Bab Dua Puluh

"Kenapa kamu memandangku seperti itu? Jangan bilang kalau kau mencurigai'ku?" tanya Weny dengan penuh penekanan.

"Aku tak pernah mengatakan itu! Jangan memulai pertengkaran!" seru Alex.

Alex mengalihkan pandangannya yang semula pada wanita itu. Dia menyantap makan malam dengan malas. Dalam hatinya bimbang, apakah mungkin Weny yang telah mengambil semuanya, tapi dia tak pernah masuk ke kamar? Tanya pria itu dalam hatinya.

Namun, selain dirinya, hanya Weny yang tahu kode brankas itu. Alex sengaja memakai tahun kelahiran wanita itu agar sang istri tak bisa menebaknya. Ternyata wanita itu lebih pintar dari yang dia pikirkan.

"Bibirmu memang tak mengatakannya, tapi caramu menatapku, kau seolah mencurigai'ku!' seru Weny dengan penuh penekanan.

"Itu hanya perasaanmu!" jawab Alex tak kalah kerasnya.

"Sudah-sudah, sekarang kita sebaiknya mencari bersama. Jangan saling tuduh dulu. Ibu yakin ada suatu petunjuk dimana harta itu berada," ucap Ibu Rini mencoba menengahi.

Sebenarnya Ibu Rini juga mencurigai Weny, tapi dia tak ada bukti. Selama berada di rumah ini, tak pernah sekalipun dia melihat wanita itu masuk ke kamar anak menantunya itu. Sehingga tak ada alasan menuduhnya.

Weny yang merasa sakit hati atas sikap Alex lalu berdiri dan masuk ke kamar. Dia tak terima karena pria itu seolah menuduhnya.

Weny duduk di kursi malas di sudut ruang tamu. Hari ini terasa lebih panas dari biasanya, dan udara pun begitu pengap. Aroma kopi di dapur tercium menyengat, tapi Weny sama sekali tidak tertarik untuk menyentuhnya. Dia sedang asyik menyusun ulang pikiran yang berkeluh kesah dalam benaknya.

Semua ini karena Alex, sang kekasih yang kini mulai mencurigainya. Dan rasanya, kemarahan itu sudah meluap-luap. "Kalau dia terus seperti ini, bisa-bisa aku yang pergi dari hidupnya," gumamnya pelan.

"Ngomong sendiri lagi, Weny?" suara Ibu Rini, ibu Alex, tiba-tiba memecahkan kesunyian. Dia muncul dari dapur dengan wadah kopi di tangan.

Weny hanya mengangguk, meski hatinya berontak. "Ibu, ada apa? Kenapa Ibu ke sini?"

Ibu Rini mengalihkan pandangannya ke arah jendela. "Aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja. Nggak mudah, kan, jadi pacar anakku?"

Weny menghembuskan napas panjang. "Iya, Bu. Tapi sekarang aku merasa seperti pelaku kejahatan. Kenapa semua orang menduga aku bisa mencuri barang-barang Naura? Aku tidak tahu apa-apa tentang itu!"

Ibu Rini menjawab dengan nada lembut, "Dia tak menuduh mu tapi mungkin sedikit meragukan karena hanya kamu yang tau kode nomor brankas itu selain dirinya. Seharusnya kamu bisa meyakinkan dirinya jika kamu tak bersalah."

"Itu sama saja dia menuduhku! Mendingan dia tanya aku langsung saja!” Weny tak bisa menahan diri lagi. “Aku memang datang ke rumah ini, tapi itu hanya untuk bertamu. Bukan untuk mencuri!”

Mendengar itu, Ibu Rini menggelengkan kepala. "Tapi, Weny, bukankah kamu juga ada di sini ketika semua barang itu hilang?”

Dan pertanyaan itu kembali membuat hati Weny berdesir marah. Dia tidak mau disamakan dengan pencuri. “Apakah Ibu percaya kepada tuduhan itu?!”

"Lebih baik kamu bicara saja dengan Alex. Dia yang paling tahu apa yang dia rasakan," jawab Ibu Rini yang tampak berusaha diplomatis.

Setelah itu Ibu pergi meninggalkan Weny, wanita itu pun beranjak dari ruang tamu. Dia masuk ke kamarnya.

Sampai sekarang, sudah hampir seminggu sejak hilangnya barang-barang Naura dari brankas, dan bayangan kecurigaan itu terus menganggu pikiran Weny. Barang-barang berharga itu seperti dokumen penting dan perhiasan yang hanya Naura yang dapat mencintainya. “Kenapa Alex seolah menuduh aku sebagai pencuri? Apa dia tak percaya denganku?"

Tiba-tiba pintu terbuka dan Alex masuk dengan wajah yang terlihat murung. Weny berusaha menahan perasaannya, berharap kali ini Alex bisa mendengarkan. “Kamu sudah berbicara dengan ibu?”

“Ya, dan aku rasa semua orang lebih memilih untuk menyalahkan aku,” Weny membalas tajam.

"Begini, Weny. Aku hanya ingin memastikan bahwa tidak ada yang salah di antara kita,” Alex mencoba menenangkan.

“Tapi kamu mencurigai aku! Dengan menuduhku itu sama saja kau telah mengatakan aku yang bersalah!” serunya sambil berdiri. “Aku tidak pernah mengambil barang-barang itu. Kenapa kamu tidak memeriksa CCTV untuk mendapatkan bukti?”

Alex terdiam, terkejut dengan ujaran Weny yang tiba-tiba itu. "CCTV sudah direkam setiap aktivitas di sekitar rumah. Kita bisa memeriksanya."

"Jadi, kenapa tidak kita lakukan sekarang?" tantang Weny, tatapan matanya seolah menembus jiwa Alex. "Aku juga ingin melihat siapa yang mengambil barang-barang Naura. Aku bersumpah tak melakukan itu!”

Alex tampak bingung, antara ingin mempertahankan dinding kepercayaannya pada Weny dan menyadari bahwa ada yang tidak beres. “Aku … aku akan melakukan itu.”

“Jangan hanya berkata-kata, Alex. Ayo kita cek bersama!” Weny bersikeras, dan perasaannya yang terbakar membuat dia tak sabar, ingin membuktikan jika dia bukan pencurinya.

Ibu Rini yang sedang berdiri di belakang mereka beranjak mendekat. “Baiklah, jika itu yang kamu mau, kita bisa cari tahu sendiri. Lagipula, ini juga untuk kepentingan kita semua. Biar tidak ada keraguan dan tak ada kecurigaan!"

Merekapun berjalan menuju ruang kontrol CCTV. Weny merasa jantungnya berdegup kencang, harap-harap cemas. “Aku tidak sabar melihat siapa yang melakukan ini.”

Alex menekan tombol-tombol di layar monitor. Dengan hati-hati, mereka mulai memutar rekaman. Weny dan Ibu Rini berdiri di sampingnya, sama-sama menantikan hasil rekaman itu.

“Ini rekaman dari satu minggu sebelum meninggalnya Naura …,” ucap Alex sembari memutar rekaman tersebut.

Weny memusatkan perhatian. Di layar, tampak gambar seseorang memasuki kamar. Dan hanya ada satu orang, yaitu Naura. Begitu seterusnya hingga hari dia meninggal.

"Kau bisa melihat sendiri'kan, jika aku tak pernah masuk ke kamar itu!" seru Weny dengan suara lantang.

"Kita baru melihat seminggu sebelum Naura meninggal," ucap Alex dengan suara lirih.

Mendengar ucapan Alex itu, Weny kembali emosi. Kata-kata pria itu menyiratkan jika Alex masih mencurigainya.

"Sebaiknya aku pergi. Jika kau masih tak percaya padaku, silakan kau cari bukti, jika memang aku yang mencuri semua itu, aku siap kau laporkan ke polisi!" ucap Weny dengan penuh emosi.

Setelah mengucapkan itu, dia lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Terpopuler

Comments

Ira

Ira

Saya sering pasang cctv klau kejadian udh satu bln lebih biasanya akan ke hapus dgn gile yg baru walaupun itu pakai kapasitas 2 terra krn gile besar biasanya cm rekaman 1 bln trs ketidas yg gile baru..

2024-11-24

0

Nandi Ni

Nandi Ni

bagus,,terus aja saling menyalahkan biar hilang tuh rasa cinta semu sesama kaliyan,,enak aja Weny bilang cuma bertamu,yg lo lakuin dg Alex itu sama aja nyuri ! karena dia suami Naura bukan punya lo.

2024-11-24

0

Ilfa Yarni

Ilfa Yarni

jgn sampai wajah Naura ada direkam cctv yg membuka brankas dan mengambil isinya biarkan saja Alex dan weny salah faham trus dan mereka jadi renggang dan klo bisamek sali g pukul hehehw

2024-11-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Promo Novel Terbaru
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Bab Enam Puluh Lima
67 Bab Enam Puluh Enam
68 Promo Novel Terbaru
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Promo Novel Terbaru
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Bab Enam Puluh Lima
67
Bab Enam Puluh Enam
68
Promo Novel Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!