Setelah beberapa hari Cyka kembali dari rumah sakit keadaan nya pun benar-benar sudah pulih total, hari ini mereka sedang sibuk beberes mempersiapkan segala sesuatu yang akan mereka bawa karena besok mereka akan berangkat ke indonesia.
Di kamar Richa.
Dia masih duduk malas di atas tempat tidurnya, koper yang tergeletak di atas ranjang nya masih belum diisi dengan satu barang pun, masih ada keraguan di hatinya tentang perjodohan itu, apa dia benar-benar harus melakukannya apa keputusan nya ini sudah benar, pertanyaan itu terus terulang-ulang di pikirannya persis rambut kusut yang tak mampu ia luruskan.
Cklek
Cyka membuka sebagian pintu kamar putri nya itu, yang seketika Richa terkejut melihat mami nya sedang berdiri menatanya di balik pintu kamarnya.
" Mami.. ", Cyka mendekati sang putri dan duduk di sudut tempat tidur seraya menatap lekat wajah sayu Richa yang sudah menunduk.
" Kamu gak pa pa sayang ?", Cyka mengelus lembut wajah putrinya, Richa menatap wajah maminya dengan menunjukkan senyum tipis dan menganggukkan kepala nya pelan.
" Nak, mami akan tanya sekali lagi, ini untuk yang terakhir kalinya, kau yakin setuju untuk menikah ?", pertanyaan yang sama seperti kemarin malam, sejak kembali dari rumaj sakit ini sudah jadi kali ke 3 Cyka menanyakan hal itu pada Richa.
" Mi.. ",
" Dengar mami sayang, mami ingin anak mami bahagia, kamu adalah satu-satu nya putri mami, papi, mami Riyan, kita semua ingin yang terbaik utukmu sayang ", Ujar Cyka menekankan kata-katanya, Richa adalah salah satu harta berharga baginya, putrinya itu pernah menjadi penyelamat hidup nya, jadi dia ingin membuat putri satu-satunya itu bisa hidup bahagia dan mendapatkan laki-laki yang bisa menjaga dan melindunginya dengan baik.
" Siapa pun yang akan menjadi suami mu, harapan mami cuma satu nak, laki-laki itu bisa menjaga dirimu dengan baik seperti kita dengan begitu mami baru bisa tenang melepasmu sayang ", Kalimat yang sama seperti yang di ucap kan papi nya. " Jadi kalau kamu tidak bahagia dengan rencana ini kau bisa menolak nya sayang, mami akan menjelaskan semuanya pada keluarga dokter cantik ", Richa melingkarkan kedua tangannya di pinggang mami nya.
" Richa akan bahagia mi, Richa janji akan selalu bahagia, jadi mami gak perlu khawatir lagi ", Richa menahan tangisnya walau sudah banyak air bening yang mengenang di bola matanya dengan sekali kedipan saja air itu akan tersapu oleh kelopak matanya. " Dokter cantik orang yang baik, setiap ketemu Richa selalu merasa nyaman di dekatnya ", Keduanya saling meyakinkan satu sama lain, Cyka meyakinkan putrinya dengan keputusannya dan Richa meyakinkan mami nya bahwa dia akan selalu bahagia.
Setelah saling yakin tidak ada unsur keterpaksaan, Cyka mulai membantu putrinya memasukkan beberapa pakain Richa kedalam koper kecil yang entah sejak kapan sudah terletak di atas tempat tidur.
--------
Pukul 3 pagi Richa dan kedua orang tuanya tiba di jakarta, di bandara sudah ada Zion menanti kedatangan mereka. Richa yang melihat Zion dari kejauhan sudah antusias melambaikan tangannya dengan mempercepat langkah nya mendekati laki-laki paporit nya itu.
" Papa.. ", Richa sudah memeluk laki-laki paruh baya itu. Risky dan Cyka hanya menggeleng-geleng heran, entah apa daya tarik sahabat sekaligus adik ipar nya itu sehingga Richa begitu mengaguminya secak ia kecil dulu.
" Segitu senang nya ketemu papa Zion ?", Tanya Risky sedikit dengan nada meledek putri nya itu.
" Iya dong, Richa merindukan papa ", Richa merangkul lengan Zion dengan menyandarkan kepalanya pada lengan laki-laki itu.
" Umur udah setua itu masih aja kekanakan ", celetuk Risky, yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari sang putri.
" Trus apa kamu juga akan begitu bahkan di hadapan mertua dan suami mu nanti ?",
" Tentu dong pi, kenapa Richa harus berubah, kalo mereka bener-bener suka Richa maka pasti mereka gak masalah dong sama Richa yang apa adanya ini ", Balas Richa sedikit nyolot, karena kesal mendengar penuturan Risky, Dia berpikir kenapa harus ada perubahan sikap jika ingin menikah dan hidup bersama orang lain.
" Oke, kita pulang sekarang, lanjutin berdebat nya di rumah aja ", Lerai Cyka menghentikan debat akbar antara anak dan suaminya itu.
" Iya, kalian pasti lelah kan ? mending istirahat dulu, isi ulang tenaganya untuk perdebatan di hari esok ", Ujar Zion yang langsung mengajak mereka pulang, Richa tak berniat melepaskan tangannya dari lengan paman nya itu, mereka berjalan sambil bergandengan tangan, Risky yang merasa iri pada sahabatnya itu akhirnya menggandeng tangan istrinya, ibu dari dua anak itu hanya bisa tertawa ringan melihat tingkah manja suami nya itu.
---------
Mobil di lajukan oleh supir pribadi, yang dulunya bekerja di keluarga Risky, setelah pindah ke luar negeri supir itu bekerja di rumah Zion. Mobil melaju menuju rumah mereka dulu yang sampai saat ini masih tetap ada dan tak di jual, pelayan nya dulu masih merawat rumah itu bersama suami dan anak-anak nya, sesuai permintaan Cyka.
Setibanya di depan rumah, Richa yang ada di tengah-tengan antara mami dan papinya sudah tertidur lelap, wajar saja karena di pesawat Richa hanya bisa tidur sebentar jadi dia pasti sangat lelah saat ini. Kepalanya bersandar di pundak Risky, sangat hati-hati mereka turun dari mobil kerena takut membangunkan Richa.
" Apa perlu aku menggendong Kiy... ", ujar Ziom yang sudah membukakan pintu mobil.
" Aku saja Yon ", Risky mengangkat tubuh mungil pitrinya itu, Richa melingkarkan kedua tangannya di leher papi nya, sambil menggeliat namun matanya msih tetap terpejam.
Sepasang suami istri sudah berdiri di depan rumah besar itu, mereka adalah pelayan setia keluarga Risky, bi Ita dan suaminya mang Tono. Sapaan singkat pun mereka lakukan dengan suara pelan karena keadaan Richa yang sedang tertidur, semua orang masuk kedalam rumah, Risky mengantar Richa kekamar yang sudah di siapkan oleh bi Ita.
Setelah menidurkan putrinya Risky kembali ke ruang tamu yang saat ini Zion masih ada disana bersama Cyka dan pasangan pelayan nya.
Karena sudah hampir pagi Zion memutuskan untuk menginap disana dan tidur beberapa jam lagi sambil menuggu mata hari terbit, karena begitu lelah mereka tak mengobrol lama, Risky dan Cyka pun tidur begitu pun dengan yang lainnya.
-----------
Keesokan harinya.
Walau mata hari sudah bersinar terang, namun Richa tak juga kunjung membuka matanya, rasa lelahnya membuatnya tak mampu terjaga, sehingga Cyka terpaksa membangunkannya.
" 5 menit lagi mi ", Richa masih enggan membuka matanya yang begitu berat, rasa kantuk nya mengalahkan rasa lapar nya.
" Sayang, ini udah siang lho, ayo bangun dan sarapan ", paksa Cyka, seraya menarik selimut yang membalut tubuh putrinya itu.
" Richaaaaa.. ", teriakan maminya itu hampir memecahkan gendang telinganya yang membuat matanya terbuka lebar dengan seketika, kesadaran nya benar-benar sudah sempurna.
" Aduh mi, pengeng telinga aku ", Richa menekan daun telinganya yang sedikit terasa sakit.
" Kau ini selalu saja melepas pakaianmu saat tidur, kebiasaan mu ini aneh benget Cha ", Cyka mulai mengomel seperti biasa nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
EXE Shirou
visualnya kurangi bro, biarkan pembaca berimajinasi
-sekedar saran
2020-11-02
1
EXE Shirou
oh mulai dari sini tulisan mulai rapi
2020-11-02
1
sartika51332165
😂😂😂😂 kocak
2020-10-24
0