Bab 10

Sementara itu Dika bersiap - siapa hendak pulang karna jam kantor sudah berakhir. Saat berjalan di parkiran ia bertemu kembali dengan salah seorang karyawan wanita yang sudah beberapa bulan ini membuat hari - harinya lebih bewarna.

Tidak seperti istri buruknya di rumah membosankan bila di pandang. Belum lagi penampilannya tidak menarik sama seklai, ia hanya mengauli istrinya saat libidonya butuh penyaluran.

"Mas." sapa wanita itu manja.

"Mau pulang bareng?" tawar Dika.

"Lalu motorku bagaimana, mas?" tanya gadis itu dengan senyum yang membaut Dika semakin tergila - gila.

"Gampang, titip satpam aja."

"Trus besok aku berangkatnya gimana?"

"Gampang, besok mas jemput kamu?"

Setelah berpikir sejenak wanita itu akhirnya naik juga membobol Dika. Mobil perlahan meninggalkan kantor menuju sebuah cafe yang lagi viral di mana banyak kaum muda mudi dan tidak sedikit orang - orang dewasa datang berkunjung.

"Wah rame ya, mas." ujar wanita itu.

"Lumayan, ayo kita keatas aja. Di sini sudah penuh." Dika mengajak wanuta itu kelantai dua mencari meja yang masih kosong. Kebetulan ada meja kosong di sebrang kumpulan ibu - ibu rempong.

"Kamu mau apa, Fan?" tanya Dika saat memegang buku Menu.

"Terserah mas aja, aku ngikut aja." jawab Wanita itu malu - malu.

Dika memanggil pelayan dan memesan makanan. Sembari menunggu makanan samapi di meja ia mulai mengeluarkan rayuan mautnya.

"Kamu makin cantik, Fan."

"Mas Dika bohong." Fani tersenyum malu saat dirayu Dika, pipinya menyemburkan warna merah.

"Beneran berbeda dengan istriku yang di rumah makin membosankan di pandang." Dika menghina istrinya sendiri ia tidak sadar bahwa ia telah membuka pintu kehancuran keluarganya sendiri.

"Gombal." kekeh Fani manja.

Dika tidak sadar jika di salah satu meja yang tepat berada di sampingnya duduk, ibu - ibu rempong yang ia katakan adalah teman - teman istrinya.

Iya dia adalah Sari sahabat Tika. Dika memang tidak terlalu mengenal teman istrinya karna memang tidak penting menurutnya.

Sari memfoto dua pasangan selingkuh di depanya dan mengirimnya langsung ke Tika. Ia juga tidak lupa mengirim beberapa vidio.

Tika yang kebetulan tengah duduk santai di kamar berdua dengan putrinya langsung membuka kiriman pesan dari Sari. Tubuh Tika bergetar saat satu persatu melihat betapa perhatian suaminya pada wanita itu. Perlakuan yang dulu pernah ia rasakan kini telah berpindah pada yang lain.

Tika berusaha tidak menangis. Cukup sudah kesabarannya selama ini. Tidak perlu menumpahkan air mata untuk laki - laki brengsek seperti suaminya.

"Sar, makasih ya kirimanya."

"Sama - sama, kamu yang kuat ya."

"Insya Allah, Sar. Aku kuat."

"Besok tolong carikan aku kontrakan ya, aku mau langsung pindah dari rumah neraka ini. Lagian surat dari pengadilan besok juga sudah sampai di kantor mas Dika."

"Kamu tinggal aja dulu dirumah aku, kebetulan suami aku lagi dinas seminggu ke depan."

"Ok, makasih ya Sar. Loe emang sahabat terbaik gue." Tika berikut g mempunyai sahabat seperti Sari selalu ada memberi dukungan untuk dirinya.

Sebelum suaminya pulang, Tika membereskan baju - baju dirinya dan Dina. Tidak semuanya Tika bawa hanya seperlunya saja. Sisanya ia buang ke tempat sampah.

Tika bersikap biasa - biasa saja saat suaminya pulang. Ia sama sekali tidak menyapa dan berpura - pura tidur disamping putrinya uang sudah tertidur duluan.

...****************...

Assalamualaikum, pagi kk. Awali pagi dengan senyum. Terimakasih supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya 😊😘😘🙏🙏🙏

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***