Sembilan
Ketika Saga dan Nathan sedang memimpin anak-anak melakukan pemanasan, tiba-tiba seorang laki-laki dewasa memasuki ruangan. Dia membawa sebuah tablet di tangannya dan tampak penuh semangat
Ketika laki-laki itu melangkah lebih dekat ke tengah ruangan, Natasha tampak mengenali wajahnya dan langsung tersenyum
Natasha Galeno
Hallo, om Rezvan selamat sore
Natasha dan Saga berjalan menuju menghampiri Rezvan. Tanpa ragu, mereka berdua langsung menyalami tangan Reva dengan penuh hormat
Saga Kieran
Salam kenal om, saya saga
Rezvan Danendra
Saya sangat senang sekali bisa kenal dengan, kamu
Saga Kieran
Terima kasih om, saya juga senang bisa bertemu dan berkenalan langsung dengan om Rezvan
Rezvan Danendra
Banyak sekali yang ingin saya tanyakan dan bicarakan dengan kamu, tapi silakan di lanjut dulu saja dengan anak-anak, yang penting saya sudah bertemu dengan kalian. Karena habis ini saya akan balik lagi ke kantor jadi tidak bisa membersamai kalian
Saga Kieran
Baik, om. Semoga di lain waktu kita sama-sama punya waktu luang untuk bisa mengobrol lebih lanjut. Om Rezvan hati-hati di jalan, om
Rezvan hanya tersenyum hangat saat Natasha dan Saga kembali menyalami tangannya. Dia menatap mereka dengan penuh penghargaan. Dan kemudian Rezvan menoleh ke arah anak-anak panti yang masih tampak antusias dengan kehadirannya
Anak-anak langsung berteriak riang sambil melambaikan tangan. Beberapa bahkan berlari mendekati Rezvan untuk sekadar menyapa atau meminta tos. Rezvan menyambut mereka dengan ramah, menunduk sedikit untuk menjawab pertanyaan kecil mereka atau membalas lambaian tangan
Kegiatan pun dilanjutkan dengan penuh semangat. Anak-anak tampak lebih antusias, dan suasana ruangan kembali dipenuhi dengan tawa serta keceriaan. Saga dan Natasha membantu memandu permainan, sementara Nathan memastikan semuanya berjalan lancar tanpa ada yang melanggar aturan
Setelah semua kelompok mempresentasikan pilihannya, Natasha dan Saga memberi umpan balik
Saga Kieran
Dari pilihan kalian, kelihatan banget kalian punya strategi masing-masing. Tapi ada satu hal penting yang harus kita ingat: kerja sama dan sepakat dalam tim itu kunci supaya kita bisa selamat bersama
Natasha Galeno
Permainan ini ngajarin kita untuk mendengarkan pendapat orang lain, belajar memprioritaskan kebutuhan, dan menyelesaikan masalah bareng-bareng. Gimana rasanya tadi diskusi dengan teman-teman?
Chiko
Seru, kak. Tapi susah juga buat sepakat
Qila
Awalnya kita nggak setuju, tapi akhirnya bisa juga
Natasha Galeno
Itu artinya kalian udah belajar banyak. Keren banget. Kalau di kehidupan nyata, hal kayak gini juga penting banget, lho
Reva Williams
Dari kemarin Natasha san saga tidak gagal untuk membuat anak-anak semangat belajar. Simulasi ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis, kerja sama, dan komunikasi anak-anak dengan baik
Rena
Saga dan Natasha punya cara yang luar biasa untuk mendekati mereka. Rena rasa nggak semua orang bisa melakukannya
Reva Williams
Teruskan cara seperti ini. Anak-anak butuh lebih banyak orang seperti Natasha dan saga di hidup mereka. Nathan tolong bantu mami supaya dan Natasha dan saga mau mengajarkan anak-anak dalam waktu yang lebih lama, tidak hanya dalam waktu yang singkat ini
Nathan menghela napas pelan, lalu melirik Reva sembari menganggukkan kepalanya
Setelah beberapa waktu berlalu, kegiatan simulasi dan permainan pun selesai. Anak-anak tampak kelelahan, tapi wajah mereka penuh senyuman puas. Saga dan Natasha berkumpul bersama mereka, duduk melingkar untuk menutup sesi
Saga Kieran
Jadi, gimana tadi? Seru nggak kegiatannya?
Natasha Galeno
Wah, sampai segitu semangatnya, ya. Tapi, kalian tahu nggak pelajaran apa yang bisa diambil dari simulasi tadi?
Anak-anak saling pandang sebentar, lalu seorang anak bernama cinta, mengangkat tangannya
Cinta
Kita belajar buat kerja sama, kak. Kalau kita nggak diskusi bareng, mungkin kita nggak bakal berhasil tadi
Natasha Galeno
Betul sekali, Cinta. Diskusi itu penting banget, karena dengan begitu kita bisa saling tukar pendapat dan cari solusi terbaik
Saga Kieran
Dan nggak cuma diskusi, kalian juga belajar buat mendengarkan pendapat teman-teman kalian. Itu salah satu kunci kerja sama yang baik
Anak-anak mengangguk setuju. Salah satu dari mereka, Dava, mengangkat tangan dengan antusias
Dava
Kak, berarti kalau kita nggak mau dengerin teman, semuanya bisa berantakan, ya?
Natasha Galeno
Tepat sekali, Adit! Kalau kita cuma mau ngomong tanpa mendengarkan orang lain, kita nggak akan pernah bisa kerja sama dengan baik
Saga Kieran
Makanya, selalu ingat buat saling mendengarkan dan hargai pendapat teman, ya. Karena semua orang punya ide bagus, kalau kita mau dengar
Fisya
Berarti kita harus sering latihan diskusi, kak, biar makin kompak
Natasha Galeno
Setuju banget. Kalian udah hebat banget hari ini. Kakak bangga sama kalian semua
Saga Kieran
Kak saga juga bangga. Kalian belajar dengan semangat dan mainnya juga seru banget. Tapi inget, ya, pelajaran hari ini bukan cuma buat di sini. Terapkan juga ketika kalian sedang berada di luar
Anak-anak serempak menjawab, "Siap, kak!" dengan penuh antusias. Suasana ruangan pun dipenuhi tawa dan semangat, menutup kegiatan hari itu dengan penuh kebahagiaan
Setelah kegiatan selesai dan anak-anak kembali ke kamar mereka, Reva, pemilik panti, menghampiri Natasha dan Saga yang sedang merapikan perlengkapan. Wajahnya terlihat penuh dengan rasa bangga dan syukur
Reva Williams
Natasha, Saga, kalian luar biasa. Kegiatan hari ini berjalan dengan sangat baik. Anak-anak bukan cuma senang, tapi juga belajar banyak hal penting. Tante benar-benar berterima kasih untuk usaha kalian
Natasha Galeno
Ah, nggak kok, Tante. Anak-anaknya juga hebat banget, mereka antusias banget belajar bareng
Saga Kieran
Iya, Tante. Kalau bukan karena semangat mereka, kegiatan ini nggak bakal semeriah ini. Kita cuma bantu ngarahin sedikit aja
Reva Williams
Jangan terlalu merendah. Tante tau betul, butuh kreativitas dan kesabaran besar untuk mengajarkan hal-hal seperti ini, apalagi ke anak-anak seusia mereka. Kalian benar-benar membawa suasana baru ke panti ini
Reva Williams
Saya sangat bersyukur ada kalian di sini. Saya harap kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut, karena anak-anak jadi punya panutan seperti kalian
Natasha dan Saga saling melirik, lalu tersenyum lebar
Natasha Galeno
Terima kasih, Tante. Kalau anak-anak suka dan ini membantu, kita pasti senang banget buat terus lanjut
Saga Kieran
Betul, Tante. Kita bakal coba cari ide-ide baru supaya kegiatan ke depannya lebih seru dan bermanfaat
Reva Williams
Itu yang saya suka dari kalian, selalu ingin memberikan yang terbaik. Semoga semangat kalian terus menular ke anak-anak di sini
Natasha dan Saga tersenyum, merasa dihargai atas usaha mereka, sementara Reva menepuk bahu mereka dengan bangga
Tiba-tiba, suara klakson terdengar dari arah depan panti, membuat Natasha, Saga, dan Reva menoleh ke arah pintu
Natasha melangkah ke jendela untuk mengintip keluar. Saat dia melihat siapa yang datang, wajahnya langsung berubah cerah
Begitu Natasha keluar dan melihat Galen dan Aleena di depan mobil, dia langsung berlari menghampiri mereka dengan senyuman lebar. Tanpa ragu, dia menghamburkan pelukannya kepada kedua orang tuanya
Ketika melihat Galen dan Aleena tiba, Reva keluar sambil tersenyum hangat. Setelah Natasha selesai memeluk kedua orang tuanya, Reva langsung menghampiri mereka dan tak lupa Reva langsung menjabat kedua tangan mereka
Reva Williams
Natasha kenapa di jemput?
Galeno
Emang masih ada kegiatan lagi yang belum selesai?
Reva Williams
Udah, tapi niat nya, Natasha mau gue ajak pulang ke rumah, mau gue angkat jadi anak, gue. Besok gue urus ya surat-suratnya
Aleena
Oh no my baby tidak boleh lepas dari mama Aleena
Reva langsung tertawa mendengar respons Aleena, sementara Natasha meringis malu dalam pelukan ibunya
Reva Williams
Hahaha bercanda-bercanda. Tapi jujur, kalau Natasha beneran mau jadi bagian dari anak angkat gue, gue nggak bakal nolak
Unknown
Waduh, mami. Natasha itu aset keluarga, nggak bisa dipindah ke mana-mana. Mending kita angkat jadi mantu kita aja
Tiba-tiba, dari arah pintu, terdengar langkah berat yang semakin mendekat. Semua orang menoleh dan melihat Rezvan, yang muncul dengan senyum lebar di wajahnya
Galeno
Woi besan, gue baru balik
Rezvan Danendra
Hahaha papa kamu udah ngasih lampu hijau ini, sha
Natasha hanya bisa tersenyum sambil menahan malu dengan pipi yang merona
Rezvan Danendra
Tadi gimana belajar sama anak-anak? lancar?
Reva Williams
Lancar banget, mas. Anak-anak hari ini sangat-sangat banyak mendapat pelajaran yang keren dari Natasha dan juga saga
Rezvan Danendra
Hebat kamu, sha. Om banyak mendengar tentang kamu selama di sini. Kamu mempunyai hati yang besar, nggak hanya membantu mereka belajar, tapi juga kasih perhatian dan kasih sayang yang mereka butuhin. Itu yang membuat kamu berbeda dari yang lain
Galen dan Aleena saling melirik, mereka bangga dengan kata-kata Rezvan, sementara Natasha yang biasanya cenderung merendah, kini merasakan sedikit kebanggaan
Natasha Galeno
Terima kasih, om Rezvan. Natasha cuma pengen mereka bisa dapetin yang terbaik, kaya yang Natasha dapetin waktu kecil
Suasana jadi lebih hangat dan penuh rasa terima kasih, membuat semua orang merasa senang dengan sikap Natasha yang rendah hati meskipun mendapat banyak pujian
Pagi itu, Natasha terbangun lebih pagi dari biasanya, merasa ada semangat baru untuk memulai hari. Namun Natasha merasakan ada yang aneh pada pagi ini. Biasanya, Jevan selalu sudah ada di meja makan lebih dulu, namun, pagi ini, meja makan terlihat sepi, dan Jevan belum juga muncul
Natasha Galeno
Pagi ma, pa
Natasha Galeno
Lho kak Jevan mana? tumben banget dia belum turun? atau jangan-jangan kak Jevan udah berangkat duluan?
Aleena
Kak Jevan ada di kamar, sayang. Kak Jevan lagi nggak enak badan makanya hari ini izin nggak masuk dulu lagi sakit
Natasha Galeno
APA, MA? KAK JEVAN SAKIT?
Natasha yang mendengar kabar Jevan sedang sakit langsung berlari ke kamar Jevan, cemas dan khawatir. Sesampainya di sana, dia menemui Jevan yang terbaring lemah
Natasha langsung memegang kening Jevan yang sangat panas, merasakan suhu tubuhnya yang tinggi
Natasha Galeno
Kak badan lo panas banget, lo harus ke rumah sakit kak, lo harus berobat
Perlahan Jevan membuka matanya, tampak masih sedikit kabur karena demam yang membuat kepalanya pusing. Dia menatap Natasha dengan mata yang setengah terpejam
Jevan Galeno
Kok, lo belom berangkat? emangnya Nathan belom sampe?
Jevan Galeno
Sorry ya, sha hari ini gue nggak bisa bareng sama, lo makanya semalem gue titip lo lagi ke Nathan
Natasha Galeno
Lo sakit dari semalem, kak? kenapa lo baru bilang?
Jevan Galeno
Gue udah bilang sama mama, makanya semalem gue langsung di bawa ke dokter sama papa
Natasha Galeno
Kok gue nggak tau kalau lo dari semalem lagi sakit?
Jevan Galeno
Orang lo semalem udah tidur gimana mau tau
Natasha Galeno
Ck lo kenapa pake sakit sih kak? emang nya kemarin lo habis makan apa?
Jevan Galeno
Ya namanya lagi di kasih sakit, sha masa mau marah-marah sama Tuhan?
Natasha Galeno
Y…aaa maksud, gue nggak gitu. Ah gue kenapa malah jadi sedih banget liat lo sakit nggak berdaya kayak gini. Get well soon baby boy nya mama Aleena
Saat mengucapkan get well soon, Natasha dengan lembut mengusap kepala Jevan, lalu memeluknya sebentar dengan penuh perhatian. Jevan hanya diam, tapi tatapan matanya menunjukkan rasa nyaman dan syukur atas perhatian Natasha
Pintu terbuka perlahan disertai suara ketukan. Nathan muncul dengan seikat buah di tangannya, membuat Natasha sedikit terkejut. Tanpa bicara, Nathan meletakkan buah di meja samping, menatap Jevan yang terbaring lemah. Suasana menjadi hening namun penuh perhatian
Jevan Galeno
Repot-repot banget sih, nat pake bawa buah segala, lagi gue juga demam biasa
Nathan Danendra
Kok belom rapih?
Jevan Galeno
Siapa? Natasha? lo nggak bisa liat noh dia udah rapih begitu
Nathan Danendra
Lo, Jevan. Kenapa lo belom siap-siap?
Jevan Galeno
Udah sana pada berangkat, gue mau istirahat
Jevan, yang tahu Nathan hanya bercanda, langsung membalikkan badannya dengan malas, berpura-pura melanjutkan tidurnya. Gerakannya pelan, namun cukup jelas menunjukkan ia tak ingin diganggu. Natasha hanya tersenyum tipis melihat tingkahnya, sementara Nathan menghela napas pendek, mencoba menahan tawanya
Setelah Natasha melirik ke arah Nathan, tanpa sepatah kata, Nathan berbalik dan meninggalkan Natasha sendirian di kamar Jevan. Menyadari hal itu, Natasha segera bangkit dan pergi menyusulnya ke bawah dengan langkah cepat, tak ingin membiarkan suasana menjadi semakin canggung
Aleena
Gimana, nat udah ketemu sama Jevan nya?
Nathan Danendra
Udah, tante
Aleena
Yaudah sini ikut sarapan bareng dulu, habis itu baru berangkat
Nathan Danendra
Terima kasih, tante tapi Nathan udah sarapan dari rumah jadi mau langsung berangkat aja
Galeno
Bareng sama Natasha kan, Nat
Aleena
Lho tapi Natasha nya belum sarapan ini, nat. Tadi mau sarapan, tapi pas tau Jevan sakit dia langsung kabur ke kamar, Jevan
Natasha Galeno
Kalau gitu nanti Natasha makan di sekolah aja, ma. Nggak enak sama kak Nathan kalau Natasha nya harus sarapan dulu, nanti kak Nathan kelamaan nungguin nya. Mending nasi nya di bungkus aja, ma
Aleena
Berasa warteg ya, sha. Sudah ini bawa bekel nya papa dulu, nanti papa bisa mama siapkan lagi bekel yang baru
Natasha Galeno
Okey, mama cantik terima kasih
Natasha pun langsung menyalami tangan mama dan papanya dengan sopan
Nathan Danendra
Tante, om, Nathan berangkat dulu ya
Nathan pun dengan sopan menyalami tangan Aleena dan Galen dengan lembut. Keduanya membalas dengan senyum ramah
Aleena
Iya, nak hati-hati ya sayang
Galeno
Hati-hati, nat. Om titip Natasha ya
Nathan hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, sebuah gestur sederhana namun penuh makna, sebagai balasan atas ucapan terima kasih dari Galen. Tanpa banyak kata, keduanya saling memahami, menjaga suasana tetap hangat dan tenang
Setelah itu, tanpa banyak bicara, mereka segera bersiap dan berangkat ke sekolah bersama. Suasana sepanjang perjalanan terasa canggung, dengan jarak yang agak terbentuk di antara mereka
Setelah beberapa menit dalam perjalanan, akhirnya mereka sampai di sekolah. Natasha turun dengan hati-hati, memastikan langkahnya mantap. Namun, begitu mereka tiba, kedatangan mereka menarik perhatian siswa dan siswi di sekitar. Nathan dan Natasha menjadi sorotan, banyak yang diam-diam mengamati, beberapa bisik-bisik, sementara keduanya berusaha tetap tenang meskipun merasa tidak nyaman dengan perhatian yang tiba-tiba datang
Hayden Bimantara
Jiakh elah masih pagi, masih pagi
Alvaro Williams
Tumben banget berangkatnya barengan, Jevan nya telat, sha?
Natasha Galeno
Kak Jevan lagi sakit, kak makanya hari ini izin nggak masuk
Gavin Dafian
Lho kok dia nggak ngabarin?
Arkan Vanovic
Tolol, makanya buka grup tadi pagi kan dia ngabarin
Gavin Dafian
Sorry belom sempet buka handphone
Natasha Galeno
Yaudah kalau gitu, Natasha pamit ke kelas duluan ya, kakak-kakak
Natasha Galeno
Kak Nathan makasih banyak ya udah mau nebengin, gue
Maverick Ferozion
E…hhh, sha bentar
Saat Natasha berjalan, tiba-tiba langkahnya terhenti begitu mendengar namanya dipanggil.
Natasha Galeno
Iya, kak kenapa?
Maverick Ferozion
Lo ke kelas mau begitu?
Comments