Siapa Dia

"Dimas siapa mas? Ini aku istrimu Tania?" ucap Tania

" Oh kenapa kau di sini? Kau kan juga sedang sakit." ucap Dio

"Aku ingin melihat bagaimana keadaanmu mas. Bagaimana, Apa kau perlu sesuatu?" Tanya Tania yang saat ini masih memegang botol infus di tangannya.

" Aku mau minum. Bisa tolong kau ambilkan." ucap Dio

Tania mengambil gelas dan mengisinya dengan air. Ketika tangan Tania ingin memeberikan gelas itu pada Dio. Gelas itu malah terjatuh dan pecahan gelas itu malah mekukai kaki Tania. " Aduh.." ucap Tania

" Kenapa. Apa kau terluka?" tanya Dio

Marcel yang saat itu sedang duduk sambil memantau pekerjaannya di kantor lewat ponsel miliknya. Begitu mendengar seperti ada suara gelas yang jatuh dari kamar Dio segera berlari masuk ke kamar itu. " Tania.. Apa yang terjadi?" tanya Marcel

Dio merasa heran siapa pria yang saat ini memanggil istrinya dengan begitu akrab. Apakah dia temannya Tania. Tapi selama ini Dio tidak pernah mengenalnya. " Siapa kau" tanya Dio

Tania tahu kalau Dio pasti akan salah sangka tentang Marcel. Jadi ia dengan segera menjawabnya. " Mas , Dia ini abangnya Aicel. Dia ke sini bersama Aicel untuk menjengukku. " jelas Tania

" Oh jadi kenapa dia ada di ruanganku. Apa kau ke sini bersama dia?" tanya Dio

" Iya tadi Aicel harus segera ke kantor. Jadi karena aku sangat ingin melihat kondisimu. Aku minta tolong dia mendorongku sampai ke sini. Sudahlah mas jangan berpikir macam-macam." ucap Tania

Ia duduk di kursi yang ada disitu dengan kondisi darah yang mengalir dari kaki. Ternyata luka akibat goresan kaca tadi cukup lebar. "Tania kau tidak apa? banyak sekali darahnya. Kalau gitu aku akan meminta obat dan perban dulu pada perawat." ucap Marcel

Dio merasa cemburu karena istrinya di perhatikan oleh orang lain. " Lebih baik setelah ini kau kembali saja ke kamar. Aku akan meminta bantuan suster saja." ucap Dio

" Baiklah mas. Tapi besok aku sudah bisa merawatmu. Dokter bilang aku sudah bisa pulang besok. " ucap Tania

" Kalau Tania yang menjagaku di rumah sakit ini. Pasti akan kesulitan untuk aku tahu kabar Dimas. Rasanya menyenangkan sekali saat Dira yang menemaniku seperti tadi pagi." Ucap Dio

Tania memperhatikan wajah Dio yang sedang melamun. " Mas.. Mas.. mikirin apa sih. Kok diam saja. Dimas itu siapa mas. kok mas bilang dia anak mas tadi." tanya Tania

Dio kaget mendengar pertanyaan Tania. Dia tidak menyangka kalau ia mengucapkan Dimas adalah anaknya saat baru tersadar tadi. " Dimas itu nama anak yang aku tolong. Aku sudah menganggapnya seperti anak sendiri sejak aku mengenalnya. Kasiahan sekali rasanya. Dia punya semangat yang besar. Melawan penyakit yang begitu mengerikan di usianya yang masih kecil. " jelas Dio

" Mas benar. Kapan-kapan aku juga ingin bertemu dengannya." ucap Tania sambil tersenyum.

Lalu Marcel masuk ke kamarnya Dio. Dia membawa kapas dan obat untuk membalut luka Tania. " Ini obatnya sudah aku bawa." ucap Marcel sambil memberi obatnya pada Tania.

Sebenarnya Marcel ingin membalut luka itu. Namun ia tak enak hati pada Dio. Sementara Dio juga belum bisa mengobati Tania. Karena ia belum bisa bangkit seusai operasi.

Akhirnya Tania mengobati lukanya sendiri. Setelah selesai, Ia pamit dengan Dio untuk kembali ke kamarnya. " Mas jaga diri baik-baik ya. Jangan lupa telpon aku kalau butuh sesuatu." ucap Tania

" Baiklah. Kau juga sama ya sayang. Lalu besok kau tidak perlu menjaga mas di sini. Biar perawat saja yang menjaga mas di sini. Pulihkan dirimu dengan banyak istirahat saja di rumah. Beberapa hari lagi mas juga sudah pulang." ucap Dio

" Aku tidak mau mas. Aku pasti akan datang merawatmu di sini." ucap Tania

Dio memandang Tania yang sedang duduk di kursi roda. Sementara Marcel yang mendorongnya. " Maaf kamu siapa namanya? Apa bisa kita bicara sebentar." tanya Dio

Marcel mendorong Tania ke depan pintu. Lalu ia kembali mendekati Dio. " Aku harap kau hanya berniat membantu. Tidak lebih dari itu." bisik Dio di telinga Marcel

" Tenang saja. Aku tidak sepertimu yang menyembunyikan wanita lain di belakang istrinya. Aku dan Aicel sudah tahu. Kami berdua hanya merasa kasihan pada istrimu." Ucap Marcel dengan senyum smirknya.

Dio merasa tegang. Jika saja Tania sampai tahu. Apa yang akan terjadi. Bagaimanapun Dio masih mencintai Tania. Namun ia tidak juga menampik saat Dira berada di sampingnya. Ia merasa sangat senang.

Terpopuler

Comments

Neng Niehan

Neng Niehan

hedehhhh maruk mah Dio mau kedua x

2022-04-15

0

Bunda Anieta

Bunda Anieta

kampret tuh si dio....

2021-02-07

0

^^@i'e^^

^^@i'e^^

teh celup kamu Dio...
Sariwangi aja 1000an, masih ada harganya , lha km?
teh celup kadaluarsa...
serakah...

2021-01-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!