"Kapan sidang perdana kamu, Tik?" tanya Sari saat keduanya tenagh duduk santai setelah sarapan sambil mengawasi Dina yang tengah asik bermain dengan makanan barunya.
"Dua hari lagi sedang perdana di gelar."
"Apa kamu akan menghadiri persidangan itu?" tanya Sari.
"Belum tau, Sari. Aku masih bingung antara mau hadir atau tidak. Coba nanti aku tanya pengacara dulu, aku mau meminta pendapatnya."
"Semangat, jangan lemas kaya gitu dong. Kesannya kamu ga ikhlas mau berpisah dengan suami perutmu itu." ujar Sari kesal saat mengingat kelakuan suami Tika.
"Siapa bilang aku ga ikhlas, aku malah senang bisa terbebas dari sana. Cukup sudah aku jadi wanita bodoh, aku bukan Tika yang dulu lagi. Tika yang sekarang bukan lagi wanita lemah yang gampang di tindas orang." ujar Tika menggebu - gebu.
Sari tersenyum melihat keseriusan sahabatnya. Ia berharap Tika akan lebih bersinar setelah pisah dengan suaminya.
Bukanya ia jahat ingin membantu memisahkan Tika dengan suaminya tapi kelakuan suami dan keluarganya sudah kelewat batas. Mana ada istri yang rela mengabdikan hidup sepenuhnya untuk melayani keluarga suaminya tanpa mendapatkan apa - apa. Malam yang ia terima tiap hari adalah hinaan dan cemoohan dari mereka.
"Aku akan selalu ada disamping kamu, tapi kamu jangan lupa keluarga kamu sendiri. Tidak baik tidak memberitahu mereka. Bukanya aku tidak mau membantu kamu sepenuhnya tapi alangkah baiknya keluarga kamu libatkan." nasehat Sari.
"Aku malu mengatakan kepada orang tua aku Sar tentang keadaan rumah tanggaku saat ini. Dulu mereka sudah mengingatkan aku untuk tidak menerima lamaran Dika tapi karna cinta buta aku pada Dika, aku lebih memilih Dika dari pada orang tuaku sendiri." cerita Tika pada sahabatnya kenapa ia enggan memberitahu orang tuanya.
"Aku yakin orang tua kamu tidak akan memarahi kamu jika kamu mau jujur. "
"Tapi aku masih ragu, Sari. Papa ku agak keras orangnya."
"Biar aku yang dampingi kamu dan membela kamu nantinya." Tika merasa terharu mendengar perkataan Sari. Tika memeluk sahabatnya dengan mata yang berembun.
Karna dorongan dari Sari, Tika akhirnya menghubungi keluarganya. Dengan hati yang deg - degan ia meyakinkan hatinya semuanya pasti akan baik - baik saja. Jika pun papanya marah ia sudah menyiapkan mentalnya karna sadar itu memang dirinya sendiri yang salah tidak mau mendengar saran dari keluarga.
"Assalamualaikum, kak?" sapa Tika saat sambungan tersambung.
"Waalaikumsalam, dek. Udah lama kamu baru hubungin kakak. Kamu ga kangen kakak apa?" jawab suara di sebrang sana. Mata Tika berkaca - kaca mendera suara yang begitu ia rindukan. Dulu kakaknyalah yang menjadi tempat ia mengadu.
"Maaf, aku ganggu ga kak?" tanya Tika.
"Ga lah, ada apa?" Kakaknya seolah tau kalau adiknya sedang tidak baik - baik saja.
"Ada sesuatu hal yang ingin aku katakan." ujar Tika.
"Ngomong aja, kebetulan kakak lagi ada dirumah. Apa kamu ga kangen sama papa dan mama?" tanya sang kakak.
Tika sesaat terdiam, bingung antara mengatakan kebenaranya tau kembali berbohong. Sari yang ada di sampingnya mengelus punggungnya memberi sedikit kenyamanan agar Tika tidak terlalu tegang.
...****************...
Assalamualaikum kk, terimakasih sudah menunggu dan terimaksih supportnya kk. Dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya 😘😘🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
kaylla salsabella
ayo Tika jujur saja sama keluarga mu
2025-02-16
1
Irma
jujur saja Tika
2025-02-17
1