundukkan kepalanya.
" Oh ya, aku ucapkan selamat datang di kehidupan barumu, aku harap kau akan betah tinggal disini bersama ku sayang ", Ucap Nelan dengan senyum sinis, Richa yakin laki-laki itu pasti sedang merencanakan sesuatu untuk membuat hidupnya lebih buruk lagi, " akan ada sebuah kejuatan yang luar bisa menangi hari-harimu ",
" Aku tidak tertarik dengan kejutan apa pun yang berasal darimu ", jawab Richa dengan suara bergetar karena menahan tangis nya.
" Benarkah, aku yakin kau akan menyukainya jadi persiapkan dirimu dengan baik ", tangakas Nelan dengan nada yang super dingin.
" Jangan pikir aku takut padamu, walau bagai mana pun aku tidak merasa bersalah, jadi akj tidak perlu merasa takut atau ter'ancam oleh mu ", Richa berusaha terlihat tidak terintimidasi oleh suaminya itu.
" Baru pertama kali aku melihat seorang gadis begitu berani padaku ",
" Itu artinya aku gadis pemberani, tidak seperti gadis-gadis yang sering kau temui diluar sana ", Berhentilah bicara Richa apa kau ingin mebuatnya gila lagi, batin Richa, tapi tetap saja dia tidak bisa mengontrol emosinya.
" Bicaralah sesukamu, yang jelas mimpi burukmu akan segera di mulai sayang ", Nelan melangkah mendekati Richa, sontak Richa melangkah mundur tanpa ia sadari ada sisi sofa di belakangnya, Richa tergelincir jatuh keatas sofa.
Aaaahh.
Walau Nelan sebenarnya bisa saja membantunya agar tidak terjatuh tapi laki-laki berhati dingin itu hanya menikmati pemandangan yang ada di hadapannya saat itu. Nelan langsung keluar dari sana setelah puas menyiksa istri barunya itu.
Setelah kepergian Nelan, Richa cukup lama mematung di sofa, dia bingung harus berbuat apa, laki-laki itu dengan tegas melarangnya menyentuh barang miliknya, sedangkam seisi rumah itu adalah milik Nelan.
Richa menatap koper miliknya yang berada di sudut sofa, " sekarang apa ? aku harus meletakkan barang-barang ku dimana ?", Richa membaringkan tubuhnya di sofa.
--------
Nelan dan kedua rekannya sedang menjalankan tugas di luar, Nelan terlihat kesal sejak pagi, sering kali Arga dan Dion di buat kesal olehnya, karena pertanyaan kedua orang itu sangat sering di abaikan olehnya.
" Bos, aku rasa sebaiknya kita minum dulu sebelum pulang ", ujar Arga, waktu memang sudah menunjukkan pukul 8 malam, seharusnya mereka sudah pulang sejak 3 jam yang lalu tapi keadaan tidak mengijinkan mereka beristirahat lebih awal.
Karena merasa malas untuk kembali kerumah Nelan pun mengiakan ajakan Arga dan Dion. Walau dia ada disana tapi seakan pikirannya berada di tempat lain.
" Ada apa denganmu, putus ?", tanya Dion yang mulai tak nyaman dengan kediaman sahabat sekaligus rekan kerjanya itu.
" Brengsek lo ", Nelan melempar sahabatnya itu dengan cemilan yang ada di hadapannya tepat di wajah Dion.
" Trus kenapa bos ?", timpal Arga.
" Apa lo iri karena sudara kembarmu sudah menikah sedangkan kau belum ", Tanya Dion asal, Dion dan Arga memang belum tau kalau Nelan sudah menikah, mereka sempat hadir ke pesta kemarin, tapi karena ada panggilan memdadak dari tugas mengharuskan mereka pergi sebelum acara sempat di mulai.
" Kau bercanda, aku tidak perlu iri tentang hal itu ",
" Jadi ada malah apa lagi selain yang dua itu ", tanya Dion semakin kepo.
" Malas gue membicarakannya ", Dion dan Arga mengernyit tak paham, kedua orang itu hanya menggeleng pelan, Nelan hanya memutar gelas minumannya.
2 wanita menghampiri meja yang mereka tempati untuk bersantai, melihat kedua wanita itu saja sudah membuat Nelan malas. Belum sempat wanita itu bicara Nelan sudah berdiri ingin pergi dari bekas nya berpijak saat itu.
" Mau kemana bos ?", tanya Dion dan Arga.
" Aku akan pulang, aku merasa sangat muak ", kalimat yang diucappan nya membuat kedua pria itu sangat bingung, mereka berpikir Nelan seperti bukan dirinya yang biasanya.
Mereka pun mengikuti sahabatnya itu keluar dari dalam kafe tersebut. Arga dan Dion coba menghentikan nya namun tak berhasil Nelan kekeh ingin pulang dan terpaksa mereka pun membiarkanya pergi walau sebenarnya mereka tau Nelan agak mabuk, karena sejak tadi dia terus saja minum tanpa terkontrol.
-----------
Mobil milik Nelan akhirnya tiba di depan apartemen, Nelan keluar dari dalam mobilnya dengan pandangan sedikit berkunang-kunang karena sedikit mabuk.
Kenapa rumah ini begitu gelap.
Nelan melihat dari luar di dalam rumah begitu gelap seakan tak ada penghuni di dalamnya, Nelan merogoh kantung celana nya berusaha mencari kunci, tapi ia tak menemukannya. Dia berpikir apa dia lupa membawanya, Nelan memutar pedal pintu tanpa sedar dan tiba-tiba pintu pun terbuka.
Apa ? pintunya tidak di kunci. Apa yang dipikirkan hadis bodoh ini.
Nelan langsung membuka pintu dengan kasar di kegelapan Nelan mencari kenop lampu dan langsung menyalakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
EXE Shirou
oh nice
2020-11-02
1
sartika51332165
like
2020-10-24
0
Kaila Shari
lanjut thor
2020-10-23
0