14,perasaan yang sama

Author POV

Tanpa berpikir panjang Dinda langsung membawa Bastian ke rumahnya, setelah sampai dirumah Dinda dan Lintang membopong Bastian yang tidak sadarkan diri ke sofa nya.

"Kak ini Bastian gak bakalan kenapa-napa kan? " panik Dinda sambil terus menepuk nepuk sedang pipi Bastian, berharap Bastian segera sadar.

"Gak papa kok nanti juga bangun, itu cuman pengaruh dari alkohol nya doang, " balas Lintang dengan santai sambil memasukkan tangannya ke saku celana.

"Gitu ya kak, " Dinda pun berhenti menepuk-nepuk pipi Bastian.

"Lu buatin susu aja buat ngelarutin alkohol nya," Lintang pun pergi ke kamar nya.

Dinda pun langsung pergi ke dapur untuk membuat kan susu untuk Bastian yang masih belum juga sadar, setelah selesai membuat susu Dinda langsung menyimpannya di meja yang berada di depan sofa, Dinda duduk di samping Bastian yang masih belum sadar.

Tanpa sadar Dinda menjatuhkan air matanya saat melihat muka Damai Bastian, ia bisa melihat betapa beratnya Bastian memiliki masalah.

Dinda memberanikan dirinya untuk menyentuh rambut halus Bastian, walaupun awalnya ragu.

"Bas lu yang sabar yah, gue tau itu berat mungkin kalau gue jadi lu gue gak bakalan bisa sekuat lu, gue bakal terus berada di samping lu gue siap kok jadi teman curhat lu," ucap Dinda dengan pelan sambil mengelus rambut Bastian.

Dinda menghapus air matanya, dan menggantikan nya dengan senyuman, setelah itu ia beranjak pergi ke kamar nya untuk mengganti pakaiannya.

Tanpa Dinda sadari sebenarnya sedari tadi ada satu pasang mata yang tengah memperhatikan nya, yaitu Adisty mamahnya sendiri, Adisty tau kalau saat ini anak perempuan nya tengah jatuh cinta kembali, Adisty tersenyum melihat itu.

Sementara itu Daniel baru saja sampai di depan rumah Sherly.

"kak makasih yah, " ucap Sherly sambil memberikan helm yang ia pakai tadi.

"Hem" datar Daniel.

"Kak g-gak m-mau mampir dulu gitu? " gugup Sherly sambil memainkan sepatunya.

"Gak ah gue pulang yah, " balas Daniel sambil menancap gas motor nya.

Sherly tersenyum kegirangan sambil melihat Daniel yang kini sudah semakin menjauh.

"Aaagggghhhh " teriak Sherly sambil memutarkan tubuhnya kegirangan.

"Ya ampun ini anak mamah kenapa lagi? kesambet hantu apa kamu? "balas mamahnya Sherly yang sudah berada di depan pintu.

Sherly refleks berbalik melihat mamahnya, ia menghampiri mamahnya dan memeluknya dengan erat.

Sementara itu Daniel yang sudah sampai di rumahnya langsung memasukkan motor nya ke dalam bagasi, setelah selesai ia turun dari motor nya dan pergi masuk ke rumahnya.

Namun langkah Daniel terhenti saat melihat Bastian sahabat nya tengah tidak sadarkan diri di sofa, Daniel berjalan menghampiri nya.

"Biasa lah Nil, palingan juga dia lagi ada masalah makannya dia minum ke banyak kan," ucap Lintang yang sudah berada di belakang Daniel.

Daniel berbalik melihat Lintang.

"Masalah apa? " tanya Daniel penasaran.

"Tau tuh, lu tanyain aja sendiri ama adek perempuan lu, dia kok yang tadi ngajak gue ke klub buat bawa dia, " balas Lintang santai sambil pergi ke arah dapur.

Daniel segera pergi ke kamarnya buat mengganti pakaian.

Dinda yang sudah berganti pakaian turun dari kamar nya, Dinda kini berpenampilan seperti biasanya tidak berpenampilan nerd lagi.

Dinda bejalan ke arah dapur untuk mengambil minum karena tenggorokan nya merasa kering, setelah sampai di dapur ternyata sudah ada Adisty dan juga Lintang yang sedang makan.

"Din lu tau gak? tadi kakak lu yang onoh tuh nganterin cwek pulang loh, kayaknya dia udah gak homo lagi deh, " canda Lintang, sambil tertawa kecil.

"Sjapa?"penasaran Dinda.

"Temen loh. "

"Serius kak, " kaget Dinda bagaimana tidak kaget kak Daniel tuh tidak pernah mengantarkan cewek pulang ke rumah terkecuali dirinya, kan itu aneh menurut nya.

"Apa kak Daniel suka yah sama Sherly," sambung Dinda sambil bergaya seperti orang yang sedang berpikir.

"Mungkin kayaknya. "

Dinda pun melanjutkan jalannya yang barusan terhenti karena Lintang, untuk mengambil minum, setelah selesai Dinda mengambil minum ia lngsung pergi menuju sofa dan ia duduk di sofa dekat Bastian tidur.

Tidak lupa Dinda pun tadi sudah mengambil kan selimut untuk Bastian, hari sudah mulai malam Bastian belum juga sadar, sampai-sampai karena terlalu lama menunggu Bastian bangun Dinda pun sampai ketiduran di sana.

Tadi saat Dinda akan di pindahkan oleh Daniel, Adisty melarangnya, dan membiarkan Dinda tidur di sana menunggu Bastian sadar.

Sudah hampir tengah malam, dan pada akhirnya Bastian pun sadar dari pingsan nya ia membuka matanya perlahan-lahan, ia juga langsung duduk sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing.

Bastian memutar pola matanya melirik dan menebak-nebak dia di mana sekarang sampai matanya berhenti saat melihat wajah cantik seorang wanita yang tengah tidur di samping nya.

Bastian pun turun dari sofa dan menghampiri Dinda yang tengah tertidur pulas, ia menyelimuti Dinda dengan selimut yang ia gunakan tadi, dia duduk di lantai di samping sofa Dinda.

Bastian yang berbalik mengelus rambut Dinda ia tersenyum melihat Dinda yang begitu cantik.

"Entah ini cuman perasaan gue aja atau gimana, kenapa saat gue berada di dekat dinda yang ini dengan dinda yang cupu itu kenapa aura nya selalu sama, kedua orang tersebut selalu membuat gue nyaman tenang dan juga Damai, di mana gue gak bisa ngerasa hal itu jika bersama orang lain, " batin Bastian sambil bengong.

Saat Bastian melamun ternyata Dinda pun terbangun dari tidur nya, refleks tangan Bastian yang berada di rambut nya Dinda pun ia jauhkan.

"Lu udah bangun? " ucap Dinda setengah sadar, Dinda masih mengumpulkan nyawanya, yang masih belum terkumpul.

"Keliatannya, " balas Bastian.

"Oh iya tadi gue bikinin susu buat lu cuman kaya nya udah basi, lo tunggu bentar yah gue bikinin lagi yah, " saat Dinda akan bangun Bastian malah menarik tangannya dan membuat Dinda terduduk di samping Bastian.

"Gak usah gue udah gak papa kok, lu di sini aja temenin gue, " ucap Bastian lembut, dan membuat Dinda mematung tak bisa bergerak.

Bunga di dalam hati Dinda mendadak bermekaran, ibarat ada banyak petasan dalam jantung nya yang tengah memancarkan ke bahagia.

"Lu tau gak Din? lu tuh ada sama nya loh sama temen gue, " ucap Bastian sambil menatap bola mata Dinda yang indah.

"Sama apanya? "

"Yah sama, sama-sama bikin gue nyaman kalau berada di dekat nya," senyum indah terpangpang indah di mulut Bastian, walau di tempat itu minim cahaya, tapi Dinda tetep bisa melihat senyum indah itu.

"Emang siapa orang nya? "

"Namanya juga sama kok Dinda, cuman kalau Dinda yang itu dia polos banget, dan karena kepolosan itu juga kali yah yang membuat semua yang berada di dekatnya gak mau dia kenapa napa, "

Muka Dinda semakin memerah mendengar ucapan Bastian, rasanya hidung nya sudah terbang sekarang.

"Emang se berharga apa sih dia di mata kamu?" tanya Dinda penasaran, ia ingin memancing Bastian berpendapat tentang dirinya.

"Gue juga gak tau se berharga apa dia di hidup gue, gue masih belum bisa mastiin perasaan gue sama dia, dia itu orang nya memang biasa aja kalau misalnya belum kenal, tapi setelah tau kehidupannya lebih dalam banyak hal istimewa di dirinya yang gak semua orang bisa memiliki itu, " jelas Bastian.

"Ya Tuhan ini jantung gue gak bisa di kontrol dikit napa, ahhhh ada apa dengan jantung hamba mu ini ya Tuhan, bisa-bisa serangan jantung inimah," batin Dinda.

"ananti gue kenalin deh. "

Tiba-tiba Dinda sadar dari lamunannya, dan kaget mendengar ucapan Bastian, dia bingung harus Jawab apa pertanyaan Bastian.

Terpopuler

Comments

Diah Susanti

Diah Susanti

garasi thor

2023-07-30

0

Dwi Wati

Dwi Wati

ayi gmn dinda mau dkenalin sm dinda thor

2020-11-01

1

Necha_elpita💞

Necha_elpita💞

kapan si Bastian tau sih, kalo Dinda cupu n Dinda cantik 1 orang

2020-06-20

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!