16,acara ulang tahun

Waktu yang di tunggu-tunggu telah tiba, waktu di mana acara perayaan ulang tahun sekolah arwana telah tiba.

Dinda yang akan menghadiri acara itu pun telah siap dengan dress putih panjang di lengkapi dengan sepatu berwarna putih, dan Dinda juga tidak lupa dengan rambut yang ia kepang dua dan juga menggunakan kacamata besar yang selalu ia pakai.

Namun walaupun begitu ia tetap terlihat cantik, Dinda, shetrly, Daniel, Lintang, dan juga Rian sudah sampai di acara itu, semua mata menatap kagum pada mereka, terutama pada Dinda mereka menganggap Dinda adalah wanita yang beruntung.

Pasalnya tidak sembarang orang bisa berada di samping mereka, hanya orang-orang terpopuler lah yang bisa berada di dekat mereka, kalau pada Sherly mereka beranggapan itu bisa saja karena Sherly cantik dan juga pintar.

"Si Bastian belum datang nih? " tanya Rian sambil celingak-celinguk mencari Bastian.

"Tau tuh, " malas Lintang.

"Hay Lintang," sapa Rere yang tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Hay, tumben lu cantik banget hari ini, " puji Lintang sambil memperhatikan sekujur tubuh Rere yang menurut nya cantik.

"Hah cantik, iya cantik tapi masih cantik kan gue lah, " gumam Dinda pelan, bahkan mungkin tak ada yang mendengar ucapan nya barusan.

"Kenapa luh? " tanya Lintang yang mendengar Samar-samar ucapan Dinda.

"Enggak kak, tadi aku gak sengaja ngeliat orang yang bermuka dua di jalan, " sindir Dinda sambil melirik ke arah Rere, yang di balas tatapan tajam oleh Rere.

Daniel yang melihat adiknya saling melayangkan tatapan tajam dengan Rere, merasa ada yang tidak benar di keduanya.

"Kenapa lu Din? " tanya Daniel.

"Gak papah kok kak, nanti kalian tau sendiri kok, biar waktu yang menjawab nya," ucap Dinda penuh dramatis.

"Sok dramatis luh," ejek Sherly.

"Ah aku pergi dulu yah mau latihan, abisnya ada hawa yang tidak mengenakan, " ucap Dinda sebelum pergi meninggalkan mereka menuju ke belakang panggung.

Sedangkan itu Rere yang melihat kelakuan Dinda makin naik darah.

"Awas lu yah, gue bakal buat lu bertekuk lutut ama gue, " batin Rere sambil menampilkan senyuman licik nya.

Sementara itu Sherly yang tengah berada di samping Daniel terus saja memandang Daniel, yang begitu mempesona baginya.

"Sherly lu gak papa kan? " tanya Daniel yang melihat Sherly memandangi nya dari tadi.

Sherly pun terlihat malu karena ia ketahuan memandangi Daniel dari tadi.

"Ah gak papa kok kak, " Sherly mencoba bersikap biasa saja.

Sementara itu Dinda pergi ke belakang panggung, di sana juga Dinda menemukan Bastian yang sedang duduk dilantai, dengan mimik muka yang seperti nya sedang sedih.

Dinda menarik nafas nya dalam-dalam terlebih dahulu sebelum menghampiri Bastian, ia mencoba bersikap seperti dulu bersikap seolah olah ia tidak memiliki rasa apapun pada Bastian, agar ia tidak canggung bila di dekat Bastian.

Setelah Dinda berada di dekat Bastian ia langsung duduk di samping nya, Bastian yang sadar akan ada seseorang yang menghampiri nya pun melihat ke arah orang tersebut, dengan tatapan datar.

"Kak, kakak gak papa kan? " tanya Dinda sedikit ragu, dan juga khawatir.

Namun tiba-tiba Bastian malah memeluk Dinda, membuat Dinda sangat terkejut dan juga membuat jantung nya yang sedari tadi ia tahan-tahan kini malah semakin tidak terkontrol.

"Din kenapa lu baru dateng? gue butuh lo saat ini, " bisik Bastian sebelum melepaskan pelukannya.

Sepertinya Dinda masih terkejut dengan perlakuan Bastian.

"Din gue minta maaf yah kalau gue barusan tiba-tiba meluk lo."

"Gak papa kok kalau misalnya itu buat kakak tenang, " balas Dinda sambil mencoba menenangkan Bastian, ia malah senang di peluk Bastian.

Sementara itu acara pembuka telah selesai kini saat nya mereka tampil membawakan lagu.

"Kalian udah siap? bentar lagi udah mau di mulai tuh, " ucap seseorang yang baru saja menghampiri mereka yang tak lain adalah Rama.

Dinda dan Bastian pun mengangguk dan berdiri menghampiri Rama.

Tadi Dinda tidak merasa gugup sama sekali, namun saat ini ia mulai gugup badannya sudah mulai dingin dan mukanya terlihat pucat, Bastian pun yang melihat Dinda begitu pucat sangat khawatir

"Din lu gak papa? "khawatir Bastian.

"A-aku c-cuman demam panggung aja kak, " gugup Dinda.

Bastian pun mengambil tangan Dinda "Lu gak usah khawatir gue ada di samping lu."

Bagaikan obat, ucapan Bastian itu membuat Dinda sedikit tenang, dan membuat senyum Dinda mengembang.

bastian POV

Aku tak tau perasaan apa yang ku rasakan saat ini rasanya tatapan dia mampu membuat dunia ku indah, melihat dia sedang gugup itu malah membuatnya tambah lucu dan imut.

"Ok kita tampilkan band kebanggaan sekolah arwana kita," ucap salah satu pembawa acaranya dengan lantang, yang membuat ku kembali sadar dari lamunanku.

Aku dan Dinda berjalan naik ke atas panggung disusul oleh anggota lainnya.

Sebelum tampil kami memberi salam dulu kepada penontonnya, setelah itu kita duduk di tempat yang di sediakan, aku duduk tepat si samping Dinda dengan memegang sebuah gitar.

Di sini entah kenapa aku merasa Dinda sangat cantik, walau berpenampilan seperti itu.

Dinda pun mulai bernyanyi.

"saying l love you is not the

words I want to hear from you

it's not that I want you not to say

but if you only knew"

Suara itu mampu membuat ku terbawa dalam lagu yang ia nyanyikan, aku pun melihat orang yang berada di sekelilingnya begitu menikmati.

"how easy it would be to show

Me how you feel

more than words is all

you have to do "

"that you Love me

cause I'd already know

what would you do if my heart

was torn in two"

Aku melihat Dinda begitu menghayati lagu itu, bahkan tak jarang orang yang melihat nya terkagum-kagum.

"more than words to show you feel

that you Love for me is real

what you couldn't make things new

just by saying l love you"

"now that I've tried to talk to you

and make you understand

all you have to do is close you eyes

and just reach out your Hands"

Namun ada hal yang ganjil menurut ku, dari tadi saat Dinda memulai menyanyi kenapa ia selalu melirik ke arah Daniel dan Lintang, yah walau sesekali juga dia menatapku, tapi dia lebih sering melihat ke arah mereka. Sebenarnya ada apa di antara mereka?.

"And touch me hold me close

don't ever let me go

more than words is all

I'd ever needed you to show"

"Then you wouldn't have to say

that you Love me

cause I'd already know"

Bahkan saat lagunya selesai pun yang ia tatap bukan ke arahku melainkan ke arah Daniel dan Lintang.

Setelah selesai, kami pun turun dari panggung, aku ingin sekali berada di dekat Dinda untuk saat ini, jadi aku sekarang akan membawa Dinda ke atap sekolah.

"Ikut aku yuk Din," ucapku sambil menarik tangannya.

Terpopuler

Comments

ari yabela

ari yabela

thor, buat dong wajah merekah,, kayak gimana
penasaran sm kak daniel dan lintang sama serly juga

2020-04-01

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!