Danu terkejut ketika melihat Alina, matanya terbelalak nyaris tak berkedip. Alina tampak semakin cantik tubuhnya tidak lagi seperti bab* hutan yang selama ini ia disematkan kepada istrinya itu.
Kulit wajahnya tampak putih bersih, tidak kusam seperti yang biasa Danu lihat, rambutnya kini tertata rapih tidak berantakan seperti biasanya. Baju yang Alina kenakan menambah cantik penampilannya. Postur tubuhnya pun tegap pandangannya lurus kedepan tidak tertunduk lagi seperti biasanya. Alina telah berubah menjadi wanita paling cantik yang pernah Danu lihat.
Persidangan perceraian antara Alina dan Danu akan segera dimulai susana disana agak tegang. Seorang hakim tengah duduk di depan sedangkan Alina dan Danu duduk bersebrangan dengan pengacaranya masing-masing. Pandang mereka tidak saling bertemu. Mereka kini berfokus kepada hakim.
“Sidang perceraian antara saudara Danu dan saudari Alina saya nyatakan di mulai. Saya harap semua pihak bersikap tertib,” Hakim mulai sidang itu dengan ketukan palu.
Di sisi kiri Alina tampak tegar ia tidak ingin meneteskan air matanya, walaupun sebentar lagi pernikahannya akan kandas.
Sedangkan di sisi kanan Danu tampak tegang karena ia menaruhkan segala harapannya di persidangan ini.
“Yang Mulia izinkan kami menyerahkan bukti yang sangat relevan dalam kasus ini kami memiliki bukti perselingkuhan yang dilakukan pihak tergugat yaitu saudara Danu. Silahkan anda lihat yang mulia,” ujar Pak Fadhlan yang merupakan pengacara Alina dengan intonasi tegas dan tenang.
Kemudian hakim melihat dan mengamati bukti yang di serahkan Pak Fadlan berupa foto-foto mesra Danu dan Astrid yang diambil Alina di kafe waktu lalu.
“Bagaimana anda menanggapi bukti ini Saudara, Danu?” Tanya hakim tegas.
Danu mulai gugup ia tidak menyangka akan ada bukti itu di persidangan cerainya Danu mencoba membela diri sekenanya. “Itu.. itu tidak seperti yang terlihat yang mulia hanya kesalahpahaman,” ucap Danu gagap. Alina mendongak ke arah Danu. “Kesalahpahaman apa Mas, maksud kamu jelas-jelas kamu selingkuh Mas, aku sudah tahu lama,” ucap Alina kuat dan tegas.
Selain bukti perselingkuhan yang saudara Danu lakukan. Karena beliau bersikukuh untuk meminta bagian dari harta Alina kami juga mempunyai bukti kepemilikan harta. Bedasarkan dokumen yang telah di verifikasi notaris. Semua harta yang disengketakan adalah milik pribadi saudari Alina yang di peroleh dari sebelum pernikahan kalaupun ada harta yang di milik setelah pernikahan itu pun murni milik saudari Alina karena selama dua tahun menikah saudara Danu diketahui tidak bekerja jadi bagaimana mungkin dia memiliki hak atas harta itu,” ujar Pak Fadhlan berapi-api, tegas dan dingin.
Hakim sekali lagi mengamati bukti yang diberikan Pak Fadhlan. “Saudara Danu melihat bukti-bukti yang diajukan apakah anda masih bersikeras untuk menuntut pembagian harta gono gini?” tanya Hakim.
“Yang mulia kami hanya meminta haknya sebagai suami dan pernikahan ini!” Ucap pengacara Danu yang mencoba bertahan walaupun sedikit ragu.
Berdasarkan bukti yang telah diajukan termasuk di dalamnya perselingkuhan yang dilakukan tergugat dan bukti kepemilikan sah atas harta yang dimiliki penggugat sebelum pernikahan. Maka tuntutan tergugat atas harta gono gini dinyatakan tidak sah.
Alina menarik napas panjang ia lega karena akhirnya keadilan berpihak kepadanya. Sedangkan Danu tertunduk lesu.
Dengan ini pengadilan memutuskan perceraian dikabulkan dan semua harta yang di sengketakan tetap menjadi milik saudari Alina sepenuhnya. Sedangkan Saudara Danu tidak berhak atas harta Alina sepeserpun sidang dinyatakan selesai,” ujar Hakim dengan tegas diakhiri dengan suara palu hakim mengetuk meja menjadikan suasana sunyi sejenak.
Terdengar pula tangisan di kursi penonton yang merupakan Ibu Danu dan Kakaknya mereka tidak bisa menerima akan putusan Hakim, jika Danu tidak berhak atas harta Alina sepeserpun. Pasalnya mereka harus menanggung hutang yang menggunung untuk membayar jasa pengacara.
Setelah selesai persidangan Alina berdiri tegak menyalami pengacara dan berlalu meninggalkan ruang persidangan, ia sempat bertemu pandang dengan Neti dan Ibu mertuanya yang sedang menangis tapi tidak sedikitpun rasa kasihan kepada mereka, karena sekali lagi mereka menangis bukan karena sedih kehilangan menantu atau adik ipar melainkan karena gagal memiliki hartanya. Ia berlalu pergi dengan langkah percaya diri.
Alian bersiap menyongsong kehidupan yang baru, walaupun tanpa seorang pun kini berada di sisinya selain Nadia.
Sudah hampir satu bulan ini Raffa tidak ada kabar Alina tidak tahu harus berbuat apa Raffa hilang tanpa kabar semenjak pertemuan terakhir dengannya di rumah sakit. Alina sudah berusaha mencari tahu keberadaan Raffa, di rumah sakit tempatnya bekerja mereka bilang Raffa telah mengundurkan diri dari rumah sakit itu. tidak ada yang tahu keberadaan Raffa saat ini, ponselnya tidak aktif sedari lama.
“Sudahlah mungkin dia sudah menemukan dunia baru,” pikir Alina. “Lagi pula tidak ada yang harus Alina sesalkan dirinya dan Raffa hanya teman biasa yang saling support tidak lebih ia tidak berhak marah,” batin Alina.
Hari-harinya kini di lalui dengan bekerja keras ingin mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar.
“Permisi Bu Alina,” seorang wanita muda mengetuk pintu ruangannya.
“Ada apa Sari?” tanya Alina kepada seorang wanita muda yang merupakan Sekretaris barunya itu.
“Ini Bu, barusan saya dapat email, pemesanan katering untuk acara besar lihat ini Bu,” Alina membaca email itu dengan seksama.
“Ini betul dari PT Sentosa bukanlah itu salah satu perusahaan besar di Indonesia,” ucap Sari seolah tak percaya. Alina mencoba bersikap tenang. Ia mencari ponselnya untuk menanyakan langsung kepada Bu Meti kepala marketing PT Sentosa yang ia kenal.
Ia menunggul dengan tegang balasan dari Bu Meti.
“Tenang Alina tenang,” gumamnya. Dengan hati yang berdebar akhirnya kesempatan kedua yang ia tunggu-tunggu datang lagi.
Trtt.. Ponsel Alina berbunyi. Ia buru-buru membuka ponsel yang sedari tadi dipegangnya itu.
“Iya Alina benar itu orderan dari PT Sentosa saya sendiri yang mengirim email itu, Alina usahakan pesanan kali ini harus berjalan lancar akan ada pengenalan Direktur baru PT Sentosa ia yang menggantikan tahta ayahnya yang telah meninggal, dan juga akan hadir seribu tamu undangan dari kalangan pengusaha,” ucap Bu Meti.
“Baik Bu, siap saya pastikan akan melakukan yang terbaik, terima kasih atas kepercayaannya,kepada kami,” ucap Alina. Senyuman tidak berhenti tersungging dari bibirnya ia sangat bersemangat akan pesanan kali orang-orang makan semakin Awareness akan bisnisnya.
Alina datang langsung ke gedung PT Sentosa untuk untuk mengantarkan pesanannya ia sibuk menata di ballroom itu, acara sebentar lagi mulai.
MC sudah naik keatas panggung. Sedangkan Alina masih sibuk dengan urusan konsumsi.
MC mulai bicara dan akhirnya memanggil bintang utama yang ditunggu di acara itu.
“Perkenalan…Direktur baru PT Sentosa bapak Raffa Rahardi” teriak MC dengan meriah disambut dengan tepuk tangan dari para tamu.
Seketika Alina berhenti dari aktivitasnya ia melihat nanar ke atas panggung benar ia orang itu orang yang aku kenal,” gumamnya.
Guys jang lupa like, subscribe dan komen... thank you🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments