Tika sudah tidak peduli dengan keluarga suaminya yang toxid. Mulai saat ini, ia hanya akan memprioritaskan putrinya saja. Rasanya sudah cukup ia menderita selama ini. Demi cintanya ia rela di jadikan babu dirumah mertuanya sendiri dan lebih parahnya suaminya sama sekali tidak memperdulikan bagaimana capeknya ia mengurus rumah seorang diri.
Dika selalu saja membela mama dan Iparnya bila ia melakukan sedikit saja kesalahan. Walau kenyataanya bukan ia yang salah tetap saja ia yang disalahkan.
Di dalam kamar Tika menghubungi sahabatnya yang bernama Nada dan ia ingin curhat sekaligus meminta bantuan dirinya.
"Assalamualaikum, Tik. " terdengar suara dari sebrang sana saat telpon di jawab.
"Waalaikumsalam, Nad. Aku ganggu ga?" tanya Tika.
"Ga sih, ada apa?" tanya Nada.
"Aku boleh minta tolong ga?"
"Tolong apa? kalau aku bisa pasti aku bantu."
"Jadi gini Nad, kamu bisa kenalkan aku sama seorang pengacara ga? Kayanya gue nyerah, gue memilih berpisah saja dari mas Dika." Nada yang menjawab telpon sambil membereskan dagangannya menghentikan kerjaannya dan merubah duduknya jadi lebih serius.
"Beneran, kamu serius? ga mimpikan? apa kuping gue yang salah dengar?" ujar Nada belum bisa percaya apa yang baru saja ia dengar.
"Gue serius Nad, gue mau cerai aja. Capek selalu di hina dan di rendahkan." Tika merasa sudah di ujung sahabatnya kali ini. Hati dan pikirannya sudah terlalu sesak untuk semua prilaku keluarga Dika pada dirinya.
"Insya Allah aku akan bantu kamu, tapi kenapa kamu tiba - tiba bari sadar sekarang?" Tika menghela nafas kasar dan menghembuskannya sambil menatap jendela kamarnya.
Tika menceritakan bagaimana perlakuan keluarga suaminya dan kejadian - kejadian yang menimpa dirinya.
" Suamimu benar - benar ya, ga nyangka ya. Gatal tangan gue pengen gue gampar tuh mulut." tangan Nada mengelak menahan amarah terhadap suami sahabatnya.
"Makasih ya, Nad. Gue jadi melibatkan loe dalam permasalahan keluarga gue." ujar Tika melow.
"Gue tengah aja, gue pasti bantu loe."
"Makasih ya Nad, loe emang sahabat terbaik gue." persahabatan mereka terjalin saat mereka masih sama - sama kerja di sebuah perusahaan dahulu hingga sampai saat ini.
Mencari teman itu gampang tapi mencari sahabat yang selalu ada dalam keadaan suka dan duka itu sangat susah.
Semantara itu di luar kamar semua keluarga Dika merasa bingung dengan perubahan - perubahan yang terjadi pada Tika, istrinya.
"Istri kamu habis makan apa sih, kok tiba - tiba berubah gitu?" tanya Farel heran.
"Aku juga ga tau, bang. Ga ada ujan ga ada angin tiba - tiba kaya gitu." jawab Dika jujur.
"Kamu harusnya bisa tegas pada istrimu, Dik. Kalau kaya gini terus siapa yang akan mengurus rumah ini." protes Sila dengan tak tau dirinya akan statusnya yang sama seperti Tika.
"Iya, Dik. Masa tiap berangkat kerja kita ga ada yang nyiapin sarapan. Masa harus sarapan tiap hari dikantor yang ada boncos." ungkap Farel. Padahal ia selama ini tidak pernah mengeluarkan uang sepeser pun untuk kebutuhan rumah. Ia merasa sayang jika harus mengeluarkan uang untuk sarapan dirinya dan istrinya belum lagi untuk makan malam membuatnya tidak rela.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
pagi kk, thor up lagi ya. Terimaksih supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya 😊😘😘🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Irma
bukan cuma tangan kamu yg gatel Nada tapi tangan aku jga udah gatel pengen gue lempar tuh sii Dika kesarang buaya beserta keluarganya kalau buaya kan yg penting gerak pasti langsung di hap gampang lagi Nemunya tinggal ke penangkaran buaya ada banyak emosi banget apalagi tuh farel Ama bininya nggak sadar diri banget😤😤🤬🤬
2025-02-04
1
Aisyah Putri Angel
maaf itu keluarga di Diki 11 12 dgn mantan keluarga dr suami ku dulu.
Alhamdulillah anakku dpt sosok figur seorang ayah dr ayah sambung nya.
yg mencintai anakku tulus ikhlas ngak membedakan dgn anak kandungnya yg lain.
juga dapat limpahan kasih sayang dr keluarga ku dan keluarga suamiku yg sekarang baik mertua dan saudaranya.
2025-02-04
1
Patrick Khan
. dika bodoh lakik kok melempem..
2025-02-04
1