Bab 4

Malam harinya di rumah Alina, suasananya tampak gelap dan sunyi hari ini adalah hari yang paling melelahkan untuk dirinya. Ia tertidur dalam keadaan gelap gulita hatinya hancur perasaannya sunyi ia menangis sampai matanya sembab menangisi nasibnya yang sial impiannya membangun keluarga yang utuh kini hanya tinggal harapan dan sepertinya tidak ada harapan lagi untuknya untuk mempertahankan rumah tangganya. Ditambah lagi dengan penyakit PCOS yang membuat dirinya sulit mempunyai anak. 

Suara pintu kamarnya terbuka, Alina berpura-pura untuk tidur ia sedang tidak mau berbicara pada suaminya. 

“Alina kamu sudah tidur?” tanya Danu yang baru saja pulang. Alina tidak bergeming, ia terus berpura-pura tidur untuk menghindari percakapan dengan suaminya. 

“Alina!” panggil Danu lagi, tapi lagi-lagi Alina tidak merespon. 

“Ah sial! dia sudah tidur,” ucap Danu kesal. 

Rupanya Danu sedang diteror oleh ibunya, karena Alina belum mentransfer uang bulan untuk ibunya.Ponsel nya terus berdering sedari tadi membuat ia frustasi.. 

“Halo Bu,” jawab Danu malas.

“Danu kamu itu bagaimana ini sudah pertengahan bulan ko Ibu belum di kasih jatah bulanan! Ibu ini banyak keperluan Danu cepat suruh istrimu transfer ibu sekarang, Ibu tidak mau tahu,” cerocos Ibu Danu. 

“Iya Bu, Danu mau bilang ke Alina tapi dia sudah tidur,” jawab Danu. 

“Ya sudah ibu tunggu sampai besok suruh dia cepat transfer ibu!” ia lalu langsung menutup teleponnya. 

Alina yang pura-pura tidur di balik selimut mendengar semua percakapan ibu dan anak itu. 

“Lihat saja Mas, sampai mati pun aku tidak akan pernah memberi keluargamu sepeser uang pun! dasar manusia tidak tahu diri,” sumpah Alina dalam hati

Pagi-pagi sekali Alina sudah meninggalkan rumah menuju ke tempat usaha katering nya. Ia sedang tidak ingin bertegur sapa dengan Danu, jalankan bertegur sapa melihat wajahnya saja ia sudah muak, Alina takut ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menghajar suaminya itu. 

Sesampainya di kantor Alina harus di repotkan oleh dering telepon yang sejak tadi berbunyi. Siapa lagi kalau bukan suaminya yang menelpon. Tapi ia sedang malas mengangkat telpon dari Danu dan memilih mengabaikan telepon itu.

Alina lebih memilih untuk fokus bekerja dan memuaskan para pelanggannya. “Bu, ini laporan keuangan yang Ibu minta,” ucap Sekretarisnya Salma yang selama ini jadi orang kepercayaan Alina di kantor. 

“Terima kasih Salma,” ucap Alina sambil menerima sebuah buku besar yang berisi laporan keuangan. 

Alina tidak sempat mengecek  laporan keuangan selama tiga bulan terakhir ini karena kesibukannya, ia mempercayakan segala masalah keuangan diambil alih oleh Neti kakak iparnya. 

Setelah berulang-ulang melakukan pengecekan Alina menemukan kejanggalan di laporan keuangan yang dibuat oleh Neti yaitu ketidaksesuaian antara catatan di buku besar dan transaksi yang terjadi, “Jelas ini ada penyelewengan dana!” ucap Alina geram. “Sial! aku benar-benar tertipu, lagi-lagi aku ditipu oleh keluarga itu” ucapnya pada diri sendiri. 

“Permisi Alina,” ucap seorang wanita yang memasuki ruangan kerja Alina. 

“Iya, Mbak Neti ada apa?” jawab Alina santai sambil tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa. 

Neti melihat ke arah meja Alina ia tahu betul kalau ia sedang mengecek laporan keuangan perusahaan. Neti tiba-tiba merasa gugup dan perasaannya tidak tenang. 

“Ini Alina dari tadi Danu menelpon Mbak katanya kamu tidak mengangkat telepon dari dia sejak tadi pagi,” ucap Neti. 

“Oh iya  Mbak aku lagi sibuk nih ngecek-ngecek laporan keuangan, sudah 3 bulan lalu aku sibuk jadi belum sempat ngecek,” jawab Alina santai ia berusia menyembunyikan perasaan jengkelnya kepada kakak iparnya itu. 

“Iya Alina coba kamu telepon Danu dulu mungkin ada dia ada perlu penting. kalau begitu saya permisi dulu, masih banyak pekerjaan,” sahut Neti sambil pergi meninggalkan ruangan Alina. 

Setelah meninggalkan ruangan Alina perasaan Neti agak cemas ia takut jika manipulasi yang ia lakukan pada laporan keuangan akan ditemukan oleh Alina.

“Tapi buat apa juga gue khawatir dia kan cuma lulusan SMA mana ngerti lah dia baca laporan keuangan lagian kalau gue ketahuan juga tinggal minta maaf beres,” pikir Neti santai, tidak ada kecemasan dalam dirinya Neti. Ia menganggap jika Alina bodoh. 

Telepon Alina berdering lagi, seperti Dugaannya Danu lah yang menelpon dirinya rupanya ia belum menyerah untuk menghubungi Alina kini giliran Alina yang mengalah ia akhirnya mau mengangkat telepon dari suaminya itu. 

“Iya Mas, ada apa?” jawab Alina malas. 

“Alina kamu ini kemana saja kenapa telepon dariku baru kamu angkat,” teriak Danu kesal. 

“Aku lagi sibuk Mas, kenapa?” tanya Alina singkat. 

“Begini Alina,” Danu mulai menjelaskan maksudnya kini dengan nada rendah. 

“Kamu belum transfer uang bulanan untuk Ibu? Ini sudah mau pertengahan bulan loh kamu lupa apa gimana Ibu sudah menelpon aku dari kemarin,” kata Danu. 

“Begini Mas, aku lupa bilang sama kamu bulan ini aku gak bisa kasih uang ke Ibu. Perusahaan aku lagi banyak masalah laporan keuangan perusahaan ku berantakan. Kamu bilang sama Ibu kamu yah maaf bulan ini aku gak bisa kasih uang,” jelas Alina. 

“Kok, kamu gitu Alina ini tuh tanggung jawab kamu buat ngasih uang ke ibu loh.”

“Apa kamu bilang Mas, tanggung jawab aku apa aku gak salah dengar Mas! seharusnya itu tanggung jawab kamu itu kan Ibu kamu lagi pula tanggung jawabmu sebagai Suami saja tidak kamu penuhi kalau dipikir-pikir semenjak kita menikah kamu belum  pernah loh ngasih nafkah lahir kepada ku selama ini kan kamu hanya dirumah gak kerja!” cecar Alina. 

“Jangan kurang ajar kamu Alina! bisa-bisanya kamu  bicara begitu padaku!” dengus Danu geram. 

“Aku gak kurang ajar Mas, memang kenyataanya seperti itu. Coba kamu pikirkan,” ucap Alina sambil menutup sambungan teleponnya. 

“Kurang ajar kamu Alina! Ada apa sih, denganmu sampai kamu bisa bicara seperti itu,” geram Danu sampai. Melemparkan ponselnya ke sofa.” 

“Tunggu saja Mas! satu per satu parasit yang menempel di hidupku aku ku singkirkan. ini baru awal kamu dan keluargamu akan merasakan Akibatnya.”

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Bagus Alina kamu harus tegas punua suami seperti si Danu Alina harus pintar dan cerdas jgn mau diporotin lagi sama keluarga benalu itu apalagi sama Si Danu cuma modal burung doang jgn sampai Alina ditipu dan di bohongi lagi.

2025-02-23

1

Rona Njang

Rona Njang

lanjut ...

2025-02-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!