Dimana anakku

NOVEL YANG SUDAH DI REVISI AKAN ADA TULISAN SELESAI REVISI. JIKA ADA BAB YANG BELUM NYAMBUNG HARAP MAKLUM. BERARTI BELUM DI REVISI

Dira datang ke tempat Tania di rawat. Ia masuk ke dalam kamar dan mengahampiri Dio. "Aku pikir dia akan mati" ucap Dira secara mendadak. Dio kaget mendengar ucapan Dira. Dengan cepat Dio menarik Dira keluar kamar.

"Apa yang kau bicarakan. Kau mendoakan dia agar meninggal." bentak Dio

" Jangan berteriak di sini. Seharusnya kau sadar! bukan hanya dia yang butuh kamu mas. Anak kita juga butuh kamu saat ini." ucap Dira

" Aku tahu Dira. Saat ini Tania masih belum sadar. Dia masih membutuhkan aku sampai dia terbangun. Saat ini dia akan sangat terpukul ketika sadar. Dia akan shock saat tahu anaknya telah keguguran." jelas Dio

" Keguguran? itu bagus.. Jadi kamu bisa fokus sama Dimas aja. Lagian Kamu dan aku akan menikah kan?" jelas Dira

" Jangan banyak berkhayal Dira. Aku akan bertanggung jawab soal Dimas. Tapi jangan berharap aku akan menikahi wanita yang tega mendoakan istriku meninggal sepertimu" ucap Dio

Dira menggengang tangannya karena kesal. Ia pikir hubungannya dan Dio akan mengalami kemajuan. Tapi akhirnya Dio malah hanya peduli pada Dimas bukan pada dirinya juga. "jika begini, Aku harus berpura-pura baik dan mengalah untuk mendapatkan hatimu mas" Batin Dira

" Baiklah mas maafkan aku. Aku akan datang menjenguk istrimu lagi nanti. Sekarang aku akan menjaga Dimas dulu. Tapi kau tidak boleh lupa untuk melihat Dimas. Sejak tadi malam dia selalu menanyakanmu." ucap Dira sambil mengelus tangan Dio.

Tania bangun dari tidurnya. Ia memegang perut yang rata. Seperti tidak ada kehidupan lagi di dalamnya. Seketika Tania berteriak dengan keras. " Anakku.. dokter dimana bayiku. " teriak Tania

Mendengar teriakan Tania dari dalam kamar. Dio dengan cepat menyuruh Dira pergi. Kemudian Dio sendiri masuk ke dalam kamar. "Dia sudah sadar. Cepat kau pergi ke ruangan Dimas. " Ucap Dio sebelum pergi masuk ke dalam kamar Tania

Dira merasa begitu marah saat Dio mengusirnya. Ia bukannya pergi tapi malah semakin ingin melihat bagaimana keadaan istri Dio setelah sadar. "Enak saja mengusirku" ucap Dira.

Dokter dan para perawat akhirnya datang ke kamar Tania. Sementara Dira mengintip dibdepan pintu. "Anakku.. anak kita mas. Terakhir aku melihat darah dari begitu banyak mengalir. Bagaimana anak kita? Dia selamat kan?" tanya Tania

" Maaf bu.. Anak ibu tidak bisa di selamatkan. Dia tidak berkembang sehingga kami terpaksa melakukan tindakan demi kebaikan ibu" jelas dokter

Tania menangis sekuatnya. Dia menepis tangan Dio yang hendak memeluk tubuhnya untuk memberi ketenangan. " Tidak mana mungkin dia tidak berkembang. Aku dapat merasakan dia hidup. Ini semua salahku mas. Aku tidak bisa menjaga anak kita. Aku bukanlah istri dan ibu yang baik" teriak Tania

Dokter akhirnya menyuntikkan obat penenang untuk Tania. Karea kondisi Tania begitu tidaj terkendali. Berkali- kali ia berteriak dan memanggil anakku. Ia sampai nekat mencabut infus dan mengambil peralatan yang di pegang suster untuk melukai dirinya. "Aku bukan ibu yang baik. Karena aku anakku meninggal. Lebih baik aku mati menyusulnya." Teriak Tania sambil merampas gunting yang ada pada perawat.

Semua perawat dengan sigap memegang tubuh Tania. Lalu dokter memberi obat penenang. Perlahan Tania merasa lemah dan mengantuk. Sementara Dio hanya terdiam melihat istrinya yang begitu histeris. "Ini semua bukan salahmu. Tapi salahku.. akulah yang pantas di salahkan di sini." batin Dio

Sementara Dio menunjukkan senyum smirknya di bakik pintu. Ia merasa senang jika Tania sampai depresi atau gila. Rencananya memiliki Dio akan tercapai. " Perempuan gila" guman Dira

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***