Bab 14

“Ada apa Bu,” tanya Pak Edi panik sekaligus terkejut. 

“I..itu!” sahut Alina dengan wajah terkejut ia menunjuk sebuah bantal guling penuh cat merah yang tergantung di depan pintu rumahnya. 

Pak edi yang melihat hal itu langsung bergegas untuk menurunkan beda tersebut dan segera membuangnya. 

Alina sudah mulai geram dengan serangkaian teror yang ia terima lalu ia mencoba mengecek CCTV miliknya disana terlihat 2 orang lelaki bertopeng dan berbadan besar yang melakukan hal itu. Ia juga mengecek CCTV di luar pagar untuk melihat plat nomor kendaraan yang mereka kendarai dan sialnya mereka tidak memakai plat nomor kendaraan di motor mereka.

“Siapa sebenarnya mereka  apa yang mereka dari ku?” gumam Alina ia berpikir keras tapi tak kunjung mendapatkan jawaban. Yang terpikir olehnya yang bisa melakukan hal ini hanya keluarga Danu. Walaupun begitu dia sekarang tidak begitu khawatir dengan teror tersebut karena ada penjaga keamanan di rumahnya sekarang berkat Raffa ia jadi merasa aman. 

Jadwal persidangan Danu hari ini diadakan pukul sebelas pagi. Alina diharuskan datang sebagian saksi korban. Sebenarnya ia malas untuk menghadiri persidangan ini karena ia harus bertemu Danu dan keluarganya yang arogan. Ia malas berdebat dengan mereka tapi apa daya ia harus hadir karena bisa saja ini persidangan terakhir yang akan menentukan vonis hukuman untuk Danu. 

Tepat pukul 10 pagi Alina sudah bersiap untuk ke pengadilan ia berdandan serapih mungkin Alina sekarang tambah percaya diri setelah penurunan berat badannya walaupun belum maksimal. 

Sesampainya di pengadilan dengan di dampingi oleh pengacaranya Pak Fadlan. rambut  Alina kini lebih tertata rapi setelah ia pergi ke salon untuk memotong rambut yang sebelumnya tampak berantakan dan postur tubuh nya kini lebih tegap ia berjalan dengan percaya diri tidak menundukkan kepalanya seperti dulu. 

Orang-orang disekitarnya tampak berbeda memandang Alina terutama Neti dan Ibu mertuanya. 

“Lihat Bu, si b*bi gemuk itu tumben berdandan, untuk apa coba apa ia sedang mencari pejantan baru?” julid Neti. Padahal ia belum bercerai dengan Danu tapi kelakuannya bak ABG yang sedang fuber.”

“Iya bener, tapi btw dia tambah cantik loh Neti sepertinya dia juga turun berat badan,” balas Bu Dewi seakan terkesima melihat perubahan Alina dan membuat Neti kesal. 

“Ih, Ibu kok, malah muji si b*bi itu sih,” geram Neti. Sambil mendelik ke Ibunya. 

“St..udah hakim sudah datang,” ucap Bu Dewi. 

Suasana ruang sidang penuh ketegangan, Danu dihadirkan sebagai terdakwa, wajahnya tampak tegang tetapi, seketika berubah ketika melihat Alina duduk di kursi pengunjung. Matanya membulat dan alisnya sedikit terangkat, serta mulutnya sedikit terbuka. Ia pangling dengan perubahan Alina yang kini tampak lebih cantik dan rapih berbeda dengan tiga bulan yang lalu, pada pertemuan persidangan pertama mereka bertemu,  Alina masih sama seperti dulu, Alina yang kumal dan dekil jauh berbeda dengan sekarang. 

Perubahan Alina tentu saja sudah terlihat selama 3 bulan berdiet ini Alina sudah turun hampir 13 kilo walaupun belum mencapai berat badan ideal tapi tubuhnya kini tampak lebih langsing dan membuat siapa saja yang mengenal Alina tampak pangling. Tak terkecuali Danu ia tidak menyangka jika istrinya yang gemuk seperti b*bi kini menjadi angsa cantik. 

Pembelaan pengacara Danu pun dimulai. Ia mulai berdiri dan menatap Hakim dengan tenang. Satu persatu ia mulai membeberkan pembelaan di depan Hakim diantaranya. “Pertama pencurian yang terdakwa lakukan bukan karena niat jahat melainkan karena faktor ekonomi terdakwa keluar dari rumah korban yang merupakan suaminya itu dengan tidak membawa uang sepeserpun. 

Dan yang kedua terkait penganiayaan benar bahwa telah terjadi kontak fisik antara terdakwa dan korban namun, ini bukan penganiaya berat klien saya mengeluarkan senjata tajam hanya untuk menakut-nakuti korban agar berhenti berteriak karena terdakwa panik jika korban terus berteriak akan memancing warga datang dan kemungkinan ia akan di hajar masa, dan korban sendiripun tidak mengalami cedera serius dan yang terakhir yang mulia terdakwa telah menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan ini berdasarkan hal-hal tersebut kami mohon agar majelis hakim mempertimbangkan hukuman ringan bagi terdakwa

Kami berharap adanya keringanan seperti hukuman percobaan atau rehabilitasi sosial daripada hukuman penjara yang dapat menghancurkan masa depannya.

Terima kasih yang mulia,” pembelaan itu disambut sorak sorai dari keluarga Danu yang berharap hukuman Danu diberi keringanan.

Setelah istirahat selama dua jam sidang dilanjutkan dengan agenda putusan.

Hakim mengetuk palu tanda persidangan di mulai.

Kemudian hakim membuka dokumen putusan dan membacanya dengan suara tegas. 

“Setelah mempertimbangkan seluruh bukti, keterangan saksi, serta pembelaan dari pihak terdakwa, majelis hakim menyatakan bahwa:

Satu, terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pencurian dan penganiayaan ringan sebagaimana diatur dalam Pasal 351 dan Pasal 1 KUHP. pasal penganiayaan ringan. 

Dua, majelis hakim mempertimbangkan bahwa terdakwa telah mengakui perbuatannya, menyesal, serta telah mendapat maaf dari korban. Oleh karena itu, majelis hakim memutuskan untuk menjatuhkan hukuman pidana 1 tahun 6 bulan penjara dengan masa percobaan selama 2 tahun. 

Demikian putusan ini dibacakan di persidangan yang terbuka untuk umum. Sidang dinyatakan selesai.”

Putusan hakim membuat keluarga Danu puas karena hasilnya lebih ringan dari tuntut Jaksa penuntut umum. 

Setelah hasil putusan, Alina berdiri dari kursinya dan sempat bertemu mata den Danu, bibir Danu tersenyum puas seolah mengejek Alina. Tidak seperti yang pengacaranya katakan sepertinya Dani tidak

menyesali perbuatannya. 

Alina kemudian lanjut pergi dari ruang sidang itu, tetapi mulut kakak iparnya itu seperti tidak bisa tinggal diam melihat Alina berlalu didepannya, Neti langsung menyindir Alina dengan pedas. 

Berasa janda kali yee dandanannya menor benar dah kaya jabla* nyari mangsa,” sindir Neti. 

Kuping alina panas seketika mendengar ocehan Neti Alina berhenti sejenak di depan Neti lalu 

Plak! 

Tangannya mengayun keras ke arah pipi Neti. 

“Diam kamu Mbak jangan kira aku akan diam saja sekarang mendengar hinaan kalian, saya kasih tahu sama kalian kenapa saya jadi berubah seperti sekarang ini. Karena apa? karena  hinaan kalian di grup chat rahasia kalian. saya sudah tahu semuanya apa yang kalian bicarakan kan disana sebutan apa yang kalian gunakan untuk memanggilnya saya serta cara kalinya memanfaatkan saya saya sudah tahu semuanya jadi sebaiknya kalinya diam sekarang atau saya akan melakukan tindakan yang lebih brutal mengerti!” Ancam Alina. 

Neti dan Bu Dewi terdiam sejenak karena terkejut oleh tindakan Alina teruma Neti yang tercengang sambil memegang pipinya yang perih akibat tamparan Alina. 

Alina berjalan pergi meninggalkan dua parasit itu. 

“Apa katanya Neti jadi selama ini Alina tahu terang grup chat rahasia keluarga kita!” ujar Bu Dewi tercengang. 

guys jangan lupa kasih like, subs dan komen Terima kasih.....

Terpopuler

Comments

Bawel Vie

Bawel Vie

up banyak2 thor

2025-03-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!