Bab Tiga Belas

Hari ini terasa lebih gelap daripada biasanya. Awan menggantung rendah di langit, menciptakan suasana melankolis yang menyelimuti kota kecil tempat Alex tinggal. Dia memandang peti mati di hadapannya, jantungnya berdebar kencang. Peti keranda kayu berwarna gelap itu dikelilingi oleh para pelayat yang berdiri tegak, terbungkus dalam balutan kesedihan dan duka. Di dalam terbaring Naura, istrinya.

Alex dan Weny berjalan beriringan. Dengan perasaan gugup keduanya menuju ke sudut ruang tamu, di mana peti yang menyimpan jenazah istrinya berada. Seorang pria suruhan Rasya berdiri di sampingnya. Keduanya lalu berjalan mendekati.

"Apa saya bisa bicara dengan Pak Alex?" tanya petugas itu.

"Saya sendiri ...," jawab Alex dengan sedikit gugup.

"Kami ingin menyerahkan jenazah Bu Naura. Silakan Bapak tanda tangan di sini!" seru petugas itu. Dia mengulurkan selembar surat pada pria itu.

Alex mengambil dan membacanya sekejap. Dia lalu menanda tangani surat penyerahan itu. Pria itu berjalan mendekati peti mati dan ingin membukanya. Namun, gerakannya di tahan oleh petugas.

“Pak Alex,” suara tegas seorang petugas menginterupsi lamunannya. “Maaf, tapi kami tidak bisa mengizinkan Anda membuka peti ini.”

Alex menatap petugas yang berdiri tegar dengan seragam biru navy itu. Rasa kesal mulai membara dalam dirinya. “Tidak bisa? Ini istri saya! Saya berhak melihatnya untuk terakhir kalinya!"

“Maaf, Pak. Prosedur mengatakan bahwa mayat sudah tidak dapat dikenali lagi wajahnya. Kami tidak bisa mengambil risiko,” Petugas itu menjawab sambil menggelengkan kepala. Sesuatu dalam nada suaranya membuat Alex curiga.

“Seharusnya hanya saya yang boleh membuka peti ini. Anda tidak mengerti betapa pentingnya ini bagi saya!” Alex merasa frustrasi.

Alex merasa sangat gugup takut jika semua hanya mimpi. Dia harus memastikan jika memang istrinya yang telah tiada itu.

“Percayalah, ini demi kebaikan Anda. Kami tidak ingin mengingatkan Anda pada sesuatu yang menyakitkan,” jawab Petugas itu berusaha meyakinkan Alex agar tak membuka peti matinya.

Mendengar kalimat itu, Alex menyadari ada sesuatu yang janggal dalam sikap petugas itu. “Kamu tahu siapa yang ada di dalam, kan? Mengapa kamu berbohong?”

Petugas itu terdiam sejenak, tatapannya melemah. “Pak Alex ... ini bukan tentang siapa yang ada di dalam. Ini ....” kata-katanya terbata. “Saya tidak bisa menjelaskan lebih jauh.”

“Lalu, apa yang bisa kamu lakukan? Ingat, Naura bukan orang lain bagiku, dia istriku. Aku berhak memastikan jika memang dia tiada!"

Suasana semakin tegang, dan semakin banyak perhatian tertuju padanya. Beberapa pelayat yang melihat percakapan itu mulai berbisik-bisik, penuh rasa penasaran.

“Tapi saya rasa petugas itu hanya mengikuti perintah. Bapak tidak bisa melihat wajahnya. Mungkin memang itu semua prosedur,” seorang pelayat lain, Yani, mencoba menengahi. “Saya juga merasakan kesedihanmu, tapi kita harus menghormati apa yang sudah terjadi.”

Alex tak menyadari jika wanita itu adalah suruhan Rasya juga. Dia akan berada di antara pelayat hingga acara penguburan jenazah selesai, untuk memastikan jika pria itu memang tak membuka peti matinya.

Hiruk-pikuk di sekitar mereka terasa samar saat Alex hanya fokus pada peti mati di depannya. Ia ingin berteriak, ingin mengobrak-abrik semua yang ada, tapi semua itu hanya akan menjadikannya lebih malu di depan orang-orang. Sedangkan Ibu Rini hanya terdiam menyaksikan semua. Sepertinya dia masih syok atas kepergian menantunya itu.

“Aku tidak percaya kau akan melakukan ini padaku,” Alex berkata, suaranya perlahan mengendur. Rasa penasaran yang mendalam memenuhi hatinya. “Aku tidak menginginkan semua ini.”

Alex tampak masih terpukul atas kepergian sang istri yang begitu mendadak. Walau tak cinta, dia juga merasakan sedih

“Pak Alex, dengarkan. Ini bukan akhir yang kau bayangkan. Mungkin Bu Naura ingi Bapak hanya mengenang hal indah bersamanya, dan tak ingin bersedih saat melihat wajahnya yang terkahir kalinya,' ucap . Namun, nada rasanya dingin, membuat Alex merasa semakin gelisah.

Dalam percakapan yang penuh ketegangan itu, ada satu hal yang tidak bisa ia abaikan: Pria itu tidak tampak seperti petugas biasa. Ada kesan lain di wajahnya. Sifatnya terasa misterius, seolah tersembunyi di balik alibi yang terlalu mudah dijelaskan.

“Tapi, Pak Alex ....” Petugas itu menjeda ucapannya. Sepertinya mencoba mencari alasan yang tepat agar Alex percaya.

“Jika Bapak memang ingin melihat jenazah Bu Naura, mungkin juga kita akan memvisum kembali. Kami juga mau periksa keadaan mobilnya. Hal aneh jika rem bisa blong padahal mobilnya masih sangat baru," ucap petugas sedikit berbisik pada Alex.

Petugas itu berdoa agar Alex memang setuju untuk tak membuka peti ini. Rasya tadi sudah berpesan agar dia bisa meyakinkan pria itu untuk mengubur nya segera.

Alex tampak menarik napas dalam. Weny menggelengkan kepalanya, sepertinya melarang pria itu melakukan tindakan lain.

"Ini ponsel dan tas milik Bu Naura. Saya ingin Bapak memastikan semua ini benar milik istri Anda!" seru petugas itu mencoba mengalihkan obrolan.

"Ya, ini miliknya." Alex memandangi gawai milik Naura. Hanya sebuah ponsel pengeluaran lama. Dia teringat saat istrinya itu minta belikan yang baru, tapi dia menolak dan justru membeli untuk ibunya.

Namun, Naura tak marah. Begitulah sabar dan baiknya sang istri. Tapi mengapa rasa cinta itu tak bisa sepenuhnya dia berikan pada wanita itu.

Setelah mencoba meyakinkan Alex jika tak perlu membuka peti mati itu akhirnya dia setuju. Dan saat ini sedang persiapan menuju ke tempat pemakaman umum. Ibu Rini mendekati putranya yang sedang menerima para pelayat yang mengucapkan bela sungkawa.

"Alex, apa kamu benar-benar tak ingin polisi melakukan visum, otopsi atau melakukan penyelidikan atas kecelakaan dan kematian istrimu ini?" tanya Ibu Rini. Wanita itu heran mendengar anaknya tak mau melakukan penyelidikan dan meminta polisi untuk menutup kasus ini dengan alasan dia ikhlas atas apa yang terjadi pada istrinya itu. Tak mau memperpanjang agar Naura tenang di alam sana.

Terpopuler

Comments

Patrick Khan

Patrick Khan

. weny uler pohon tomat km seneng2 dulu aja ya.😏😏kak othor lg siapin bebrp hr kedepan bwt km seneng2 dulu.. alex emak nya benalu tak tau malu.. 😡🤬naura q tunggu balas dendam km bwt si benalu dan ulet pohon tomat

2024-11-20

0

ken darsihk

ken darsihk

Agar Naura tenang di alam sana kamu tutup kasus ini tanpa penyelidikan lanjut 🤣🤣🤣
Itu kan alibi mu saja Lex yang jelas kamu takut kasus ini terbongkar kamu dan Wenny penyebab rem mobil nya Naura menjadi blong 😡😡

2024-11-20

0

Sukhana Ana lestari

Sukhana Ana lestari

Biang keroknya si ulet bulu.. yg ngebet bngt pengin di nikahi sm Alex.. ujung ujungnya pasti krn pengin hidup enak.. makanya jd perampok + pembunuh.. buktinya waktu bilang mau di autopsi dia geleng kepala.. dasar Ani ani...😡😡

2024-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Promo Novel Terbaru
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Bab Enam Puluh Lima
67 Bab Enam Puluh Enam
68 Promo Novel Terbaru
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Promo Novel Terbaru
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Bab Enam Puluh Lima
67
Bab Enam Puluh Enam
68
Promo Novel Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!