Surat panggilan dari pengadilan di baca sekali lagi oleh Dika, berharap bukan di tujukan pada dirinya Tapi tetap tidak berubah. Kepalanya terasa pening tak rela rasanya ia berpisah dengan anak dan istrinya.
"Kenapa kamu pergi Tika? Bukanya kamu berjanji akan selalu ada disampingku apapun keadaanya. " gumam Dika.
Ia sendiri tidak sadar bahwa istrinya pergi akibat kelakuan dirinya sendiri. Wanita mana di dunia ini mau di selingkuh, mungkin ada segelintir yang memaafkan tapi tidak bagi Tika.
Sekali di khianti maka tidak ada kata maaf untuk Dika. Berpisah adalah kan keluar yang terbaik. Kalau dekadensi hina atau di rendahkan oleh orang lain ia masih bisa bertahan tapi jika sudah di bohongi jangan harap ia mau menerimanya.
Selingkuh itu penyakit, jadi penyakit itu suatu saat kebanyakan akan kembali kambuh. Sekarang mungkin sadar tidak ada jaminan akan kembali berulah apalagi ada kesempatan.
Semua rumah tangga tentu tidak menginginkan yang namanya perpisahan apalagi sudah ada anak diantara mereka. Tapi buat apa jika pun di pertahankan akan menimbulkan luka yang lebih dalam lagi.
Tika sedari pagi sudah bangun, ia juga sudah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang hamba. Karna sudah terbiasa menyiapkan sarapan ia bergegas ke dapur mencari bahan makanan dan mengolahnya.
"Mau apa, bu Tika?" tanya pembantu Sari.
"Ini, bik mau nyiapin sarapan?"
"Ga usah,bu. Biar saya saja, ibu Tika tunggu saja." ujar wanita paruh baya itu sopan.
"Ga apa - apa,bi. Sesekali aku menyiapkan sarapan. Bibik bisa mengerjakan pekerjaan yang lain."
"Ga enak ,bu. Ibu Tika kan tamu bu Sari masa tamu masak sendiri." uajr bibik sungkan.
"Ga apa - apa,bik. Bibik tenang aja, Sari ga bakal marahi bibik kok." Tika mencoba menghilangkan rasa takut bibik.
Tika muali mengeksekusi bahan - bahan yang sudah ia ambil dari dalam kulkas, dibantu bibik akhirnya masakannya kelar juga. Tika tersenyum saat hasil karyanya sudah tertata rapi di meja makan.
"Nia, aku mau mandi dulu. Kalau Sari datang tolong sampaikan ya, nanti saya kesini lagi." Tika pergi kekamar tamu membangunkan putrinya, mereka berdua mandi bareng. tidak mau berlama - lama mereka menyudahi ritual mandinya dan berpakain baru keluar untuk sarapan.
Di meja makan sudah duduk Sari menunggu dirinya. "Maaf nunggu lama." siap Tika sambil membantu putrinya duduk.
"Belum lama kok. Dina cantik mau makan apa, biar aunti ambilkan." ujar Sari sambil tersenyum. Rumahnya pagi ini terlihat ramai apalagi mendengar celoteh Dina selalu bisa membuatnya tersenyum. Andai ia bisa punya anak seperti Tika tentu hidupnya tidak akan kesepian.
Dulu sempat hamil di awal pernikahannya tapi masuk di bulan ketiga ia keguguran karna kecapekan kerja. Semenjak itu ia berhenti bekerja dan hanya fokus sebagai ibu rumah tangga saja dan akhirnya bertemu dengan Tika. Karna merasa ada kecocokan akhirnya mereka jadi sahabat hingga sekarang.
Persahabatan yang tulus akan bertahan lama karna sudah ada ikatan bathin layaknya saudara kandung. Akan merasa sakit saat temanya merasakan sakit dan akan ikut bahagia saat teman bahagia. Selalu ada saat di butuhkan.
...****************...
Assalamualaikum kk, thor up lagi ya. Terimakasih supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya 😘😘🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Irma
jarang banget bisa dapet teman seperti ini kalau pun dapet ujung ujungnya jadi musuh di dalam selimut
2025-02-15
1