Pengakuan

Arthur membawa Alea ke taman belakang. Sesampainya di sana dia mengintrogasi Alea. "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa ayah bisa bersikap seperti itu padamu?" tanyanya dengan tatapan nanar.

"Bukankah Tuan Arthur sendiri yang sudah membuat tuan Carlos berubah?" ucap Alea. "Seharusnya Tuan Arthur senang melihat semua ini."

"Aku memang membencimu, tapi aku tidak suka ayah memperlakukan mu seperti itu," jawab Arthur.

"Lalu kenapa Tuan tega menjebak ku, dan memberikan poto itu pada ayah Tuan?" tanya Alea dengan tatapan sayu.

"Poto? poto apa maksud mu?"

"Jangan berpura-pura tidak tahu! Bukankah Tuan sendiri yang bilang, kalau Tuan tidak suka sama orang yang suka berpura-pura bodoh." Alea memutar balik badan hendak pergi, namun Arthur mencegahnya.

"Tunggu!" pinta Arthur, dia pun meraih ponsel dari dalam saku celananya. "Apa maksudmu poto ini?" Arthur memperlihatkan gambar di-ponselnya.

"Ternyata benar! Kalau Tuan yang telah memberikan poto itu pada tuan Carlos." Seketika air matanya kini terjatuh membasahi pipi.

"Aku memang memiliki poto ini. Tapi aku tidak pernah menunjukkannya kepada siapapun, apa lagi pada ayah," jelas Arthur, karena dia memang merasa tidak menunjukkan poto itu, kecuali kepada Dylan. Seketika hatinya bertanya-tanya, apa mungkin Dylan yang memberikan poto itu kepada ayahnya? Tapi untuk apa? Terlebih Dylan juga tidak begitu akrab dengan Carlos.

Tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari Arthur, Alea pun pergi, karena dia merasa kalau Arthur lah dalang di balik semuanya.

"Arthur..." Samantha memanggilnya dari belakang dengan sorot mata yang tajam. Perlahan Arthur memutar balik badan menghadap ibunya.

"Ibu. Sejak kapan ibu di situ?" tanya Arthur sedikit gugup, karena takut ibunya mendengar percakapan mereka tadi.

"Ibu sudah mendengar semuanya. Apa benar kalau kau yang telah menjebak Alea?" tanya Samantha dengan meninggikan suaranya.

"Ibu, aku tidak bermaksud untuk seperti itu. Ku akui awalnya aku memang berencana untuk menunjukkan poto itu pada ayah, namun aku mengurungkannya," jawab Arthur berbicara apa adanya.

"Setelah tamu penting ayahmu pulang, kau harus segera menceritakan semuanya pada ayah. Walau bagaimana pun Alea tidak bersalah. Ayahmu tidak pantas memperlakukannya seperti itu," pinta Samantha.

Setelah selesai makan, Carlos dan William berbincang seputar bisnis di ruang tengah. Carlos yang memiliki beberapa cabang di pusat kota, bahkan di beberapa negara membuatnya menjadi orang nomor satu di kota itu. Namun tak banyak orang yang tahu sisi gelap kehidupan Carlos karena tertutupi oleh sikap dermawan nya.

Sementara Chamela, Stevani dan Irene istri dari William, sedang berbincang di ruang keluarga seraya menonton televisi.

Rachel membawa Angela ke kamarnya untuk melihat-lihat. Angela terpukau saat melihat isi ruangan Rachel yang begitu besar dan terpampang beberapa lemari kaca yang terisi beberapa barang branded, seperti tas, sepatu dan lain-lain.

"Duduk yuk?" suara Rachel membuyarkan lamunannya.

Keduanya duduk di sofa yang ada di kamar itu. Angela terus menatap takjub isi ruangan. Tiba-tiba pandangannya terkunci pada poto bingkai yang ada di atas nakas. Dia pun mengambilnya dan mengamati poto itu dengan seksama.

"Arthur kok gak ada disini?" tanya Angela saat melihat poto keluarga besar Carlos tanpa laki-laki yang sudah mengambil hatinya..

"Kak Arthur anti banget kalau mau di poto sekeluarga seperti ini. Dia pasti nolak," jawab Rachel, "makanya di ruang keluarga juga tidak ada satu pun poto kami bersama dia," lanjutnya.

"Oh, begitu!" sahut Angela manggut-manggut. "Kalau boleh aku tahu, apakah Arthur sudah punya pacar?" tanyanya.

Pertanyaan Angela membuat Rachel tertegun. "Kenapa Angela menanyakan itu? Apa dia menyukai kak Arthur?" batin Rachel.

"Rachel?" melihat Rachel melamun membuat Angela merasa sedikit heran. Apa ada yang salah dengan pertanyaannya.

"Punya!" jawab Rachel secara spontan. Padahal dia sendiri juga tidak tahu apakah Arthur punya pacar atau tidak. Karena selama ini Arthur belum pernah membawa wanita ke rumah untuk diperkenalkan kepada ayah dan ibunya.

Raut wajah Angela tampak kecewa.

***

Sudah tiga hari ini Alea di perlakukan layaknya pelayan di mansion Bratajaya. Apalagi Stevani. Dia selalu bersikap semena-mena terhadapnya.

Arthur sengaja tidak memberi tahu ayahnya tentang poto Alea bersama temannya. Dengan harapan, supaya Carlos mau mengusir Alea dari mansion, dan pergi dari kehidupannya.

"Kau tidak perlu bersikap seperti itu kepadanya? karena kau sendiri juga tidak lebih baik darinya." ucap Arthur menatap sinis kepada Stevani.

Stevani menatap heran kepada Arthur. Kalau biasanya dia yang semena-mena terhadap Alea, mengapa sekarang sikapnya seakan tiba-tiba peduli.

"Kau tidak perlu membelanya. Wanita seperti dia memang pantas mendapatkan perlakuan itu, bahkan lebih buruk dari ini," ucap Carlos menatap tajam kepada Alea.

"Wanita sampah! Tidak sepantasnya dia berada di rumah ini!" decak Stevani.

"Cukup Stevani! Kenapa kau selalu memperkeruh keadaan!" bentak Samantha. Dia pun menoleh kepada Arthur. "Kenapa Arthur belum menjelaskan semuanya kepada tuan Carlos? Aku tidak ingin putraku menjadi seorang penjahat."

Di tatap dalam seperti itu oleh Samantha, seakan-akan Arthur mengerti apa yang ada di dalam pikiran ibunya. "Yang ada di dalam poto itu adalah teman ku," ucap Arthur berterus terang.

"Apa?" Carlos terkejut dan berdiri dari duduknya.

"Ya, Dia adalah Dylan. Ayah juga pernah bertemu dengannya lima tahun lalu. Tepat setelah hari kelulusan ku," jelas Arthur.

"Lalu kenapa Alea bisa tidur dengannya?" tanya Carlos dengan sorot mata merah menyala.

"Aku sengaja menjebaknya. Karena aku pikir setelah Ayah melihat poto itu, Ayah akan mengusirnya. Tapi ternyata tidak! Ayah malah menyiksanya," kata Arthur.

Bugh.

seketika satu pukulan melayang tepat di wajah Arthur. Samantha langsung berdiri mendekati Arthur untuk menghalangi Carlos bertindak lebih jauh. Sementara Alea dan yang lainnya hanya diam, tak ada yang berani angkat bicara.

"Kalau kau memang tidak ingin melihatnya di rumah ini, kenapa tidak kau saja yang pergi!" ucap Carlos sehingga membuat semua orang yang ada disana terkejut. "Bukankah kau tahu! Kalau tidak ada satu orang pun yang bisa menentang semua keputusan Ayah!" lanjutnya.

"Jadi Ayah lebih mementingkan wanita ini dari pada aku? Anak kandung Ayah sendiri." Api kemarahan Arthur mulai menyala.

"Kalau iya, lalu kau mau apa?" bentaknya.

"Baik. Kalau Ayah memang menginginkan aku untuk keluar dari rumah ini, dengan senang hati aku akan mengabulkan permintaan Ayah," ucap Arthur dengan tatapan penuh kekecewaan terhadap ayahnya.

"Arthur jangan bicara seperti itu sayang. Ibu yakin, ayahmu sedang emosi. Dia tidak bersungguh-sungguh." Samantha menatap nanar pada Arthur.

"Tuan Carlos, meskipun Alea dan teman Arthur tidak melakukan apa-apa. Tapi itu bukan berarti kalau Alea memang benar-benar masih suci. Bisa saja dia itu pernah melakukannya dengan orang lain, itu sebabnya dia tidak ingin kau menyentuhnya," Stevani mulai memprovokasi.

Deg.

Jantung Alea dan Arthur seakan berhenti berdetak mendengar ucapan Stevani.

Episodes
1 Arthur Dhanurendra Bratajaya
2 Alea Alkhaleena
3 Mansion
4 Bukan hadiah
5 Arthur dan Alea
6 Meminta waktu
7 Mengejutkan
8 Sedang apa?
9 Mencari Aleta
10 Kebencian Arthur
11 Asisten pribadi
12 Telah ternodai
13 Pembelaan
14 Pengakuan
15 Di sekap
16 Rencana melepaskan
17 Melarikan diri
18 Apartemen Chris
19 Tinggal bersama Calista
20 Tertangkapnya Arthur
21 Pesan dari Arthur
22 Jebakan
23 Tidak rela
24 Cemburu?
25 Aku akan menikahimu
26 Pria bertopeng
27 Kedekatan Arthur dan Alea
28 CCTV
29 Tak rela
30 Luka hati
31 Tuduhan
32 THM
33 Kejahatan Chamela
34 Rawat di mansion
35 Sixpack dan macho
36 Overprotektif
37 Perasaan tidak bisa dibohongi
38 Tertuduh
39 Jeruji
40 Carlos diambang dilema
41 Perlakuan buruk terhadap Alea
42 Wanita yang malang
43 Pertengkaran Rachel dan Chamela
44 Pura-pura masih lupa ingatan
45 Mulai menerima Rachel sebagai adiknya
46 Gatal-gatal
47 Berterus terang
48 Will you marry me
49 Rencana bertunangan
50 Pertengkaran
51 Mengejutkan
52 Pertemuan antara dua keluarga
53 Mengiba
54 Bertemu Zalia
55 Kiss first love
56 Rencana pindah
57 Sekertaris
58 Bertunangan
59 Berdansa
60 Kemungkinan akan berjodoh
61 Salah paham lagi
62 Gelang
63 Villa
64 Cinta dan benci
65 Katakan jika kau mencintaiku?
66 Yang kedua kalinya
67 Rencana perpisahan Alea dengan Carlos.
68 Sidang perceraian
69 Berkunjung ke mansion Bratajaya.
70 Happy ending.
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Arthur Dhanurendra Bratajaya
2
Alea Alkhaleena
3
Mansion
4
Bukan hadiah
5
Arthur dan Alea
6
Meminta waktu
7
Mengejutkan
8
Sedang apa?
9
Mencari Aleta
10
Kebencian Arthur
11
Asisten pribadi
12
Telah ternodai
13
Pembelaan
14
Pengakuan
15
Di sekap
16
Rencana melepaskan
17
Melarikan diri
18
Apartemen Chris
19
Tinggal bersama Calista
20
Tertangkapnya Arthur
21
Pesan dari Arthur
22
Jebakan
23
Tidak rela
24
Cemburu?
25
Aku akan menikahimu
26
Pria bertopeng
27
Kedekatan Arthur dan Alea
28
CCTV
29
Tak rela
30
Luka hati
31
Tuduhan
32
THM
33
Kejahatan Chamela
34
Rawat di mansion
35
Sixpack dan macho
36
Overprotektif
37
Perasaan tidak bisa dibohongi
38
Tertuduh
39
Jeruji
40
Carlos diambang dilema
41
Perlakuan buruk terhadap Alea
42
Wanita yang malang
43
Pertengkaran Rachel dan Chamela
44
Pura-pura masih lupa ingatan
45
Mulai menerima Rachel sebagai adiknya
46
Gatal-gatal
47
Berterus terang
48
Will you marry me
49
Rencana bertunangan
50
Pertengkaran
51
Mengejutkan
52
Pertemuan antara dua keluarga
53
Mengiba
54
Bertemu Zalia
55
Kiss first love
56
Rencana pindah
57
Sekertaris
58
Bertunangan
59
Berdansa
60
Kemungkinan akan berjodoh
61
Salah paham lagi
62
Gelang
63
Villa
64
Cinta dan benci
65
Katakan jika kau mencintaiku?
66
Yang kedua kalinya
67
Rencana perpisahan Alea dengan Carlos.
68
Sidang perceraian
69
Berkunjung ke mansion Bratajaya.
70
Happy ending.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!