Keguguran

MOHON MAAF NOVEL SEDANG DALAM MASA REVISI. JIKA ADA BAB YANG TIDAK NYAMBUNG HARAP MAKLUM. BERARTI BAB OTU BELUM REVISI.😊

" Untuk apa kau di sini?" tanya Aicel

" Ada urusan yang harus aku selesaikan di sini." ucap Dio

Aicel tidak bisa lagi menahan emosinya. Dia begitu marah karena Dio menyakiti sahabatnya. " Kamu sudah keterlaluan Dio, Tania sekarat di dalam IGD. Dia pendarahan." Ucap Aicel.

Dio mencabut infus yang sedang terpasang di tangannya. Dio berlari ke depan pintu IGD. Iq tidak dapat menahan air matanya. Dari tangannya juga terlihat darah yang mengalir serta berceceran di lantai.

" Maafkan aku Tania." ucap Dio

Tidak lama kemudian Dira datang ke tempat itu. Dia melihat Dio menangis meraung di depan IGD. Infus juga sudah terlepas dari tanggannya. Dira mendekati Dio, Lalu berusaha membantu Dio berdiri. " Ada apa mas? Kenapa kamu begini?" tanya Dira

Dira membawa Dio untuk duduk di kursi tunggu yang ada di depan IGD. " Tania.. Dia keguguran." jawab Dio

" Oh baguslah kalau dia sampai keguguran. Kamu bisa fokus untuk kesembuhan Dimas." ucap Dira

Begitu mendengar ucapan Dira, Aicel seperti merasa begitu emosi. Dia mendatangi Dira lalu menjambak rambutnya. " Loe sadar diri loe siapa. Pelakor .. Sekarang istri dia sedang sekarat. Loe bisa bersyukur dengan mudah" ucap Aicel.

Marcel berusaha menghentikan kemarahan Aicel. Walaupun sebenarnya dia sendiri juga merasa geram. " Sudahlah cel. Hentikan" ucap Marcel

" Cukup.. Sudah cukup kau memukuli dia cel. Dia tidak bersalah sama sekali. Aku yang pantas di salahkan di sini. Lebih baik kamu pulang, Biar aku yang akan menjaganya."ucal Dio sambil memghadangi Aicel dengan tubuhnya.

" Cih.. Suami pengkhianat melindungi pelakornya. Lihat saja setelah Tania bangun. Aku akan memberi tahu perselingkuhan kalian." Teriak Aicel

" Siapa yang merebut siapa? Tania lah yang telah merebut Dio dari aku." teriak Dira

Dokter dan perawat yang mendengar pertengkaran mereka datang menghampiri. "Pak/bu jangan ganggu ketenangan pasien. Jika ingin bertengkar lebih baik kalian keluar." ucap Dokter.

Marcel merasa malu karena adik sepupunyalah yang sudah membuat masalah. Dia memaksa Aicel untuk pulang. " Kau buat malu saja. Ayo pulang. Sudah ku bilang jangan mencampuri urusan orang" bisik Marcel

" Tapi dia sahabatku sendiri. Masa wanita itu senang jika sahabatku sekarat" ucap Aicel

" Aku tahu perasaanmu. Tapi lebih baik sekarang kita pulang dulu." ucap Marcel

Dio memijat dahinya karena merasa sangat pusing. Bagaimana bisa dia menyakiti kedua anaknya. Dimasa lahir ke dunia dan besar tanpa ayah. Sekarang calon bayi yang ia harapkan lahir malah harus pergi tanpa ada dia di sampingnya. "Pasti Taniq terlalu stres akibat hubungan kami yang tidak baik akhir ni" batin Dio

Suster datang dan membalut bekas infus Dio. Dio baru selesai menjalani tes sumsum tulang belakang. Dokter ingin tahu apakah sumsum tulang belakang Dio cocok dengan Dimas. "Mas aku ke kamar Dimas dulu ya. Kasihan dia pasti nungguin. Kamu gak mau ikut?" tanya Dira

" Aku mau di sini dulu menunggu kabar Tania." ucap Dio lemah.

Dira merasa kesal melihat perhatian Dio ke Tania. Dira tidak ingin memperlihatkan sifat tidak sukanya. Dira akan membuat Dio kembali dengannya secara perlahan. " Ya sudah kalau gitu. Nanti kalau ada kabar segera kabarin aku ya." Ucap Dira sambil berlalu pergi.

Tidak lama kemudian Dokter keluar dari ruang IGD. "Siapa di sini yang merupakan keluarga pasien?" tanya Dokter

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***