Bab Tiga

"Apakah itu berbahaya, Tante?" Kembali Naura bertanya dengan cemas.

"Bisa sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Dan yang pasti kamu harus melahirkan secara saecar, tidak dianjurkan normal," jawab Dokter Cindy dengan suara hati-hati, mungkin tak ingin membuat Naura semakin cemas.

"Apa yang harus aku lakukan saat ini, Tante?" Naura masih terus bertanya.

"Kamu harus minum obat, istirahat yang cukup, jangan melakukan kegiatan fisik yang berlebihan dan yang terpenting kelola stres," ucap Dokter Cindy.

Naura menarik napas dalam. Bagaimana dia bisa mengendalikan rasa stress jika di rumah ibu mertua dan suaminya sendiri yang memacu itu terjadi.

Pre-eklamsia adalah kondisi yang tidak bisa disepelekan karena dapat berkembang menjadi kompilasi yang lebih serius. Gejala awal pre-eklamsia adalah tekanan darah yang tinggi, yaitu mencapai 140/90 mmHg atau lebih. Gejala lainnya yang mungkin muncul dapat berupa sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, sesak napas, tubuh dan kaki bengkak, mual, dan muntah.

Pre-eklampsia sering dapat dikelola dengan obat-obat, sampai bayi cukup matang untuk lahir. Kondisi ini sering membutuhkan pertimbangan risiko lahir prematur dibandingkan dengan risiko gejala pre-eklampsia berkelanjutan.

Jika usia kehamilan ibu sudah hampir cukup bulan (37 minggu atau lebih), penanganan preeklamsia yang bisa j adalah dengan melahirkan janin yang berada di dalam kandungan. Biasanya, ibu akan diberikan beberapa obat-obatan sebelum proses kelahiran.

Setelah bicara cukup banyak dan mendapatkan nasehat, Naura akhirnya pamit dengan Dokter Cindy.

"Kamu jangan terlalu memikirkan ini, Naura. Yang terpenting minum obatnya dan jangan stres agar tekanan darahnya bisa lebih rendah dan normal," ucap Dokter Cindy.

"Baik, Tante. Terima kasih," ucap Naura.

Naura lalu bersalaman dengan dokter Cindy sebelum pamit. Dia lalu berjalan menuju apotik untuk menebus obatnya.

Sambil menunggu namanya di panggil, Naura bermaksud bermain ponsel. Namun, pandangannya langsung tertuju pada pasangan di depannya. Sang pria memeluk bahu wanita itu, dan sang wanita menyandarkan kepalanya di bahu sang pria.

Naura sangat mengenal baju yang pria itu kenakan. Dan dia juga tahu pasti pemilik postur tubuh tersebut, itu adalah Alex, suaminya.

Dengan siapa suaminya, Naura bertanya dalam hati. Mereka seperti pasangan suami istri. Sejak awal kehamilan, Alex tak pernah bisa menemani dirinya periksa kehamilan. Dia lalu memegang perutnya yang sudah membuncit, tak ada perhatian sedikitpun dari suaminya.

"Apa aku akhiri saja pernikahan ini? Mas Alex semakin hari semakin berubah, tak ada lagi kata sayang dan perhatian darinya. Apa lagi sekarang, sepertinya dia selingkuh," gumam Naura dalam hatinya.

Saat Naura ingin mendekati kedua orang itu, mereka berdiri. Pria itu memandang ke belakang dan mata mereka bertemu. Alex lalu memalingkan wajahnya seolah tak melihatnya. Hati Naura terasa pedih. Jika kehamilannya masih muda, mungkin dia akan menghampiri mereka dan memberikan pelajaran.

Namun, saat ini dia terpaksa diam. Untuk menjaga keselamatan sang bayi, dan juga tenaganya tak akan cukup untuk melawan kedua orang itu. Dia harus mengalah hingga bayi ini lahir.

Setelah menebus obatnya, Naura langsung pulang. Dia menyempatkan diri membeli makanan untuk dirinya dan mertua. Walau Ibu Rini tak pernah menyukainya, tapi dia menghormati sebagai orang yang lebih tua usianya.

Sampai di rumah dia melihat ibu mertuanya sedang menyantap makanan. Naura lalu mendekatinya.

"Ibu pesan makanan?" tanya Naura. Dia melihat banyak makanan di atas meja, dan masih terbungkus rapi.

Ibu Rini langsung mendekatkan makanan ke dirinya. Sepertinya takut jika Naura akan mengambilnya.

"Semua makanan ini untukku. Weny tadi yang mengirimnya. Dia tau kamu tak akan mau memasak untukku. Dia memang wanita yang baik, jika saja dia yang menjadi menantuku, pasti aku akan bahagia!" seru Ibu Rini.

"Aku juga tak akan memintanya, Bu. Aku ada beli makanan, untuk Ibu juga. Tapi karena makanan Ibu telah banyak, mending buat makan malam untukku," balas Naura.

"Sini makanan itu! Bukankah kamu tadi berniat membelikan untukku!"

"Maaf, Bu. Ibu sudah tua, makan itu harus di jaga. Jangan berlebihan, biar untukku saja." ujar Naura.

Tanpa menunggu jawaban dari ibu mertuanya, Naura langsung melangkah menuju kamar. Dia tak mau mendengar ocehan Ibu Rini yang akan membuat sakitnya bertambah parah.

***

Naura duduk di tepi jendela, menatap hujan yang menetes di kaca. Angin malam berhembus lembut, membawa aroma basah yang seolah mengingatkannya pada hari-hari cerah yang sudah lama berlalu. Dalam sekejap, ingatannya melayang ke masa-masa indah saat ia dan Alex baru saja menikah. Saat itu, dunia mereka penuh dengan cinta dan perhatian yang tulus.

Ia teringat saat Alex seringkali menyiapkan sarapan di pagi hari. Pria itu akan bangun lebih awal, hanya untuk membuatkan Naura segelas kopi panas dan roti panggang dengan selai strawberry kesukaannya. Senyuman lebar terukir di wajahnya saat melihat Naura terbangun dengan bulu mata yang masih berat. "Selamat pagi, Sayang. Ini untukmu!" ucapnya dengan suara yang hangat, membuat jantung Naura berdegup kencang.

Setiap langkah yang diambil Alex, seolah ada ketulusan dan keinginan untuk menyenangkan Naura. Ia ingat bagaimana suaminya selalu memastikan ia merasa nyaman, baik di rumah maupun di luar rumah. Mereka sering menghabiskan malam berdua, menonton film sambil ngemil popcorn, seolah tak ada yang lebih berarti dibandingkan waktu bersama.

Namun, kenangan manis itu kini terlihat samar. Sejak beberapa bulan terakhir, segalanya mulai berubah. Alex terlihat lebih sibuk dengan pekerjaannya. Adakalanya, Naura merasa seperti menjadi bayangan dalam hidup suaminya. Ia merindukan perhatian yang dulu selalu mengalir begitu deras. Kini, semua itu terasa begitu jauh, hilang dalam rutinitas harian yang membosankan dan hampa.

"Mas Alex … di mana kamu yang dulu?" Naura bergumam, merasakan kesedihan yang menyentuh hatinya. Ia teringat betapa mereka dulu sering berbagi cerita dan impian, seolah dunia ini milik mereka berdua. Sementara sekarang, komunikasi yang sekali hangat itu mulai pudar. Alex lebih banyak menghabiskan waktu di depan laptop, tenggelam dalam pekerjaan yang seolah tak ada habisnya.

Hujan semakin deras mengguyur, dan Naura merasakan ketidak sanggupannya untuk mengubah keadaan ini. Ia menghela napas panjang, memikirkan nasib rumah tangganya.

"Apa seharusnya aku akhiri saja semua ini. Percuma memiliki suami, tapi seperti janda. Kemana pun dan apa pun yang aku lakukan, selalu sendiri. Jika saja hanya alasan pekerjaan yang membuat dia menjauh, mungkin aku bisa memaafkan, tapi dia telah melakukan pengkhianatan dan itu tak bisa dimaafkan!" seru Naura pada dirinya sendiri.

Saat Naura sedang asyik dengan lamunannya, dia mendengar suara tawa wanita bersama suaminya. Wanita itu berdiri untuk melihat siapa yang datang bersama suaminya.

Terpopuler

Comments

Hani

Hani

mampir dikaryaku readers /Pray/

2024-11-15

2

Akbar Razaq

Akbar Razaq

harga dirimu di tantang ,Dosaat seperti ini biaakah kamu menjaga harga ditimu yg sdh di rendahkan suami yg seharusnya menjaga dan memberi kenyamanan dan kebahagiaan.Kecerdikan dan kecerdasanmu dan juga ketegasan hatimu di pertaruhkan.

2025-01-10

0

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

semangat lah naura demi baby dan lepaskan hidupmu dr pernikahan toxic tp urus harta dan usaha mu jgn sampai.kau jd gembel tp dgn ceedik cari.pengacara yg bisa kau percaya

2024-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Promo Novel Terbaru
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Bab Enam Puluh Lima
67 Bab Enam Puluh Enam
68 Promo Novel Terbaru
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Promo Novel Terbaru
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Bab Enam Puluh Lima
67
Bab Enam Puluh Enam
68
Promo Novel Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!