Empat belas
Aleena
Mas, aku boleh minta tolong?
Galeno
Iya, sayang boleh. Apa yang harus mas bantu?
Aleena
Tolong bangunin Natasha ya, mas. Aku harus siapin yang lain dulu
Galeno
Trus Jevan gimana, sayang? Apa dia sudah bangun?
Aleena
Sudah, mas. Barusan aja dia turun ngambil minum trus balik lagi ke kamar buat ambil barang yang lain
Galeno
Iya, sayang sama-sama, aku ke atas dulu ya. Kalau ada yang perlu aku bantu, langsung panggil aku aja
Aleena hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian galen melangkahkan kaki nya pergi menuju kamar Natasha, untuk membangunkannya
Sesampainya di kamar Natasha, Galen membuka pintu perlahan agar tidak mengagetkannya. Dengan penuh kasih sayang, ia mendekati tempat tidur putri bungsunya dan duduk di tepinya. Sambil mengusap lembut rambut Natasha
Galeno
Selamat pagi cantiknya papa. Bangun yuk, sayang, sekarang sudah pagi
Galeno
Anak cantik, ayo nak bangun
Natasha menggeliat pelan, matanya mulai terbuka, dan senyum kecil tersungging di wajahnya saat melihat bahwa sang papa yang membanguni nya
Natasha Galeno
Selamat pagi, papa
Galeno
Pagi, sayangku. Ayo sayang bangun, jam tujuh kita sudah harus berangkat, jadi sekarang kamu sudah harus bangun
Natasha Galeno
Natasha masih ngantuk banget, pa
Natasha menggeliat manja, lalu memeluk Galen dengan erat, menenggelamkan wajahnya di dada sang papa
Galeno
Nak, ayo sayang nanti di omelin mama lho kalau nggak mau bangun
Natasha Galeno
Lima menit lagi, pa
Galeno
Kalau lima menit lagi, nanti mama keburu ke sini. Yuk, sayang bangun pelan-pelan
Dengan mata masih setengah terpejam, Natasha akhirnya bangun perlahan meski dengan rasa berat. Ia mengusap matanya dan menggeliat kecil, mencoba mengumpulkan energi
Galeno
Hebat banget anak Papa. Walaupun masih ngantuk, tapi tetap mau bangun
Natasha Galeno
Kata papa kalau nggak bangun nanti mama yang ke sini
Galeno
Hahaha itu sih pasti. Makanya sekarang anak papa siap-siap ya, habis itu langsung turun ke bawah. Papa tunggu di bawah ya, sayang
Galen mencium lembut kepala Natasha, meninggalkan jejak kasih sayang dalam gerakan itu. Setelah memastikan putrinya mulai bangkit dari tempat tidur, ia berbalik dan melangkah keluar dari kamar. Dengan tenang, ia menuruni tangga menuju ruang bawah, sementara Natasha perlahan mengumpulkan semangat untuk memulai harinya
Galeno
Gimana, sayang semuanya udah aman?
Aleena
Sudah, mas tinggal di masuk-masukin aja ke dalam mobil
Aleena
Oh iya terus, Natasha gimana, mas? apa dia sudah bangun? kok kamu bangunin nggak ada suaranya? apa jangan-jangan kamu dongengin dia ya biar tidurnya tambah pulas?
Galeno
Jangan khawatir, sayang. Natasha sudah bangun
Aleena
Okay, babe report received
Galeno
Sini, sayang barang-barangnya biar aku bawa ke mobil
Aleena
Jevan tolong bantu papa bawa barang-barangnya ke mobil, sayang
Jevan membantu Galen membawa barang-barang ke mobil, mulai dari tas punggung, kotak bekal, hingga perlengkapan kecil lainnya. Dengan cekatan, ia mengangkat barang-barang itu dan menempatkannya di bagasi. Tangan Jevan bergerak mantap, memastikan tidak ada yang tertinggal di ruang tamu. Galen mengawasinya sambil membawa beberapa barang lain. Sesekali ia tersenyum melihat Jevan yang begitu serius menyelesaikan tugasnya. Setelah semuanya tersusun rapi di mobil
Natasha Galeno
Wuih rajinnya
Jevan Galeno
Nggak usah berisik kalau nggak bantuin
Natasha Galeno
Enak aja, semalam gue bantu mama buat kue dari sore sampai jam sebelas. Lo yang baru bantuin angkat-angkat barang aja udah berasa paling rajin sedunia
Aleena
Hei sudah-sudah, ayo sekarang pada masuk ke dalam mobil. Natasha kamu sarapan di mobil aja ya. Ini sudah mama siapkan tinggal kamu bawa
Natasha Galeno
Oke, mama terima kasih
Setelah semua barang selesai dimasukkan ke bagasi, satu per satu anggota keluarga masuk ke dalam mobil. Galen duduk di kursi pengemudi, memeriksa ulang rute di ponselnya. Aleena duduk di sampingnya, memastikan daftar barang yang dibawa sudah lengkap. Di kursi belakang, Jevan sudah lebih dulu duduk sambil memainkan ponselnya. Natasha masuk terakhir dengan membawa bekel nya. Meski pagi dimulai dengan keramaian, kini semua siap untuk memulai perjalanan liburan mereka. Galen menyalakan mesin mobil, dan perlahan mereka pun melaju meninggalkan rumah
Galeno
Sayang, kamu kebiasaan banget deh selalu lupa buat pakai seat belt
Aleena
Sebentar, mas make up aku ada yang kurang rapih
Galeno
Alasannya selalu seperti itu, kan bisa seat belt nya di pakai dulu
Galen memandang Aleena yang sibuk membetulkan make-up-nya di kaca kecil, memastikan semuanya terlihat sempurna sebelum perjalanan dimulai. Melihat hal itu, Galen menghela napas pelan, lalu dengan geram namun tetap sabar, ia mendekat untuk memakaikan seat belt pada istrinya dengan penuh perhatian
Namun, saat ia menarik tali itu ke tempatnya, tangannya terhenti sejenak. Ia memandang Aleena yang masih sibuk dengan make-up-nya, wajahnya serius memoles riasan di kaca kecil yang ia pegang. Galen memperhatikan setiap gerakan Aleena bagaimana ia mengusap sedikit blush on di pipinya atau membetulkan lipstik dengan teliti. Sebuah senyum kecil muncul di sudut bibirnya tanpa disadari
Galeno
Apa yang kurang rapih, sayang? Kamu sudah sangat cantik. Mau bagaimana pun bentuknya, kamu selalu cantik
Aleena
Aku lupa belum pakai lipstik, mas. Kalau ada satu make up yang belum ke pakai tuh rasanya ada yang kurang
Galeno
Oh kamu sengaja ya mancing aku marah supaya lipstik nya bisa aku hapus?
Aleena
Mancing gimana sih, mas? emang ada yang aneh sama lipstik nya? kan kamu sendiri yang beliin lipstik ini buat, aku
Galeno
Kan udah aku bilang, pakai lipstik itu kalau di rumah aja. Lipstik yang aku beliin itu warnanya terlalu mencolok, sayang
Aleena
Trus kenapa kamu beliin yang shade ini, mas?
Galeno
Aku cuma mau kamu pakai di rumah dan di lihat sama aku aja, Aleena bukan untuk di pakai di luar
Aleena
Tapi kan sekarang, aku pergi ke luar juga sama, kamu
Galeno
Kamu kalau pakai lipstik yang warna nya mencolok terlalu menggoda, Aleena. Aku nggak mau kalau orang lain jadi terpesona sama kecantikan, kamu. Cukup aku aja yang tergoda dengan pesona kamu. Kamu terlalu indah, Aleena. Jadi tolong pakai lipstik yang lain ya. Pakai itu kalau lagi sama aku aja di kamar
Aleena
Ah bt, padahal ini warnanya bagus banget
Galeno
Iya tapi kalau aku bilangin nurut dulu ya, sayang
Aleena
Sekali aja, mas cukup hari ini
Galeno
Hapus, Aleena pakai warna yang lain, kalau kamu nggak mau hapus, jangan sampai aku yang hapus
Aleena
Udah terlanjur, mas
Tiba-tiba, Galen menghentikan mobil dengan keras, membuat suara rem yang berdecit dan mengagetkan anak-anak di kursi belakang. Jevan dan Natasha saling pandang, bingung dengan apa yang terjadi. Galen tetap fokus pada Aleena di sampingnya. Dengan gerakan cepat namun penuh keyakinan, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Aleena
Jevan Galeno
SHA, JANGAN LIAT
Dengan penuh kesadaran, dengan cepat, jevan langsung menutup mata adiknya menggunakan kedua tangannya
Aleena
M…as di belakang ada anak-anak
Galeno
Maaf. Aku lupa kalau di belakang ada anak-anak
Dengan wajah yang tiba-tiba berubah menjadi datar, Galen tanpa berkata sepatah kata pun langsung melajukan mobilnya kembali. Suasana dalam mobil terasa tegang dan hening, hanya terdengar suara mesin yang bergema di dalam. Anak-anak diam, masing-masing mencoba menyesuaikan diri dengan perubahan yang tiba-tiba. Aleena sesekali melirik ke arah Galen dengan ekspresi penuh kekecewaan
Aleena
Mas maafin, aku. Lipstik nya udah aku ganti
Tiba-tiba, Aleena mengulurkan tangannya dan memeluk Galen yang sedang fokus mengemudi. Dengan lembut, ia menempelkan tubuhnya pada Galen, mencoba memberikan kenyamanan dan mendekatkan diri, meskipun suasana di dalam mobil masih terasa canggung
Galeno
Iya, sayang makanya lain kali kalau di bilangin nurut, ya
Dengan lembut, Galen membalas pelukan Aleena, merasakan kehangatan dan perhatian yang ia beri. Perlahan, ia menurunkan sedikit pandangannya, mencium kepala Aleena dengan penuh kasih sayang, seolah mengirimkan pesan tak terucapkan bahwa ia menerima segala hal, termasuk permintaan maafnya. Dengan tangan yang masih memeluknya, Galen mulai mengelus punggung Aleena dengan lembut, mengirimkan ketenangan dalam sentuhan itu. Meskipun situasi di luar mobil belum sepenuhnya tenang, di antara keduanya terasa ada komunikasi tanpa kata yang menjembatani segala rasa. Aleena, yang merasakan kelembutan itu, menutup matanya sejenak, berusaha melepaskan semua kecemasan dan ketegangan. Pelukan mereka tetap hangat, menandakan bahwa meskipun ada masalah, mereka masih bisa saling mendukung dan berusaha untuk memperbaiki segala hal yang terlewatkan.
Natasha Galeno
Astaga adegan macam apa ini
Jevan Galeno
Udah, lo fokus makan aja, kalau mau turun ayo, gue ikut turun, nanti kita tinggal minta om Feroz aja buat jemput kita di sini
Galeno
Kalau mau nunggu om Feroz, kamu mau nunggu sampai kapan, jev? orang om Feroz udah berangkat dari subuh
Aleena
Hahaha nanti liburan mereka jadi gagal, mas gara-gara nunggu jemputan doang
Setelah beberapa jam dalam perjalanan, akhirnya mereka tiba di lokasi liburan. Suara angin yang sepoi-sepoi dan pemandangan hijau yang terbentang luas menyambut mereka begitu mobil berhenti di tempat parkir
Beberapa keluarga lain tampak sudah lebih dulu tiba, memenuhi area parkir dan mulai menurunkan barang-barang mereka. Anak-anak dari keluarga lain berlarian riang, menikmati suasana baru, sementara orang tua sibuk mengatur barang bawaan dan mencari tempat untuk bersantai
Natasha Galeno
Akhirnya sampai juga, betapa lelahnya melewati pemandangan yang sangat membosankan
Arkan Vanovic
Perasaan tadi, gue jalan pemandangannya bagus-bagus aja, kok lo bisa membosankan? Emangnya tadi lo lewat mana, sha?
Maverick Ferozion
Ini bukan soal pemandangan alam
Arkan Vanovic
Kalau bukan pemandangan alam terus apa dong?
Alvaro Williams
Nggak usah di bahas, takut bapak-bapak pada tersinggung
Natasha Galeno
Ternyata semuanya bucin
Bima
Semua orang bakal ngerasain gimana enaknya manja sama pasangannya
Hayden Bimantara
Buset, pa nyambung aja lagi, papa kesindir ya?
Bima
Kenapa? panas ya? makanya nikah biar bisa mesra-mesra an sama orang yang kita sayang. Nikah itu enak tau, kita jadi nggak kesepian karena udah punya pasangan yang halal. Ingat, yang halal, bukan pacaran sebelum nikah, tapi pacaran setelah akad nikah
Gavin Dafian
Noh bentar lagi kan kita lulus nih, langsung aja abis lulus pada nikah
Dafa
Mau ngapain si buru-buru? kayak udah siap aja. Nikah itu sekali seumur hidup, nggak usah buru-buru, perbaiki diri dulu dari pendidikan, ekonomi, jasmani dan rohani, karena perempuan itu mau punya suami yang sudah matang akan masa depannya. Abis lulus belum kerja mau ngasih anak sama istri makan apa hah? kalau sudah siap sama semuanya sih nggak masalah
Gavin Dafian
Siap mah udah siap, cuma belum ada jodohnya aja
Galeno
Om punya temen, anaknya sekolah di london, kamu mau om kenalin? kalau mau nanti om jodohin
Gavin Dafian
Makasih, om nggak usah jauh-jauh, yang deket-deket aja. Natasha juga boleh
Hayden Bimantara
Nyari masalah aja lo, vin. Natasha mah udah ada pawangnya
Galeno
Kok kamu nggak cerita-cerita si sha ke, papa?
Natasha Galeno
Lah kak hayden fitnah aja lo, kak
Hayden Bimantara
Lo nggak boleh melupakan saga secepat itu, sha
Natasha Galeno
KAMPRET. KAK HAYDENN!
Maverick Ferozion
Hahaha pantes si saga sering buat Natasha marah. Ternyata emang se-gemes ini kalo lagi marah
Alvaro Williams
Yeeee malah naksir. Inget saingan lo, Nathan
Nathan Danendra
Tanpa bersaing, lo boleh ambil
Maverick Ferozion
Oke. Gue cuma mau bilang, jangan pernah menyesal dengan kata-kata, lo di kemudian hari
Natasha Galeno
[Kak Nathan serius ngebuang, gue? nangis banget]
Suasana mendadak berubah tegang ketika Erick berdiri di depan Nathan dengan tatapan tajam, melontarkan kata-kata penuh tantangan. Udara terasa berat, seolah waktu berhenti. Semua orang di sekitar mereka terdiam, tak ada yang berani berbicara atau bahkan bergerak. Namun Nathan hanya berdiri di tempatnya, menatap Erick dengan tenang
Jevan Galeno
Ekhem mending naik sepeda, siapa yang mau gue bonceng?
Camila
Tante. Temenin tante ambil cabai di kebun sebelah, jev
Jevan Galeno
Ayo, tante meluncur
Camila
Oke, bentar ya jev, tante naik dulu
Jevan Galeno
Hati-hati, tante
Camila
Ayo, sayang kita jalan
Jevan Galeno
Pegangan, tante
Natasha Galeno
Lucu banget
Alvaro Williams
Ayo, sha mau ikut nggak?
Natasha Galeno
Mauuu, kak tunggu
Alvaro Williams
Pegangan, nanti jatuh
Gavin Dafian
Ih gue mau ikut lah
Beberapa dari mereka pun memutuskan untuk mengambil sepeda yang tersedia di area tersebut. Dengan semangat, mereka mengayuh sepeda menuju kebun yang tidak jauh dari lokasi
Di kebun yang dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni, mereka semua larut dalam keindahan alam. Natasha berlari kecil di antara hamparan bunga, tangannya terulur seolah ingin menyentuh kelopaknya tanpa benar-benar menyentuh
Di tengah kebun yang penuh bunga, terlihat Erick berjongkok dengan kamera di tangannya. Ia fokus mengambil potret keindahan sekitar, sesekali menunduk untuk mencari sudut yang tepat. Erick mengarahkan kameranya ke hamparan bunga berwarna cerah, lalu mengabadikan momen itu dengan klik lembut
Camila
Gemes banget sih udah kayak orang pacaran aja. Cocok
Natasha Galeno
E….hhh, tante
Maverick Ferozion
Lagi mengabadikan moment, tante. Biasa lagi di suruh papa buat ambil dokumentasi
Camila
Oh iya tante lupa, papa kamu itu kan pdd sejati jadi gantian dulu ya
Natasha Galeno
Hahaha keren juga Om Feroz
Camila
Coba deh kalian ke sana, di sana cantik-cantik ada kebun strawberry
Natasha Galeno
Boleh, ayo kak kita ke sana
Maverick Ferozion
Iya, ayo
Natasha Galeno
Kita ke sana dulu ya, tante
Erick dan Natasha memutuskan berjalan santai menuju kebun stroberi yang berada tak jauh dari sana. Langkah mereka perlahan menyusuri jalan setapak yang dikelilingi pepohonan rindang. Natasha sesekali melompat kecil, menikmati udara segar dan suasana yang menenangkan.
Sesampainya di kebun stroberi, mereka disambut dengan barisan tanaman stroberi yang dipenuhi buah-buah merah segar. Natasha langsung mendekat, menunduk untuk melihat buah-buah itu lebih dekat, sementara Erick berdiri di belakangnya, memperhatikan pemandangan dengan tenang
Sesampainya di kebun stroberi, Natasha langsung terpesona dengan deretan tanaman yang dipenuhi buah merah segar. Ia tak bisa menahan diri untuk segera mencabut salah satu stroberi yang matang. Dengan hati-hati, ia memetik buah itu dan memperhatikannya lekat-lekat sebelum memasukkannya ke keranjang kecil yang disediakan. Erick, yang awalnya hanya memperhatikan, akhirnya ikut tertarik. Ia mulai mencabut beberapa stroberi, memilih yang paling besar dan berwarna cerah. Sesekali ia berhenti untuk memastikan tidak merusak tanaman di sekitarnya, lalu melanjutkan kembali dengan sabar. Natasha sibuk mengumpulkan stroberi sebanyak mungkin, wajahnya terlihat ceria setiap kali menemukan buah yang sempurna. Erick, meskipun lebih tenang, terlihat menikmati aktivitas itu. Kebun stroberi itu menjadi tempat di mana mereka berdua bisa melupakan sejenak dunia luar, larut dalam kesederhanaan dan keseruan memetik buah bersama
Natasha Galeno
Kak coba diem di situ, gue mau update storry
Maverick Ferozion
Di jus enak banget ini, sha
Natasha Galeno
Jangankan di jus, kak. Di makan langsung aja enak banget. Coba deh lo cobain
Erick mengangguk pelan setelah mencabut salah satu stroberi yang tampak matang sempurna. Dengan tenang, ia memasukkan buah itu ke mulutnya, merasakan rasa manis bercampur sedikit asam yang segar. Wajahnya seketika berubah cerah, menandakan bahwa stroberi itu benar-benar enak. Kemudian Erick tetap melanjutkan dengan mengambil beberapa stroberi lagi, sambil sesekali memandang kebun yang tampak begitu hidup
Natasha Galeno
Jadi pengen petik semuanya deh
Maverick Ferozion
Lo suka?
Natasha Galeno
Suka banget
Maverick Ferozion
Nenek gue punya kebunnya
Natasha Galeno
Serius? jadi lo puas dong bisa makan kapan aja?
Natasha Galeno
Kapan-kapan ajak gue dong, kak
Maverick Ferozion
Iya, Natasha. Kapan-kapan gue bakal ajak lo ke Sukabumi. Dan lo bebas mau petik berapa aja karena nantinya kebun itu bakal di kasih untuk gue
Natasha Galeno
Gila enak banget, fix lo kalo main ke rumah gue wajib bawa strawberry yang banyak buat, gue
Maverick Ferozion
Hahaha trus mau di bawain apa lagi?
Natasha Galeno
Lo ada nya apa lagi?
Maverick Ferozion
Ada tomat, terong, bayam, selada
Natasha Galeno
Lo nggak ada niatan buat buka warung sayur, kak? banyak bener kebun nenek, lo
Maverick Ferozion
Kakek gue juragan kebun, sha. Makanya kalau lo liat sorotan ig gue isi nya nggak jauh dari perkebunan
Natasha Galeno
Trus lo suka open jastip gitu nggak sih? kan lumayan tuh
Maverick Ferozion
Itu jadi urusannya mama. Tapi banyak orang yang langsung datang ke kebunnya
Natasha Galeno
E…hhh btw kok strawberry nya udah habis aja?
Maverick Ferozion
Sumpah, gue baru makan tiga biji, sha
Natasha Galeno
Iya, kak nggak mungkin juga kita baru duduk udah langsung ludes begini. Masa iya bocor? nggak mungkin lah
Jevan Galeno
Habis ya? petik lagi dah sana, kita tunggu sini
Suasana yang awalnya santai tiba-tiba berubah tegang ketika Erick menyadari bahwa hampir semua stroberi yang baru saja mereka petik sudah habis. Wajahnya berubah kesal, matanya tajam memandang ke arah Jevan, Hayden, Arkan, dan Gavin yang tampak tidak sadar.
Erick segera mendekati mereka dengan langkah cepat. Ketika dia sampai di dekat mereka, tanpa kata-kata, Erick menghampiri dan menghantam bahu salah satu dari mereka tidak terlalu kencang
Gavin Dafian
Woi santai dong, emang ini kebun punya, lo?
Maverick Ferozion
Bangsat, petikin lagi nggak buat Natasha, kalau nggak, gue tonjok lo satu-satu. Tau-tau an aja lagi kalau ada strawberry
Jevan Galeno
Tolol. Natasha kan update storry ya kita juga mau nimbrung sekalian lah
Maverick Ferozion
Nimbrung nggak ada usaha nya. Mana langsung nyomot, itu namanya maling, tau maling?
Natasha Galeno
Kak udah. Besok kita petik lagi
Alvaro Williams
Udah-udah sekarang pada balik lagi ya ke sana. Kita semua udah pada di suruh balik lagi ke sana
Alvaro Williams
Ayo, sha naik
Mereka semua pun kembali ke tempat utama
Comments