Bab Enam

Naura pulang dari kuburan dengan perasaan sedikit lebih lega. Setiap kembali dari sana, dia merasa habis dari mengadu pada kedua orang tuanya sehingga akan lebih tenang.

Sampai di rumah, dia melihat mertua dan suaminya sedang mengobrol. Sepertinya serius. Saat melihat kehadiran Naura mereka langsung berhenti bicara.

Naura duduk bergabung dengan mereka, walau tampak sekali jika sang suami tak suka, begitu juga ibu mertuanya. Namun, dia tak peduli.

"Aku ingin bicara ...," ucap Naura.

"Bicara saja, tak ada yang melarang!" jawab ibu mertuanya.

Naura hanya tersenyum mendengar jawaban mertuanya. Suasana hatinya sedang baik karena baru bertemu kedua orang tuanya. Walau cuma batu nisannya saja yang bisa di peluk.

"Kenapa Mas mengganti kode brankas? Itu semua ada barang berharga milikku!" seru Naura.

Ibu mertuanya langsung menatap putranya. Sedangkan Alex acuh saja dengan pertanyaan yang Naura ajukan, seolah tak mendengarkan.

"Mas, aku bertanya denganmu. Telingamu masih berfungsi dengan baik'kan, Mas?" tanya Naura.

Mendengar pertanyaan menantunya, Ibu Rini tak terima. Bukannya Alex yang marah, justru ibu mertuanya itu.

"Jaga ucapanmu! Tak ada sopannya dengan suamimu! Apa kau tak pernah diajari kedua orang tuamu sopan santun?" tanya ibu mertuanya dengan nada tinggi.

"Jangan bawa-bawa kedua orang tuaku, Bu. Mereka telah mengajariku bagaimana bersikap hormat pada orang lebih tua. Aku dididik bagaimana menghormati orang tua bukan takut kepada orang yang lebih tua!" seru Naura.

Alex yang awalnya acuh akhirnya, hanya menatap ponsel, akhirnya ikut bersuara juga. Sepertinya tak terima karena Naura membantah ucapan istrinya itu.

"Berani sekali kamu bicara dengan ibuku. Jika kau berani melawannya, aku tak segan membalasnya berpuluh kali lipat dari apa yang kau lakukan. Apa kau pikir bisa lancang dengan ibuku hanya karena kau yang memiliki semua harta ini. Jika bukan karena aku, semua milikmu ini telah lenyap. Jadi, apa yang ibuku katakan benar. Semua ini telah menjadi milikku! Jika kau masih mau tinggal di sini, hormati ibuku!" seru Alex.

Naura tersenyum simpul mendengar ucapan suaminya. Apa selama ini dia memang tak bisa melihat bagaimana dia memperlakukan ibunya, dan bagaimana ibunya bersikap pada dirinya.

"Mas, banyak orang yang ingin dihargai tapi lupa cara menghargai orang lain. Aku menghargai seseorang bukan dilihat dari usia saja, tapi dilihat dari cara dia memperlakukan aku. Bajingan sekali pun akan aku hormati, jika dia menghormati ku dan memperlakukan aku dengan baik!" balas Naura.

 Alex meletakan gawai yang dia pegang ke atas meja. Dia lalu berdiri dan berjalan mendekati istrinya. Naura telah siap-siap jika dia berani melakukan kekerasan lagi.

"Apa kau pikir ibuku lebih jahat dari bajingan?" tanya Alex. Ibu Rini yang melihat putranya mulai tersulut emosinya, tak berusaha melerai, tapi terlihat menikmati.

Alex mengangkat tangannya, sepertinya ingin menampar wajah istrinya itu. Namun, Naura dengan cepat mengelaknya.

"Jangan pernah menyentuhku lagi, Mas. Aku akan pastikan membawanya ke jalur hukum!" seru Naura.

"Kau mengancam ku ...?" tanya Alex dengan geram.

"Bukan mengancam tapi mengatakan apa yang akan aku lakukan jika kamu berani menyentuhku lagi!" jawab Naura dengan penuh penekanan.

Tangan Alex tampak mengepal, sepertinya mencoba menahan amarah. Namun, Naura tampaknya tak takut. Dia harus tahu semua asetnya.

"Dimana semua surat-surat berharga milikku? Aku tak pernah memberikan padamu, Mas. Jika terbukti semua aset milikku berpindah nama, berarti kamu telah memalsukan. Aku tak akan tinggal diam. Aku akan tempuh jalur hukum dan memastikan semuanya kembali padaku!" seru Naura.

Alex tertawa mendengar ucapan istrinya. Seperti meremehkan.

"Apa kau lupa jika sebelum meninggal, papamu mempercayai semuanya padaku. Terserah aku mau melakukan apa pun dengan semua itu! Lagi pula untuk apa semua itu, apa kau ingin memberikan pada selingkuhanmu?" tanya Alex dengan nada mengejek.

"Aku tak akan pernah selingkuh meskipun kamu melakukan hal itu. Aku masih memiliki harga diri, tak akan mau menjadi wanita penggoda. Aku bukan sampah yang mau menjadi perusak rumah tangga orang.Seorang wanita berkelas tidak akan pernah merusak ikatan antara suami dan istri, ia tahu bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa didapat dengan menghancurkan rumah tangga orang lain!" seru Naura.

Naura sengaja mengatakan itu dengan lantang saat melihat Weny masuk. Wanita itu langsung terdiam dan menghentikan langkahnya. Mungkin sadar jika ucapanmu di tujukan padanya.

"Siapa yang kau maksud wanita sampah? Apa kau mengatakan itu untuk Weny?" tanya Ibu mertuanya.

Entah apa yang membuat wanita itu begitu menyanjung Weny. Padahal Naura melihat tak ada kelebihan pada wanita itu. Hanya satu yang dia miliki dan tak dimilikinya, yaitu jiwa penggoda dan tak tahu malu.

"Aku tak menyindir siapa pun. Aku hanya menjelaskan. Wanita bodoh adalah wanita yang lebih memilih suami orang ketika dia sebenarnya tahu bisa mendapatkan pria bebas yang lebih memberi ketenangan. Jika dulu budak memiliki kasta terendah, tentunya saat ini perebut laki orang lebih pantas menggantikan posisi itu," ucap Naura.

Weny tampak menarik napas mendengar ucapan Naura yang menohok. Biasanya wanita itu hanya diam, tapi melihat wanita yang tak tahu malu itu terus saja datang mendekati suaminya, akhirnya dia terpaksa menyindirnya.

"Salah satu ciri wanita tidak laku adalah menjatuhkan pilihan terakhir pada suami orang karena jika memang laku tentu akan ada pria single yang bisa mengambil hatinya!" seru Naura melanjutkan.

"Banyak omong kamu!" ucap Ibu mertuanya. Dia sebenarnya heran melihat menantunya sudah mulai membantah dan lebih banyak bicara dari biasanya.

"Sudah ... betul yang ibu katakan, kamu banyak omong. Kalau semua ucapanmu itu di tujukan untuk Weny, kamu salah besar. Dia bukan seperti yang kamu katakan. Dia tak pernah menggodaku, justru aku yang tergoda dengannya karena dia memang penampilannya yang menarik, tidak seperti kamu yang seperti pembantu!" ujar Alex.

"Walau penampilanku seperti pembantu, tapi jangan kamu lupa, jika pembantu inilah yang telah memenuhi gaya Hedon kamu dan Ibu selama ini!" jawab Naura.

"Hmmmm ...." Deheman Weny membuat kedua orang itu menatapnya.

"Weny, sejak kapan kamu di sana, Nak?" tanya Ibu Rini dengan ramahnya.

"Sejak Naura menyindirku!" ucap Weny.

Wajah ibu langsung berubah merah karena menahan amarahnya. Mungkin dia tak terima jika wanita itu menjadi tersinggung karena ucapan Naura. Begitu juga Mas Alex, dia menatap dengan rasa iba pada selingkuhannya itu, seolah Weny baru saja di tampar dengan keras oleh Naura.

"Bagus kalau kamu merasa tersindir. Itu artinya kamu masih sadar jika kamu salah," ucap Naura.

Naura berdiri dari duduknya. Tak mau bergabung dengan mereka yang akan membuatnya makin sakit hati. Tanpa pamit atau berkata satu kata pun, dia lalu berjalan meninggalkan ketiga orang itu. Saat akan masuk ke kamar. Dia menghentikan langkahnya dan membalikan tubuhnya.

"Aku masih menunggu kamu mengatakan kode brankas milikku, aku ingin kamu kembalikan semua surat berharga milikku!" ucap Naura.

Terpopuler

Comments

Eka ELissa

Eka ELissa

tunggu tgl main nya Lex jdi gmbel kmu weny mna mau ma gmbel mcem kmu/Facepalm//Joyful//Facepalm//Joyful//Facepalm/ngaco dia cumn mau uang kmu eh uang Naura yg kmu maling tau ../Facepalm//Joyful//Facepalm/

2024-11-17

1

Sukhana Ana lestari

Sukhana Ana lestari

Ngatain orang gk punya sopan santun laah dirimu apa nenek peot??? salahnya Naura dimana..??
dasar mertua luknut.. okb baru tapi boleh ngrampok kekayaan mantunya.. ingat ya nenek peot & Alex ada sebab pasti ada akibat..
# GEDEK PAKE BANGET # 😡😡😡

2024-11-19

0

Radya Arynda

Radya Arynda

menjijikan banget si wedi pelakor ngak tau malu,,,kenapa ngak lapor ke polisi aja naura biar suami mu mengembalikan milik mu,,,lagi kenapa kode brangkas di kasih ke orang lain

2024-11-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Tiga Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Promo Novel Terbaru
53 Bab Lima Puluh Dua
54 Bab Lima Puluh Tiga
55 Bab Lima Puluh Empat
56 Bab Lima Puluh Lima
57 Bab Lima Puluh Enam
58 Bab Lima Puluh Tujuh
59 Bab Lima Puluh Delapan
60 Bab Lima Puluh Sembilan
61 Bab Enam Puluh
62 Bab Enam Puluh Satu
63 Bab Enam Puluh Dua
64 Bab Enam Puluh Tiga
65 Bab Enam Puluh Empat
66 Bab Enam Puluh Lima
67 Bab Enam Puluh Enam
68 Promo Novel Terbaru
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Tiga Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Promo Novel Terbaru
53
Bab Lima Puluh Dua
54
Bab Lima Puluh Tiga
55
Bab Lima Puluh Empat
56
Bab Lima Puluh Lima
57
Bab Lima Puluh Enam
58
Bab Lima Puluh Tujuh
59
Bab Lima Puluh Delapan
60
Bab Lima Puluh Sembilan
61
Bab Enam Puluh
62
Bab Enam Puluh Satu
63
Bab Enam Puluh Dua
64
Bab Enam Puluh Tiga
65
Bab Enam Puluh Empat
66
Bab Enam Puluh Lima
67
Bab Enam Puluh Enam
68
Promo Novel Terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!