Merasa beruntung

MOHON MAAF NOVEL INI SEDANG DALAM MASA REVISI. JIKA ADA BAB YANG TIDAK NYAMBUNG BERARTI BELUM DI REVISI. TERIMA KASIH

Seorang wanita cantik, berambut bergelombang, hidung kecil dan mancung, mata bulat, bibir kecil dan merah, serta kulit yang putih. Dia adalah Tania. Tania terlihat sedang mencoba berbagai sepatu kesukaannya di sebuah toko. Ia sedang duduk sedangkan beberapa pelayan toko sedang melayaninya.

" Mbak beruntung sekali. Suami mbak gak pelit. Dia selalu saja memberi mbak uang untuk membeli sepatu bermerk ini." Ucap salah satu pelayan toko

" Ih iya ya." Ucap Tania sambil tersenyum. " Rasanya saya memang beruntung sekali. Sudah punya suami tampan, Penyanyang, kaya dan gak pelit. Oh ya kalian harus hati-hati sama yang namanya pelakor. pokoknya jika kaliam menikah nanti. Harus di jaga betul-betul itu suaminya. Kalau kasih celah dikit saja pasti di ambil pelakor. Kalau suami saya gak mungkin tergoda sama pelakor. Dia itu suami top markotop, Is the best pokoknya." Ucap Tania

Tania saat itu sedang menunggu sahabatnya Aicel. Aicel akan datang ke toko menemui Tania.

Di saat yanh bersamaan Aicel datang telah tiba di sana. Ia datang bersama sepupunya yang bernama Marcel. Aicel dan Marcel tidak sengaja mendengar pembicaraan Tania dengan para karyawan.

Marcel yang kala itu mendengar omongan Tania langsung mencebirkan bibirnya. " Ah mana ada suami jaman sekarang yang setia. Jangan terlalu membanggakan suamimu. Nanti di rebut pelakor baru tahu rasa." Ucap Marcel sambil melihat Tania

Tania menyadari ada seseorang yang sedang menyindirnya. Ia mendongakkan wajah dan menatap wajah orang yang menyindirnya itu. Betapa kagetnya Tania saat menatap orang itu. Dia adalah pria sombong yang pernah ia temui kemarin. " Untuk apa kau kemari? Apa kau penguntit ya? mengikutiku kemana aku pergi?" Tanya Tania.

Aicel menatap kedua orang terdekatnya itu dengan tatapan heran. " Tan, apa kau mengenal dia?" tanya Aicel ke Tania sambil menunjuk ke arah Marcel. " Tentu saja aku kenal. Dia orang sombong yang menghina orang kecil" Jelas Tania

Marcel menatap tajam ke arah Tania. Ia mendengus kesal. " Aku sudah mengantarmu sampai di sini. Jika kau ingin pulang, kabari aku lagi baby, Aku akan langsung datang menjemputmu." Ucap Marcel ke Aicel

Para pelayan toko begitu terkesima melihat Marcel. Ia begitu tampan, membuat setiap mata tidak bisa mengalihkan pandangan dari dirinya. " beruntungnya wanita itu. Pacarnya begitu tampan" gumam salah satu pelayan. Sementara Aicel hanya tersenyum menanggapi ucapan Marcel.

Marcel kembali menatap Tania dengan tatapan tajam. Ia menunjuk wajah Tania sambil berkata " Kau. Jangan sampai aku melihat wajahmu lagi. Kau kira, kehidupanmu itu beruntung. Kita lihat saja nanti." Ucap Marcel sebelum pergi meninggalkan mereka.

Tania kesal mendengar ucapan Marcel. Ia berdiri dari duduknya. Ia berteriak ke Marcel " Dasar pria sialan. Aku bersumpah jika sampai hidupku sial. Aku akan bersujud di kakimu. Biar bagaimanapun suamiku lebih baik darimu. Tahu!" Teriak Tania. Teriakan Tania membuat semua mata tertuju padanya.

Aicel merasa tidak nyaman melihat sahabatnya di perhatikan oleh banyak mata. Ia memegang bahu Tania. " Sudahlah Tan, tidak ada gunanya bertengkar dengannya." ucap Aicel. Tania memandang Aicel dengan pandangan kesal " Lagian kenapa sih Loe bisa pacaran sama orang kayak dia." tanya Tania

Aicel memegang jidatnya karena merasa pusing. " Marcel itu bukan pacarku. Dia sepupuku yang baru pulang dari Amerika. Ah sudahlah ayo kita ke cafe menenangkan diri." Ucap Aicel

Mereka pergi ke cafe yang ada di dalam mall itu. Aicel memperhatikan sahabatnya yang saat ini kelihatan semakin gemuk. Hal itu karena Tania sedang hamil.