Meminta waktu

Bugh.

Carlos langsung menghantam wajah Arthur begitu keras sehingga dia tersungkur.

"Tuan Carlos, apa yang kau lakukan?!" teriak Samantha yang tidak terima putranya di pukul.

"Ini hukuman untuknya karena dia telah berani menentang ku dan pergi dari rumah!"

"Tapi Arthur itu adalah anak kandung mu! Jangan samakan dia seperti orang lain!" Samantha meninggikan suaranya.

"Apa sekarang kau juga sudah berani menentang ku?" Carlos hendak menampar Samantha, namun dengan sigap Arthur menghalangi.

"Ayah boleh pukul aku, tapi jangan pernah sakiti ibu!" bentaknya.

Carlos hendak melayangkan pukulannya lagi kepada Arthur, namun dengan cepat Samantha menghalanginya. "Cukup tuan Carlos. Tolong hentikan!" sentak Samantha yang sudah berlinang air mata.

Carlos mencoba meredam amarahnya. dia pun meminta Samantha untuk segera membawa Arthur ke kamarnya, sebelum amarahnya kembali meluap.

"Sayang, kamu dengarkan Ibu baik-baik ya? Ibu tidak apa-apa. Ibu baik-baik saja," ujar Samantha dengan tatapan penuh kasih sayang.

Arthur menatap ibu yang ada di sampingnya. "Katakan padaku Bu. Apa ayah pernah berbuat kasar pada Ibu ketika aku tidak ada?"

Samantha menggelengkan kepalanya, "tidak Arthur. Ayah mu tidak pernah memukul Ibu."

"Lalu apa yang tadi aku lihat? Ayah hampir saja memukul Ibu jika aku tidak menghalangi. Katakan yang sebenarnya padaku Ibu? Ibu tidak perlu menyembunyikannya dariku."

"Seperti apa yang sudah Ibu katakan barusan! Ayah mu tidak pernah memukul Ibu. Selama ini Ibu selalu menuruti kemauan dan selalu mendukung setiap keputusan ayah mu. Tidak ada alasan baginya untuk menyakiti Ibu," ungkap Samantha dengan jujur.

Samantha menatap lekat wajah Arthur lalu mengusap lembut pipinya. "Jangan pernah mencoba untuk pergi meninggalkan Ibu lagi. Ibu tidak bisa hidup tanpamu, Nak."

Tok tok.

Rachel mengetuk pintu yang sudah terbuka lebar. Arthur dan Samantha menoleh kearahnya.

"Ibu, aku datang kesini untuk mengobati luka kak Arthur," imbuhnya berdiri di hadapan keduanya.

Samantha kembali menoleh kearah putra semata wayangnya. "Rachel benar, kamu perlu di obati." Sebelum pergi Samantha mengusap lembut pundak putranya.

Rachel menaruh kotak P3K di atas tempat tidur. "Sini kak." Rachel memalingkan wajah Arthur agar melihatnya, namun Arthur malah menepis tangannya.

"Aku baik-baik saja," ucap Arthur.

"Bagaimana bisa kakak bilang baik-baik saja? Pipi kakak itu lebam. Aku tahu itu rasanya pasti sakit sekali, karena tadi aku melihat bagaimana kerasnya ayah memukul wajah kakak." Rachel adalah anak kedua Carlos yang lahir dari rahim Chamela, istri keduanya.

Rachel terus memaksa ingin mengobati luka Arthur sehingga membuatnya marah. "Sudah aku katakan kalau aku baik-baik saja!" bentaknya, sehingga membuat mata Rachel berkaca-kaca.

***

Saat mendengar tombol bel kamarnya di pencet seseorang, dengan cepat Alea membukanya. Karena dia yakin, kalau yang datang pasti ibunya.

Namun saat pintunya terbuka, dia terkejut melihat beberapa anak buah Carlos berdiri tegak menatapnya dengan sangar. Dia hendak menutup pintunya kembali, namun dari mereka mendorong kuat pintu itu sehingga membuat Alea jatuh terpental. "Akh!" pekiknya.

"Ikut dengan kami, kalau Nona Alea tidak ingin kami berbuat kasar."

"Aku tidak mau ikut dengan kalian!" Alea melempar barang-barang yang ada di kamar hotelnya kepada beberapa pria itu, namun mereka berhasil menghindar agar tidak terkena.

"Sudahlah Nona Alea! Jangan pernah mencoba untuk lari dari tuan besar. Karena kemana pun Nona pergi, tuan besar tidak akan melepaskan Nona."

Pria itu mendekat kearahnya. Dengan cepat Alea mengambil gunting dari dalam laci. "Jangan mendekat!" Alea menodongkan gunting itu kearah mereka. Namun salah satu dari mereka malah semakin mendekatinya, refleks Alea langsung melukai salah satu dari mereka hingga tangannya berdarah akibat tergores ujung gunting yang tajam.

Alea sedikit syok saat melihat darah yang mengucur dari tangan pria itu. Dan saat melihat Alea lengah, dengan cepat salah satu dari mereka memukul bahu Alea sehingga membuatnya pingsan.

***

Byur....

Saat sadar Alea sudah ada di kamar, mansion milik Carlos. Tubuhnya basah kuyup akibat di siram air oleh Carlos.

"Bagaimana petualangan mu? Apa begitu menyenangkan?" sinis Carlos dengan tatapan tajam seperti hendak menerkamnya.

Alea mendongakkan kepala, menatap satu persatu wajah diantara mereka. Namun kemudian matanya terkunci pada pintu yang terbuka. Dia beranjak dari duduknya lalu lari kearah pintu namun tiba-tiba.

Blugh.

Dengan cepat mereka menutup rapat pintu itu.

"Kau membuatku terluka. Sangat-sangat terluka!" ucap Carlos seraya melangkah mendekati Alea. Dia pun memegangi wajah Alea dengan tatapan penuh hasr*at, terlebih saat dia menoleh kearah dada Alea. Bajunya yang basah membuatnya tampak terlihat begitu sangat seksi, sehingga membuat Carlos tidak sabar ingin segera menyentuh benda kenyal itu.

Carlos melambaikan tangan kepada anak buahnya. Mereka mengerti, dengan cepat semua anak buah Carlos pergi meninggalkan mereka berdua.

Carlos membelai wajah Alea yang sudah tampak ketakutan. Dia terus mengusap-usap pipinya lalu turun ke bibirnya. Sudah tidak sabar, rasanya dia ingin sekali mencicipi bibir manis istri mudanya itu. Perlahan dia mendekatkan wajahnya hendak mencium, namun Alea memalingkan wajah sehingga bibir Carlos pun menempel tepat di pipinya.

"Aku mohon, tolong beri aku waktu, Tuan! Aku berjanji, kalau aku akan belajar untuk mencintaimu. Dan aku tidak akan pernah melarikan diri dari Tuan lagi," lirihnya.

Seketika ucapan Alea membuatnya sedikit tersentuh dan akhirnya luluh. "Baiklah, aku akan mengabulkan permintaan mu. Tapi kali ini, biarkan aku menikmati hangatnya ciumanmu." Carlos mengunci pandangan Alea agar menatapnya.

Tatapan Carlos turun ke bibir tipis Alea yang terlihat semakin menggoda. Tak lama kemudian dia pun langsung menyambar ranum bibir Alea dengan rakusnya. Lidahnya tampak bergelayut bermain-main di dalam sana, bermain-main dengan sesukanya.

Alea memejamkan mata, dan tampak pasrah ketika pria yang ada di hadapannya memeluk dan menciumnya. Ciumannya semakin panas, dia terus mengulum lidah Alea dan sesekali menghisapnya. Sudah tidak perlu di ragukan lagi jika pria yang ada di hadapan Alea itu sudah sangat berpengalaman. Merasa Alea sudah kehabisan nafas, Carlos pun melepaskan ciumannya.

"Tuan sudah mendapatkan apa yang Tuan mau. Bisakah sekarang Tuan pergi? Aku lelah dan ingin beristirahat," lirih Alea, dia sudah tak berani untuk menentang Carlos. Karena sekuat apapun dia melawan, pada akhirnya dia pun akan kalah.

"Baiklah. Beristirahatlah, dan jangan lupa ganti pakaianmu." Carlos menoleh kearah pakaian Alea yang basah akibat ulahnya.

Alea termenung duduk di tepi ranjang. "Lagi-lagi ibu telah mengecewakanku," gumam Alea, yang yakin betul kalau ini pasti ulah Aleta. Sehingga anak buah Carlos mengetahui tempat persembunyiannya.

Tok tok tok.

"Masuk."

Laura membawakan makanan untuknya. "Nona pasti lapar, tuan besar memintaku untuk mengantarkan hidangan ini kepada Nona." Laura membuka tudung saji makanan yang di bawanya.

"Terima kasih." Alea tersenyum getir.

Episodes
1 Arthur Dhanurendra Bratajaya
2 Alea Alkhaleena
3 Mansion
4 Bukan hadiah
5 Arthur dan Alea
6 Meminta waktu
7 Mengejutkan
8 Sedang apa?
9 Mencari Aleta
10 Kebencian Arthur
11 Asisten pribadi
12 Telah ternodai
13 Pembelaan
14 Pengakuan
15 Di sekap
16 Rencana melepaskan
17 Melarikan diri
18 Apartemen Chris
19 Tinggal bersama Calista
20 Tertangkapnya Arthur
21 Pesan dari Arthur
22 Jebakan
23 Tidak rela
24 Cemburu?
25 Aku akan menikahimu
26 Pria bertopeng
27 Kedekatan Arthur dan Alea
28 CCTV
29 Tak rela
30 Luka hati
31 Tuduhan
32 THM
33 Kejahatan Chamela
34 Rawat di mansion
35 Sixpack dan macho
36 Overprotektif
37 Perasaan tidak bisa dibohongi
38 Tertuduh
39 Jeruji
40 Carlos diambang dilema
41 Perlakuan buruk terhadap Alea
42 Wanita yang malang
43 Pertengkaran Rachel dan Chamela
44 Pura-pura masih lupa ingatan
45 Mulai menerima Rachel sebagai adiknya
46 Gatal-gatal
47 Berterus terang
48 Will you marry me
49 Rencana bertunangan
50 Pertengkaran
51 Mengejutkan
52 Pertemuan antara dua keluarga
53 Mengiba
54 Bertemu Zalia
55 Kiss first love
56 Rencana pindah
57 Sekertaris
58 Bertunangan
59 Berdansa
60 Kemungkinan akan berjodoh
61 Salah paham lagi
62 Gelang
63 Villa
64 Cinta dan benci
65 Katakan jika kau mencintaiku?
66 Yang kedua kalinya
67 Rencana perpisahan Alea dengan Carlos.
68 Sidang perceraian
69 Berkunjung ke mansion Bratajaya.
70 Happy ending.
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Arthur Dhanurendra Bratajaya
2
Alea Alkhaleena
3
Mansion
4
Bukan hadiah
5
Arthur dan Alea
6
Meminta waktu
7
Mengejutkan
8
Sedang apa?
9
Mencari Aleta
10
Kebencian Arthur
11
Asisten pribadi
12
Telah ternodai
13
Pembelaan
14
Pengakuan
15
Di sekap
16
Rencana melepaskan
17
Melarikan diri
18
Apartemen Chris
19
Tinggal bersama Calista
20
Tertangkapnya Arthur
21
Pesan dari Arthur
22
Jebakan
23
Tidak rela
24
Cemburu?
25
Aku akan menikahimu
26
Pria bertopeng
27
Kedekatan Arthur dan Alea
28
CCTV
29
Tak rela
30
Luka hati
31
Tuduhan
32
THM
33
Kejahatan Chamela
34
Rawat di mansion
35
Sixpack dan macho
36
Overprotektif
37
Perasaan tidak bisa dibohongi
38
Tertuduh
39
Jeruji
40
Carlos diambang dilema
41
Perlakuan buruk terhadap Alea
42
Wanita yang malang
43
Pertengkaran Rachel dan Chamela
44
Pura-pura masih lupa ingatan
45
Mulai menerima Rachel sebagai adiknya
46
Gatal-gatal
47
Berterus terang
48
Will you marry me
49
Rencana bertunangan
50
Pertengkaran
51
Mengejutkan
52
Pertemuan antara dua keluarga
53
Mengiba
54
Bertemu Zalia
55
Kiss first love
56
Rencana pindah
57
Sekertaris
58
Bertunangan
59
Berdansa
60
Kemungkinan akan berjodoh
61
Salah paham lagi
62
Gelang
63
Villa
64
Cinta dan benci
65
Katakan jika kau mencintaiku?
66
Yang kedua kalinya
67
Rencana perpisahan Alea dengan Carlos.
68
Sidang perceraian
69
Berkunjung ke mansion Bratajaya.
70
Happy ending.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!