Lima belas
Malam ini, suasana begitu penuh kehangatan. Api unggun yang berkobar menciptakan cahaya lembut yang menari-nari, menerangi wajah-wajah yang penuh keceriaan. Mereka berkumpul, tidak hanya untuk menikmati api yang menyala, tetapi juga untuk merayakan kebersamaan, berbagi cerita, dan mengenang kenangan yang mungkin sudah lama terlupakan. Di tengah malam yang dingin, rasa kebersamaan ini terasa begitu hangat, lebih dari sekadar api yang menyala. Ada perasaan saling mendukung dan memahami, seolah waktu berhenti untuk memberikan kesempatan menikmati momen ini tanpa beban. Dalam hening yang terkadang tercipta, semua kata terasa begitu berharga, dan setiap tawa menjadi pengikat yang menguatkan hubungan. Api unggun itu bukan hanya simbol kehangatan fisik, tapi juga simbol kekuatan ikatan yang menguatkan mereka satu sama lain
Malam itu cukup dingin, angin berhembus pelan, membawa hawa sejuk yang menyusup hingga ke kulit. Di tengah lingkaran, api unggun menyala, memberikan cahaya dan kehangatan yang menjaga mereka tetap nyaman. Namun, Natasha masih merasakan dinginnya udara malam. Dengan gerakan penuh kasih, ia menyandarkan dirinya pada Jevan, memeluknya erat dari samping. Jevan, yang menyadari kegelisahan Natasha, membalas pelukan itu dengan hangat. Tangannya yang lembut terangkat untuk mengelus rambut Natasha, memberikan rasa tenang yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Keduanya tidak banyak bicara, tapi dalam momen itu, kata-kata tidak diperlukan. Kehangatan tubuh Jevan dan sentuhan lembutnya sudah cukup membuat Natasha merasa aman, seolah dunia luar yang dingin tidak lagi berarti. Api unggun yang menyala di depan mereka mungkin menghangatkan tubuh, tetapi momen sederhana ini menghangatkan hati sebuah kebersamaan yang tak tergantikan
Gavin Dafian
Pa, mau jagung
Dafa
Kita main tebak-tebakan dulu. Yang jawabannya benar dapet jagung bakar, kalau yang jawabannya salah harus nyanyi di depan api unggun
Hayden Bimantara
Selagi bukan di suruh joget, ayo om, gas terus, kita langsung mulai aja
Dafa
Oke, kita mulai dari, Bima
Bima
Oke. Kenapa anak ayam selalu nurut sama induknya?
Camila
Karena mereka takut sama induknya?
Jevan Galeno
Karena induknya galak?
Arkan Vanovic
Karena mereka takut nyasar?
Bima
Salah semua. Jawabannya karena nggak ada WiFi, jadi mereka nggak main hape
Hayden Bimantara
APA SIH BAPAK? ITU JAWABANNYA NGGAK ADA HUBUNGANNYA YA SAMA AYAM
Chika
ITU LOGIKA DARI MANA SIH, PAPA?
Feroz
GARING BANGET, PENGEN GUE PUKUL
Rezvan Danendra
Hahaha kacau, anak hukum tapi kena logical fallacy
Dafa
Lo nggak dapet jagung bakar, bim. Soalnya lo udah ngantuk makanya jawabannya nggak nyambung. Next, Feroz
Feroz
Apa yang kalau diinjek nggak marah, tapi kalau ditiup malah nangis?
Rachel
Karena ditiup kencang jadi nangis?
Feroz
Salah semua. Jawabannya bawang. Kalau diinjek, dia diam. Tapi kalau ditiup-tiup, malah bikin mata pedih
Feroz
Natasha, Nathan, sesuai dengan kesepakatan tadi, kalau jawabannya salah harus bernyanyi, dan karena jawaban kalian salah, ayo nak langsung saja mulai bernyanyi di depan api unggun
Jevan Galeno
Pas banget cui yang nyanyi biduan kita
Sandra
Jadi makin nggak sabar dengernya
Natasha Galeno
Kak Nathan emang mau nyanyi lagu apa?
Rachel
Tante mau request lagu, You Are the Reason, Calum Scott dong, sayang
Nathan Danendra
Boleh, tante
Perlahan, Nathan mulai memainkan gitar, jari-jarinya menari di atas senar, menciptakan melodi yang lembut. Suasana hening di sekitar api unggun semakin terasa intim. Setelah beberapa detik, ia mulai bernyanyi, suaranya mengalun pelan namun penuh perasaan
Nathan Danendra
There goes my heart beating
Cause you are the reason
I'm losing my sleep
Please come back now
Natasha Galeno
And there goes my mind racing
And you are the reason
That I'm still breathing
I'm hopeless now
Setelah Natasha melanjutkan lirik lagu dengan penuh perasaan, mata Nathan perlahan beralih ke wajahnya. Suara lembut Natasha mengalir begitu alami, membuat udara malam terasa semakin hangat. Seolah-olah setiap kata yang Natasha nyanyikan menyentuh hati Nathan, menciptakan suasana yang begitu intim. Suara Natasha begitu memukau, mengisi keheningan malam, dan matanya tak bisa lepas dari tatapan Natasha yang penuh arti. Setiap lirik yang terucap dari bibir Natasha seakan membawa mereka berdua ke dalam dunia yang hanya ada mereka berdua
Nathan Danendra
I'd climb every mountain
And swim every ocean
Natasha Galeno
Just to be with you
And fix what I've broken
“Oh, cause I need you to see. That you are the reason”
Natasha Galeno
There goes my hands shaking
And you are the reason
My heart keeps bleeding
I need you now
Nathan Danendra
And if I could turn back the clock
I'd make sure the light defeated the dark
I'd spend every hour, of every day
Keeping you safe
Lagu pun di nyanyikan hingga selesai. Harmoni suara mereka terasa begitu natural, dan kedekatan yang tercipta membuat mereka terhanyut dalam lagu tersebut. Keindahan suara Natasha yang lembut berpadu sempurna dengan suara Nathan yang dalam, membuat setiap nada terasa begitu berarti
Api unggun yang berkobar di depan mereka memberi kehangatan, tetapi yang lebih menghangatkan adalah momen itu sendiri, di mana dua hati saling terhubung lewat melodi dan lirik yang penuh makna. Lagu itu mengalir begitu natural, membawa mereka ke dalam dunia yang hanya milik mereka berdua, menjadikan malam itu terasa abadi
Setelah mereka selesai menyanyikan lagu, keheningan sesaat menyelimuti udara malam. Lalu, seiring dengan api unggun yang terus menyala, terdengar tepuk tangan riuh dari seluruh keluarga. Suara tepukan itu menggema, merayakan momen indah yang baru saja terjadi. Natasha menundukkan sedikit kepalanya, wajahnya tersipu malu, tapi senyum lembut tak bisa dia sembunyikan. Tatapan matanya tertuju pada Nathan, yang juga tersenyum dengan penuh kebanggaan, meskipun sedikit canggung. Mereka berdua saling berpandangan, berbagi rasa bahagia di tengah sorakan hangat dari orang-orang di sekitar mereka
Chika
Wah, mantap suaranya luar biasa. Natasha, Nathan, kalian berdua benar-benar bikin malam ini jadi lebih spesial. Suara kalian menyatu dengan begitu indah
Feroz
Wah, gue kira cuma bisa denger suara kayak gitu di apk musik, ternyata bisa langsung di depan api unggun. Kalau begini, setiap malam Jumat harus ada show keluarga nih
Arkan Vanovic
Gila, gue sampai terhanyut dengerin mereka nyanyi. Keren banget sih, suara kalian jadi kayak di radio
Rachel
Aduh, kalian tuh kayak punya koneksi spesial lewat lagu. Begitu pas, begitu menyentuh. Coba kalau di dunia musik, pasti sukses banget
Hayden Bimantara
Kalau ada audisi X-Factor, gue yakin udah dapet kontrak. Cuma, jangan berharap ya, nanti kalian diminta nyanyi terus, gue nggak rela jadi manajer
Reva Williams
Coba sering-sering nyanyi bareng, kalian punya bakat yang luar biasa. Malam ini jadi lebih hangat dan penuh cinta berkat kalian berdua
Natasha hanya bisa tersenyum mendengar semua pujian tersebut. Ia merasa hangat bukan hanya karena api unggun, tetapi juga karena dukungan dan kasih sayang yang mengelilinginya. Nathan, yang duduk di sebelahnya, juga terlihat tersenyum bangga, merasakan betapa indahnya momen itu bersama orang-orang terkasih
Gavin Dafian
Nyanyi lagi dong
Jevan Galeno
Nyuruh doang kagak nyawer
Gavin Dafian
Iya nih gue sawer deh
Galeno
Udah ya nyanyi nya besok lagi, kasian anak gue, liat aja noh mata nya udah ber air gitu. Itu tandanya dia udah ngantuk
Camila
Udah yuk, semuanya sekarang istirahat, kegiatannya kita lanjut lagi ya besok
Aleena
Mas galen, kamu tidur sama Jevan ya, aku tidur sama Natasha
Galeno
Iya, sayang. Sini peluk dulu
Hayden Bimantara
Arghhh gue ancurin juga nih bumi lama-lama rawrrr
Bima
Sayang ayo bobo, aku udah ngantuk banget nih dari tadi
Chika
Kalau ngantuk kenapa nggak langsung tidur aja?
Bima
Aku harus di kelonin dulu sama, kamu
Dafa
Den kalo muak siram aja
Hayden Bimantara
Biarin aja om, biarin. Hayden cuma takut di kutuk doang jadi pohon mangrove
Feroz
Kasian banget sih, sini den, kamu biar om Feroz aja yang kelonin
Sandra
Kamu mau bobo sama Hayden, mas? kalau gitu aku bobo sama Erick ya?
Feroz
Nggak, sayang. Hayden yang bobo sama Erick, kita bobo berdua
Hayden Bimantara
Trus ngapain om malah nawarin hayden?
Feroz
Emang kamu mau, om Feroz kelonin?
Hayden Bimantara
Mau nya di kelonin Erick
Fiona
Yasudah anak-anak silakan beristirahat ya. Kalau masih mau ngobrol-ngobrol santai dulu boleh tapi jangan terlalu larut sampai lupa untuk istirahat
Dafa
Good night anak-anakku
Alvaro Williams
Good night, om
Sebagian dari mereka akhirnya sudah masuk dan tidur lebih dulu, sementara yang lain masih duduk di luar, menikmati suasana malam sambil berbincang atau sekadar menghabiskan waktu
Jevan Galeno
Nat, lo nggak masuk?
Nathan Danendra
Duluan aja, gue masih mau nyari angin
Jevan Galeno
Buset dah angin apa lagi yang mau lo cari? angin tornado? orang dingin begini mah nyalain kipas angin aja udah deg-degan. Ini hebat banget mau nyari angin surga
Galeno
Jangan pada begadang ya, nak
Semua pun masuk ke dalam, menyisakan Nathan dan Erick yang tetap di luar. Mereka berdua menikmati susu hangat, dengan suasana yang sangat hening
Keheningan terus menyelimuti suasana, hanya suara angin malam yang terdengar samar di sela-sela mereka. Nathan menggenggam cangkir susunya, mencoba menikmati kehangatan yang merembes melalui jemarinya. Namun, pikirannya mulai melayang entah ke mana. Tiba-tiba, suara Natasha muncul begitu saja dalam benaknya suara lembut yang selama ini terus terngiang di sudut pikirannya. Tanpa ia sadari, bibirnya melengkung membentuk senyum kecil
Maverick Ferozion
Dih senyum-senyum sendiri, lagi ngebayangin apaan, lo?
Namun bukannya sadar dan kembali ke dunia nyata, Nathan justru tersenyum makin lebar, lalu tanpa sadar tertawa kecil
Maverick Ferozion
Setres apa kesurupan sih?
Nathan Danendra
Rick, tadi lo ambil dokumentasi pas, gue nyanyi nggak?
Maverick Ferozion
Idih hahaha pantes aja dari tadi senyum-senyum sendiri kayak orang gila, ternyata lagi retwach moment duet bareng sama Natasha tadi?
Nathan Danendra
Nggak usah fitnah
Maverick Ferozion
Kalo mau salting terbang aja kali, orang-orang udah pada tidur ini, aman aja cuma ada gue di sini, lo bebas kalau mau salting, dari tadi lo nahan ketawa karena gengsi kan masih ada Natasha? dia lucu kan? cantik lagi, mustahil kalau lo nggak tertarik
Nathan Danendra
Cewek cantik di luar sana masih banyak. Kalau emang, lo tertarik sama dia, nggak usah bawa-bawa, gue
Maverick Ferozion
Terus, lo kenapa tiba-tiba banget nanyain dokumentasi?
Nathan Danendra
Ya, gue cuma mau dengerin suara gue doang
Erick yang mendengar itu hanya bisa tertawa kecil, matanya penuh tawa geli melihat Nathan yang jelas-jelas terlihat sangat gengsi
Maverick Ferozion
Ada di camera, papa. Lo minta aja sama papa, gue
Nathan Danendra
Yang videoin pake camera handphone emang nggak ada?
Maverick Ferozion
Buset artis kali?
Nathan Danendra
Cuma nanya
Maverick Ferozion
Ada di handphone tante Aleena. Soalnya tante Aleena bagian dokumentasi juga
Nathan Danendra
Udah sana, lo masuk
Maverick Ferozion
Gila udah di kasih tau bukannya berterima kasih malah ngusir, nggak tau diri banget
Erick hanya mengendus sebal, merasakan kebingungannya yang mulai bercampur dengan geli. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia akhirnya berdiri dan melangkah masuk ke dalam
Terdengar suara plak-plok khas sandal yang menghantam lantai. Nathan langsung menoleh, matanya mencari-cari sumber suara di kegelapan. Suara itu semakin mendekat, ritmenya teratur seperti seseorang yang berjalan santai
Natasha muncul sambil menguap lebar, matanya setengah tertutup
Natasha Galeno
K…ak Nathan kok belum tidur?
Nathan Danendra
Belum pagi juga, lo kenapa udah bangun?
Natasha Galeno
Kebelet pipis, kak
Natasha berjalan menuju kamar mandi dengan langkah pelan, masih setengah mengantuk. Nathan, tanpa banyak pikir, mengikuti dari belakang, memastikan semuanya aman. Sesampainya di depan kamar mandi, ia berhenti, bersandar pada dinding sambil berjaga dalam diam
Setelah selesai, Natasha membuka pintu kamar mandi dan langsung terkejut melihat Nathan berdiri di dekatnya. Wajahnya yang masih mengantuk seketika berubah kaget
Natasha Galeno
KAK NATHAN? LO NGAPAIN DI SINI? LO NGINTIPIN GUE? DASAR MES….
Natasha Galeno
T…erus ngapain malah ada di sini?
Nathan Danendra
Nggak usah banyak tanya, sana langsung balik lagi
Natasha Galeno
Ih mencurigakan banget
Natasha melanjutkan langkahnya menuju kamar, diikuti oleh Nathan yang tetap berjalan di belakangnya. Namun tiba-tiba, langkahnya terhenti. Matanya tertuju pada seekor anak kucing kecil yang masih berkeliaran di tengah malam, mengeong pelan sambil mengendus lantai, tampak kebingungan mencari arah
Natasha Galeno
Ya ampun, sayang malem-malem begini kamu kenapa masih di luar? uuuuu kasiannya, pasti kamu kedinginan banget ya. Kak liat deh anak kucing ny….
Nathan Danendra
L…epasin anak kucing itu, sha
Tiba-tiba Nathan sedikit mundur, matanya terpaku pada anak kucing itu seolah-olah sedang melihat sesuatu yang menyeramkan. Natasha memandang Nathan dengan bingung
Natasha Galeno
Kok, lo malah jadi ketakutan kayak gitu sih, kak? lo takut sama kucing?
Natasha, dengan senyum jahil, mengangkat anak kucing itu dan mengarahkannya ke Nathan. Melihat hal itu, Nathan langsung panik, melangkah mundur dengan raut wajah ketakutan. Natasha semakin mendekat dengan langkah iseng, sementara Nathan akhirnya berbalik dan berlari menjauh tanpa pikir panjang. Natasha tertawa kecil, memandangi anak kucing yang masih mengeong pelan di tangannya
Nathan yang panik berlari tanpa arah, mencoba menjauh sejauh mungkin. Namun, dalam kepanikannya, ia tidak memperhatikan sekelilingnya dan langsung menabrak pohon dengan cukup keras. Nathan terhuyung, memegangi dahinya yang kini terasa nyeri
Dengan panik, Natasha melepaskan anak kucing itu begitu saja, membuat kucing kecil itu berlari menjauh. Tanpa berpikir panjang, Natasha segera menghampiri Nathan yang masih memegangi dahinya. Wajahnya terlihat khawatir, dan tangan Natasha gemetar sedikit saat mencoba memastikan apakah Nathan baik-baik saja. Suasana yang tadi penuh tawa kini berubah serius, hanya ada suara napas keduanya yang terdengar di tengah malam yang hening
Natasha Galeno
Astaga, kak jidat lo jadi berdarah begini
Natasha segera meraih tangan Nathan, mencoba menuntunnya dengan hati-hati. Nathan yang masih sempoyongan, berusaha menjaga keseimbangan, namun langkahnya goyah. Natasha mendekatkan tubuhnya, mendukungnya agar tak jatuh lagi. Wajahnya serius, tidak ada lagi keisengan di sana, hanya perhatian penuh terhadap Nathan yang masih kebingungan. Mereka berjalan pelan, Natasha terus memastikan agar Nathan tidak terjatuh lagi
Sesampainya di sana, Natasha segera duduk bersama Nathan dan dengan cepat mengambil kotak P3K. Dia membuka kotak itu dengan tangan yang sedikit gemetar, lalu mulai membersihkan luka di dahi Nathan dengan hati-hati. Wajahnya tampak serius, fokus pada setiap gerakan, memastikan luka itu tidak terinfeksi. Nathan duduk diam, meskipun rasa sakit masih terasa, dia bisa merasakan perhatian penuh dari Natasha. Suasana yang semula penuh tawa kini dipenuhi keheningan yang penuh dengan kepedulian. Natasha dengan lembut mengoleskan antiseptik, menenangkan Nathan yang sedikit terganggu oleh rasa perih
Natasha Galeno
K…ak sorry ya, gara-gara gue, lo jadi kayak gini
Nathan Danendra
Udah terjadi baru ngerasa bersalah
Natasha Galeno
Gue nggak tau kalau lo nggak suka sama kucing padahal kan kucing segemes itu
Nathan Danendra
Nggak semua yang menurut orang gemes, kita bisa suka
Natasha Galeno
Iya, kak maaf ya
Natasha Galeno
Emang ada trauma apa sih yang bikin lo setakut itu sama kucing?
Nathan Danendra
Gue nggak takut, gue cuma alergi sama bulu nya
Nathan Danendra
Hilangin sifat iseng lo itu. Lo udah bikin orang celaka. Nggak usah sok terlihat seperti jagoan kalau akhirnya bisa merugikan orang lain. Lebih baik diam dari pada harus membuat orang lain menderita
Saat Nathan berbicara tersebut, tangannya terhenti sejenak. Kata-kata Nathan menggema di benak Natasha, membuatnya terdiam. Rasanya, apa yang diucapkan Nathan ada benarnya. Ia mulai menyadari bahwa terlalu banyak orang yang pernah ia buat celaka teman-temannya di SMP, Saga, dan bahkan Nathan sendiri. Perasaan bersalah tiba-tiba menyelimutinya. Natasha menunduk, mencoba menenangkan pikiran yang tiba-tiba datang begitu kuat. Perlahan, dia kembali melanjutkan mengobati luka Nathan, tetapi kali ini lebih hati-hati, seperti mencoba menebus rasa bersalah yang tak terucapkan
Natasha Galeno
Iya, kak sekali lagi sorry ya. Sekarang lo udah boleh istirahat
Setelah selesai mengobati luka Nathan, Natasha tak banyak bicara. Rasa cemas dan perasaan bersalah masih menguasai dirinya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia berdiri dan berjalan perlahan menuju ranjangnya. Setibanya di sana, ia langsung duduk dan menatap kosong ke arah dinding, mencoba meredakan pikirannya yang kacau
Natasha Galeno
[Apa yang di bilang sama kak Nathan bener banget, gue udah bikin orang celaka gara-gara ulah gue sendiri]
Comments