Surat cerai yang diajukan Alina terhadap Danu sudah sampai di tangan Danu, ia tidak menyangka jika Alina benar-benar dengan ucapannya.
“Hah, sial! ternyata Si Alina membuktikan ucapannya,”
Danu segera meminta izin kepada Petugas Sipir untuk menelpon keluarga.
“Halo, Bu ini Danu!”
“Danu apa kabar kamu, Nak,” isak Bu Dewi yang terharu mendengar suara anaknya.
“Bu, dengarkan Danu Baik-baik Alina telah menggugat cerai Danu tolong Ibu sewakan pengacara yang bagus karena Danu akan menuntut harta gono gini kepada si ba*i itu tidak akan aku biarkan dia menjadi janda dengan mudah akan aku tuntut semua yang dia punya ibu mengerti!”
“Iya Danu, tapi dari mana Ibu dapat uang untuk menyewa pengacara? Ibu tidak ada uang.”
“Ibu jual saja dulu barang atau perhiasan yang ibu punya nanti kalau kita menang gugatan harta gono gini uang itu juga kan untuk Ibu, sudah dulu yah Bu, jangan lupa kirimi aku uang,” Danu mengakhiri percakapan telepon dengan ibunya.
“Aduh ada-ada saja si Danu ini,” gerutu Bu Dewi.
Ia berpikir sejenak tetang apa yang harus ia lakukan mengenai permintaan Danu tadi. Hanya terpikir satu orang yang dapat membantunya saat ini.
“Halo Neti kamu dimana, Nak?
“Dirumah Bu, kenapa?
“Begini Neti, si Alina itu ternyata benar-benar ingin bercerai dari Danu surat gugatan cerainya sudah di Terima Danu, ia meminta Ibu untuk mencarikan pengacara yang bagus Danu ingin menuntut harta gono gini dari Alina kamu bisa bantu Ibu untuk mencarikan pengacara untuk Danu?”
“Memangnya si Danu punya uang Bu, untuk bayar jasa pengacara? Bukannya duit dia udah abis! “
“Iya bener Neti, mangkanya Danu menyuruh Ibu untuk menjual barang Ibu dulu nanti hasilnya dari gugatan gono gini baru dia ganti ke ibu begitu Neti.”
“Baik Bu, Neti akan carikan pengacara yang bagus untuk Danu agar dia bisa menang Ibu tenang saja oke,”
“Terima kasih yah Neti,” ucap Bu Dewi sambil menutup telepon.
“Aku harus menyusun rencana untuk memenangkan kasus perebutan harta goni gini ini agar keluargaku dapat uang banyak. Pertama yang harus aku lakukan adalah tentu saja menelpon informanku,” gumam Neti
Satu kali Neti menelpon sang informan tapi tak kunjung diangkat. Kali kedua ia menelpon tidak juga diangkat ia mulai Neti naik darah.
“Kurang ajar! kemana sebenarnya dia kenapa juga belum diangkat teleponku,” gerutu Neti.
“Aku harus melakukan segala cara untuk memenangkan kasus ini, aku juga harus dapat bagian dari uang itu untuk membayar ganti rugi uang perusahaan kalau tidak aku juga akan proses memang kurang ajar si Alina itu bikin aku repot saja. Dasar bab* hutan!” gerutu Neti.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Neti mendapatkan telepon balik dari sang informan.
“Halo ada apa Kak, tadi aku sedang meeting,” bisik seorang wanita di sebrang telepon.
“Dengarkan aku baik-baik Salma. Adikku Danu sudah mendapatkan surat cerai dari Alina tugas kamu sekarang mencari tahu strategi Alina untuk melawan Danu laporan semuanya saya mengerti kamu?”
Ingat Salma dengan perjanjian kita kamu harus bekerja untukku selamanya. Ngerti kamu!”
“Iya Kak, aku ngerti,”
“Bagus,” Seru Neti mengakhiri percakapan.
“Baguslah jika semua ini berjalan lancar aku yakin Danu akan memenangkan sebagian harta dari Alina,” gumam Neti optimis.
Sementara itu di kantor Alina, ia menangkap hal mencurigakan dari sekretarisnya Salma, walaupun ia tahu Salma adalah pengkhianat, tapi Alina belum menemukan cukup bukti untuk memecat Salma begitu juga dengan alasan dan dalang di balik tindakan Salma itu, maka dari itu untuk sementara Alina membiarkan Salma tetap berada di sisinya.
“Salma kamu ke ruangan saya sebentar,” perintah Alina lewat telepon di ruangannya.
Tidak lama kemudian, “Permisi Bu,” sapa Salma sambil memasuki ruangan Alina. “Ada yang bisa saya bantu?”
“Begini Salma, kamu tahukan kejadian yang menimpa perusahaan tempo hari bukankah itu aneh,” pancing Alina ingin melihat reaksi Salma.
“Aneh bagaimana maksud, Ibu?”
“Ya kamu pikir saja coba, semenjak saya keluar dari rumah katering sebenarnya saya sudah curiga jika saya diikuti dari belakang, tapi saya tidak menyangka jika mobil itu akan menabrak mobil di depan saya yang merupakan mobil pengangkut pesanan PT Sentosa.
Aneh bukan, dari mana coba mereka tahu jika hari itu adalah hari kita mengantarkan pesanan besar perusahaan kita, kalau bukan dari orang dalam bukannya, hanya orang dalam saja yang tahu perihal hal-hal seperti itu. Benar tidak Salma?”
“Be.. Benar, Bu,” jawan Salma agak gagap dan wajahnya memucat.
“Apa kamu mencurigai seseorang di perusahaan kita?yang membocorkan rahasia perusahaan kepada orang yang tidak suka kepada saya?”
“Ti.. Tidak, Bu saya tidak tahu,” jawab Salma.
“Kenapa kamu Salma, wajah kamu pucat apa kamu sakit?” tanya Alina.
“Ti.. Tidak Bu,” Alina mengelus wajahnya yang pucat dan berkeringat.
“Kalau begitu saya ke izin ke toilet sebentar Bu,” pinta Salma.
Alian merasa puas akan ekspresi yang ditunjukkan oleh Salma ternyata memang dia si pengkhianat itu.
Selama di kamar mandi Salma benar-benar merasakan ketakutan ia takut jika perbuatannya akan di ketahui oleh Alina, ia kemudian buru-buru untuk menelpon Neti, dan memberi tahu jika saat ini ia tidak bisa memata-matai Alina dulu karena sedang di curigai.
“Halo Kak Neti,” ucap Salma dengan suara bergetar.
“Ada apa Salma?” jawab Neti di sebrang telepon.
“Begini Kak sepertinya Alina mencurigai ku, untuk sementara ini aku tidak bisa berada terlalu dekat dengannya,” jelas Salma.
“Apa kamu bilang? terus bagaimana aku bisa menang gugatan jika aku tidak tahu rencana Alina. Salma kamu ini bagaimana aku tidak mau tahu kamu harus tetap melakukan sesuai perintah ku!” tegas Neti sambil mengakhiri percakapan telepon. Tubuh Salma lunglai, “Bagaimana ini?” gumamnya.
“Salma!” teriak Alina dari belakang Salma, tanpa sadar ternyata Alina telah mendengar percakapan Salma selama telepon tadi.
“Bu Alina,” ucap Salma terkejut karena ia tiba tiba muncul di belakangnya.
“Saya sudah tahu semuanya Salma!” tegas Alina.
“Tahu apa Bu?”
“Tahu kalau kamu adalah seorang pengkhianatan!!” teriak Alina.
“Maaf kan saya Bu,” Salma menghampiri Alina dan berlutut di hadapannya.
“Lepaskan saya Salma cepat katakan siapa yang menyuruhmu melakukan hal ini?”
Salma terdiam sejenak ia ragu untuk mengatakannya kepada Alina ia hanya terdiam dan tertunduk lesu.
“Cepat katakan!” jika kamu tidak mengatakannya kamu akan saya laporkan ke polisi atas dakwaan pelanggaran rahasia jabatan dan pengrusakan barang kamu akan saya penjarakan ingat itu Salma!” tegas Alina sambil melangkah pergi.
“Neti di balik semua ini,” ucap Salma.
Alina yang mendengar hal itu langsung berbalik badan ia menghampiri kembali Salma yang tengah tertunduk lesu. “Ceritakan kepadaku semuanya,” pinta Alina.
hallo Guys bantu like, subs dan komen.... thank you🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments