BIRTHDAY VIOLA

Setelah menerima saran dari Om Hermawan, Sandy memutuskan untuk memberitahu Aruni terkait undangan ulang tahun Viola. Dia enggan datang, hanya saja dia tidak ingin meninggalkan kenangan buruk di kehidupan sekolahnya. Mereka awalnya berteman baik, walau perasaan Viola berubah setiap harinya dari teman menjadi orang yang menyukainya, namun Sandy masih menganggap Viola adalah pribadi yang baik selama ini.

Steve, Rendy, Kevin dan Viola bertemu saat awal masa orientasi siswa. Walaupun berasal dari sekolah yang berbeda, mereka cepat akrab karena visual mereka terlihat mencolok dibanding yang lainnya. Steve Fernando, putra tunggal seorang pengusaha kelapa sawit, keluarganya merajai pasar ekspor minyak kelapa sawit di negeri ini.

Kevin Sanjaya tentu saja berasal dari keluarga konglomerat juga. Dia adalah anak bungsu dari Naomi Group, bisnis keluarganya meliputi retail dan hotel bintang 5.

Rendy Wiguna, putra sulung dari pengusaha ekspor kopi dan rempah-rempah asli Indonesia. Semua barang hasil perusahaan keluarga sudah memasuki pasar Eropa dan Amerika.

Sementara Viola Putri Wijaya, bukan orang sembarangan juga. Dia putri bungsu Dinasti Wijaya,karena Ayahnya Genta Wijaya adalah anak tunggal, maka semua bisnis keluarga menjadi milik Ayahnya seutuhnya.

Semua orang juga bahwa hanya kalangan ekonomi menengah ke atas yang bisa sekolah di SMA Libero. Sedangkan Sandykala Gunawan, merupakan salah satu anak konglomerat yang tidak kalah dengan 4 temannya yang lain.Keluarganya mempunyai perusahaan parfum yang berpusat di Perancis. Bisnis resort yang tersebar di kawasan Amerika, Eropa dan menguasai sebagian besar wilayah Asia. Memiliki brand perhiasan sendiri,Clothing Line, serta PH yang sudah banyak memproduseri film-film ternama.

Sandy sudah kerap diminta untuk bergabung dengan Agensi bergengsi milik kakak iparnya, namun dia menolak. LALUNA ENTERTAINMENT adalah salah satu agensi yang masuk kategori 3 besar di negara ini. Padahal banyak artis yang ingin bergabung dengan agensi tersebut, sedangkan Sandy justru menolaknya.

Dia tidak ingin menjadi spesial, dia hanya ingin menjadi pria biasa yang punya banyak pengalaman berharga tanpa harus menutupi jati dirinya.

Setelah berpikir lumayan lama, akhirnya Sandy pun berusaha mengirim pesan kepada Aruni.

Perasaan lega segera menghampirinya,Sandy memutuskan untuk datang hanya untuk menghargai Viola sebagai temannya. Diapun segera menghubungi Steve untuk memastikan kehadirannya nanti malam.

"Aku akan datang nanti malam, tapi tidak bisa bersama dengan kalian. Aku akan menyusul nanti.." Katanya begitu panggilannya tersambung.

"Baguslah, aku senang kalau kamu mau datang. Setidaknya kamu menghargai Viola sebagai teman, kita kan sudah berteman lama.." jawab Steve, dia senang karena Sandy bersedia datang.

"Aruni yang memintaku untuk datang, aku juga tidak perlu menghindari Viola, itu bukan jalan keluar yang bijak.." Jelas Sandy,dia sedang berusaha untuk tidak lagi memikirkan hal-hal yang berlebihan.

"Heiii, jangan bicara seperti orang tua sialan! Mentang-mentang pacarmu lebih dewasa, kenapa bicaramu seperti bapak-bapak sekarang!" ucap Kevin saat mendengar ucapan Sandy.

"Apa lagi bajingan satu ini? Aku mendengar omonganmu tahu! Kalian harus menghormatiku karena sekarang cuman aku yang punya pacar, kalian.TIDAK!" Ucap Sandy penuh penekanan. Tentu saya itu membuat Kevin dan yang lainnya meradang.

"Baiklah tuan bapak-bapak. Kami tunggu kehadiranmu brengsek! Hahahaha!" ujar Steve mengakhiri pembicaraan.

...*****...

"Gimana projectnya? Ada kemajuan?" tanya Jihan,dia masuk ke ruanganku sambil membawa teh camomile, minuman favorit kedua setelah es americano.

"Belum begitu banyak, Pak Hendra masih sibuk dengan pesta ulang tahun adiknya" jelasku, aku hirup aroma teh yang menenangkan.

"Wah, hari ini rupanya. Apa Sandy datang?" tanya Jihan penSaran.

"Datang, aku yang memintanya datang!" jawabku penuh percaya diri.

"Serius? Bagaimana bisa? Bagaimana kalau nanti Viola itu membuat hubunganmu dengan Sandy jadi berantakan?" Jihan terlihat khawatir.

"Aku akan mengantar Sandy nanti.." kataku, dan itu membuat Jihan terkejut.

"Whaatttt?? Jangan bilang kalau kamu akan menjambak rambut Viola dan merusak pestanya!" kata Jihan membayangkan. Aku hanya menarik nafas dalam dan melototinya.

"Kamu pikir aku wanita barbar, aku hanya mengantarnya, dan menunggunya di mobil, itu saja!" jawabku tenang, aroma teh ini sungguh menenangkan, sejenak aku memejamkan mata.

"Ah mana seru, aku kira kamu akan melakukannya seperti di drama-drama itu..!" sungut Jihan.

"Dasar gila kamu ya Ji! Malah menuang bensin ke dalam api yang membara..!" umpatku.

"Apa-apaan bahasamu itu, mentang-mentang kamu penulis novel, diksi bahasamu keluar semua.." sanggah Jihan.

"Ayolah lanjut kerja saja, sana balik ke ruanganmu. Aku butuh ketenangan..!" kataku mendorongnya keluar. Dia sedikit ngambek dengan mulutnya yang meruncing.

"Baiklah, selesaikan novelmu, ingat Pak Satrio menantimuuu..!" kata Jihan sambil berlalu.

...*****...

Aku selesai mandi dan berdandan untuk menjemput lelaki kesayanganku. Hanya sedikit polesan make up yang aku pakai. Semenjak berpacaran dengan Sandy, aku lebih memperhatikan penampilanku, aku tidak ingin dia tidak nyaman jika berjalan bersamaku karena penampilanku yang 10 tahun lebih tua darinya.

Sebelum menuju ke rumanya, baiknya aku mengirim pesan untuknya.

Rupanya tak memakan waktu lama untuk menuju rumah Viola. Kawasan pemukiman para konglomerat yang berada di pusat kota. Bangunan rumah megah bernuansa eropa terpampang nyata di hadapanku sekarang.

"Masuklah, aku yakin teman-temanmu sudah di dalam!" Kataku begitu sampai di kediaman Viola.

"Hmmm..aku malas melangkahkan kakiku!" jawabnya sedikit manja. Aku gemas melihatnya, namun sudah sampai di sini, rasanya ingin aku gendong dia untuk masuk ke sana.

"Kalau tidak cepat masuk, waktu kencan kita makin berkurang.." bisikku ke telinganya. Benar saja wajahnya yang tadinya tak bersemangat mendadak ceria.

"Sungguh, habis ini kita kencan?" Tanyanya memastikan. Tidak bisa diajak kompromi anak satu ini, harus aku keluarkan jurus jitu agar dia percaya.

"Cup..Cup!" aku hujani bibirnya dengan kecupan mesra.

"Masuklah, aku akan menunggumu.." kataku setelah menciumnya. Dan dia pun tersenyum seperti menang undian 100 miliar.

"Jangan kabur kamu ya!" katanya sembari keluar dari mobil.

Ah, hari ini dia tampan, dengan kemeja putihnya. Kenapa harus dia coba yang jadi pacarku, dulu saat Robin memakai baju yang keren pun hatiku tidak sekaruan ini. Aku menyalakan musik dan mencoba tidur sejenak sambil menunggu Sandy.

...*****...

"Yang ditunggu datang juga!" kata Steve begitu melihat Sandykala tiba. Dia segera menghampiri Sandy dan menemaninya bertemu keluarga Viola. Steve dan keluarga Viola memang punya hubungan dekat.

Sandy mengikuti Steve, di sana rupanya Kevin dan Rendy sedang bercengkerama dengan keluarga Viola.

"Selamat malam Om, Tante. Terima kasih atas undangannya kali ini!" Sapa Sandy dengan sopan. Diapun menyalami kedua orang tua Viola, dan dua orang kakaknya.

"Selamat malam Kak!" Sapanya kepada Kakak pertama dan kedua Viola. Mereka berdua menyambut sapaan Sandy dengan hangat.

Tentu saja Sandy datang tanpa tangan kosong, dia membawakan hadiah ulang tahun untuk Viola. Mungkin bukan hadiah istimewa karena hanya sebuah kamera merk terkenal yang harganya lumayan mahal, dia tahu jika Viola suka memotret akhir-akhir ini.

"Selamat ulang tahun Vi, wish you all the best..!" ucapnya kepada Viola, diapun menyerahkan hadiah ulang tahun Viola di hadapan keluarganya.

"Thanks a lot, aku senang kamu datang!" jawab Viola sedikit canggung, namun matanya tak henti-hentinya menatap Sandy.

Melihat kecanggungan mereka, Hendra Wijaya pun meminta untuk menuju ke meja makan.

"Mari kita lanjutkan pestanya, kita menuju meja makan yang di sana..!" pintanya,semua yang di sana pun berjalan menuju ruang makan.

Ada kue besar yang berwarna ungu di atas meja marmer mahal. Berbagai hidangan baik barat dan timur sudah tersedia.Bahkan orang tuanya mendatangkan chef bintang lima untuk menyiapkan hidangan ini semua.

Melihat Sandy yang kurang nyaman, Kevin akhirnya mencoba duduk di sebelahnya.

"Kenapa? Apa kamu ingin cepat-cepat pergi dari sini?" tanya Kevin, dan benar saja tebakan Kevin.

"Aku akan segera pulang, setelah makan..!" jawab Sany datar, meskipun dia berusaha tersenyum dan menanggapi obrolan yang lain.

"Jangan begitu, tunggulah sampai selesai semua acaranya!" kata Kevin meminta pengertian Sandy.

"Tidak ada yang mau lakukan di sini, aku ada kencan setelah ini!" jawab Sandy lagi. Kevin benar-benar kehilangan alasan. Sandy yang biasanya tidak lagi dia temukan.

"Baiklah, baiklah, setidaknya jangan buru-buru, nikmatilah makananmu..!" ucap Kevin, diapun segera memakan hidangan yang ada di hadapannya.

Viola masih saja menatap Sandy dengan lekat. Sesekali dia tersenyum, malam ini dia berusaha berdandan sempurna untuk Sandy. Setiap dia bertatapan dengan Viola, Sandy berusaha mengalihkan pandangannya. Hal tersebut disadari oleh Hendra Wijaya.

"Oh Sandy, kamu suka membaca novel?" tanya Hendra tiba-tiba. Sandy sedikit heran dengan pertanyaan Hendra barusan, tapi segera dia pahami bahwa bukan membaca yang dimaksud Hendra.

"Ya, saya suka, sangat suka membaca NO.VEL!" jawabnya penuh penekanan.

"Oh ya, siapa penulis favoritmu?" selidik Hendra lagi. Lagi-lagi dia membuat Sandy merasa tak nyaman.

"Penulis A.R , itu favorit saya!" ucap Sandy, dia meletakkan sendok garpu, terlihat tidak menikmati makanannya.

"Kenapa kamu suka dengan penulis A.R?"

Sandy sedikit tersenyum, dia membetulkan letak kacamata yang dia kenakan. Dia sadar betul dia tidak boleh merusak momen ulang tahun Viola. Jadi kali ini dia akan lebih sabar dan menyelesaikannya dengan cepat.

"Karena dia menuliskan cerita romantis yang saya suka..!" jawab Sandy singkat.

Kevin dan Steve yang berada di dekat Sandy pun keheranan.

"Sejak kapan kamu suka hal-hal romantis?" tanya Kevin.

"Kamu kan selama ini adalah lelaki yang tidak punya perasaan alias gunung es..!" imbuh Steve.

Merasa diserang sana sini, Sandy hanya tersenyum simpul.

"Kalian tahu apa? Kalian saja jomblo abadi selama ini!" jawab Sandy sedikit emosi.

Mereka dibuat diam tanpa kata dengan jawaban Sandy.Viola yang sedari tadi mengamati akhirnya angkat bicara.

"Sandy, bisa kita bicara empat mata?" tanya Viola, dia begitu berharap bisa berbicara dengan Sandy kali ini.

"Boleh, saya permisi dulu!" jawab Sandy, diapun berdiri dan mengikuti Viola.

"Pah, Mah, yang lainnya,.enjoy makannya ya,aku mau bicara sebentar sama Sandy..!" kata Viola sebelum meninggalkan ruangan.

Mereka menuju taman belakang rumah.

"Apa yang mau kamu sampaikan Vi?" tanya Sandy begitu sampai di taman.

Viola masih terdiam, dia mencoba meraih tangan Sandy, namun Sandy menepisnya perlahan.

"Aku jatuh cinta denganmu saat melihatmu pertama kali waktu masa orientasi di sekolah. Dan sejak saat itu aku berusaha untuk jadi temanmu, agar aku bisa membuat kenangan indah di sekolah tentangmu.." kata Viola memecah keheningan.

"Sampai detik ini kamu tetap temanku, dan kenangan kita berlima akan menjadi kenangan indah masa sekolahku.." balas Sandy,dia sedikit menjauh dari Viola.

"Aku jadi serakah sekarang. Aku tidak mau lagi jadi temanmu. Aku mau kamu jadi pacarku!" kata Viola penuh harap. Sandy makin menjauh mendengar kalimat tersebut.

Sandy menghela nafas sejenak.

"Jawabanku sama, aku sudah punya pacar dan aku tidak sekalipun berniat untuk berpacaran denganmu. Karena kamu temanku. Aku tidak melihatmu sebagai wanita..!" tegas Sandy.Meskipun kata-katanya menyakitkan bagi Viola,dia harus membuat Viola sadar bahwa perasaannya tidak akan pernah berbalas.

"Mari kita simpan kenangan indah kita selama berteman di sekolah. Aku yakin setelah ini kamu akan bertemu seseorang di luar sana. Seseorang yang menyukaimu dan kamu pun menyukainya. Jangan membuatku makin menjauh, perasaan sukamu membebaniku. Kali ini aku masih menganggapmu temanku, jadi tolong hentikan perasaan sukamu. Ayo kita masuk, sepertinya aku harus pamit kepada keluargamu dan yang lainnya.." Ungkap Sandy, dia berharap Viola bisa menerima penolakan Sandy kali ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!