7,kesedihan

Author POV

Semua murid Arwana telah pulang, bel sekolah telah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu, sedangkan Adinda dan Sherly masih berada di dalam kelas sedang membereskan buku bukunya.

"Sher lu jadi mau kerumah gue?"tanya Adinda sambil masih sibuk memasukan bukunya kedalam tas.

"Mau dong kan mau ketemu bebeb, "lebay Sherly, sembari tersenyum dan membayangkan wajah pangerannya itu.

"Ih geli, ya udah berangkat yuk, " Adinda pun mengajak Sherly yang sudah selesai membereskan buku nya keluar kelas.

"Sherly lu bawa mobil gak?" tanya Adinda sambil masih berjalan menuju parkiran.

"Enggak, " balasnya sambil menggeleng.

"Ya udah bareng gue aja, sama kak Lintang tapi, soalnya kalau mau sama kak Daniel pasti udah pulang, " ucap Adinda sambil senyum jail.

"Ih apaan sih? " balasnya sambil cemberut.

Sesampainya di depan mobil Lintang mereka berdua pun masuk, Adinda duduk di depan, sedangkan Sherly duduk di belakang.

"Cantik juga, " ucap Lintang sambil tersenyum genit pada Sherly.

"Apaan sih kak, Sherly itu sukanya sama kak Daniel bukan sama kakak, " ucap Adinda sambil memukul pundak Lintang dan menatapnya tajam.

"Apaan sih Din? kok di bilangin sih, " Sherly cemberut mendengar kalau Dinda membicarakan bahwa ia menyukai Daniel pada Lintang.

"Ah kalah cepet dong gue, " balas Lintang sambil kembali fokus ke jalan.

"Makannya jangan terlalu sok ganteng deh kak, " balas Adinda.

"Gue gak sok ganteng kok, emang gue ganteng kan? "ucap Lintang sambil mengusap rambut nya ke belakang.

"Udah mulai deh sok ganteng nya "balas Adinda, yang melihat kakaknya sudah sok ganteng.

Merekapun sampai di depan rumah, sesampainya di rumah tersebut, mereka berjalan masuk dan mendapati Daniel yang sedang menonton TV, dan Adisty yang sedang memasak di dapur.

" Sherly lu tutup telinga yah,"bisik Lintang.

"Emangnya kenapa kak? " balas Sherly pelan.

"Lo tutup aja! " Sherly pun menuruti perintah Lintang, walaupun ia tidak tau alasannya apa.

"KAKAK, MAMAH INI ANAK PEREMPUAN NYA UDAH PULANG LOH, " Teriak Adinda sambil berlari ke arah Daniel yang sedang asik dengan TV dan cemilannya.

"Kirain apa kak nyuruh aku tutup telinga, tau nya itu, " Sherly mengerti alasan lintangph menyuruh nya menutup telinga, mereka berjalan menghampiri Daniel yang tidak memperdulikan kedatangan mereka.

"Kak bagi dong, " Adinda yang sudah duduk di dekat Daniel langsung mengambil cemilan yang Daniel pegang.

Namun Daniel merebutnya dengan paksa.

"Apaan si kak cuman minta dikit aja pelit, " Adinda kesal, ia langsung saja berdiri dan menarik tangan Sherly untuk pergi bersamanya menuju kamar.

Setelah sampai di kamar, mereka langsung merebahkan badannya.

"Ya ampun itu kak Daniel kalau lagi pake baju santai ganteng banget, " ucap Sherly antusias dengan kedua mata yang masih berbinar-binar memikirkan Daniel yang begitu tampan bak pangeran dongeng di matanya.

"Lebay deh. "

"Ah makin cinta gue ama dia. "

"Lu suka apanya sih sama kak Daniel? dia itu bahkan gak pernah nyapa loh atau bahkan gak peduli ama luh, " tanya Adinda sambil merubah posisi tidur nya menjadi tengkurap, menatap Sherly yang sedang berbinar-binar.

"Karena itu gue suka ama kak Daniel, dia itu beda dari yang lain, " ucap Sherly sambil mencubit pipi Adinda gemas.

"Ya udah lah terserak luh, " Adinda pun berdiri dan bergegas mengganti baju nya, sedang kan Sherly masih asik dengan lamunan nya, sambil senyum-senyum sendiri.

Setelah itu mereka turun dari kamarnya, karena Adisty menyuruh mereka makan siang terlebih dahulu, mereka sudah berada di meja makan bersama dengan Daniel, Lintang, dan juga Adisty.

"Sherly, kamu sering-sering yah main ke sini! soal nya Dinda itu belum punya temen," ucap Adisty dengan ramah.

"Iya tante aku seneng kok bisa main ke sini, " balasnya.

"Iyaa kan ada Daniel, malah kalau di bolehin mah tinggal di sini juga aku mau kok, "batin Sherly.

"Ya udah kamu makan yang banyak yah," ucap Adisty sambil tersenyum ramah padanya.

Bastian POV

"BASTIAN TURUN CEPETAN MAKAN DULU, " teriak ibu ku.

Aku perlahan-lahan membuka mata, dan berjalan menuju ke ibu yang sudah berada di ruang makan tengah membereskan masakan yang telah ia masak, aku terdiam sejenak saat melihat ibuku tersenyum ke arah ku, karena mungkin ia tau keberadaan ku.

Aku kembali melanjutkan perjalanan,dan duduk di samping ibu.

"Bu tumben udah pulang biasanya jam segini ibu masih di kantor? " tanya ku.

Ibu adalah tulang punggung keluarga, dia menjadi tulang punggung setelah ayah ku pergi meninggalkan kami entah kemana, makannya aku sangat menyanyi ibu, apapun akan aku lakukan demi dia.

"Udah, kerjaan ibu udah beres kok sayang, " ucap ibu sambil mengelus rambut ku.

Aku tidak pernah habis pikir kenapa Ayah ku begitu tega meninggalkan ibu yang sangat begitu sayang padanya, ibu pernah bilang kalau aku tidak boleh membenci ayah ku, namun aku tidak bisa tidak membenci nya, bagaimana kalian jika ada di posisiku saat ini, kalian juga akan membencinya.

Bagaimana tidak, dulu saat ibu bersamanya , dia bahkan menempatkan ibuku di gudang milik nya, dia bahkan selalu memberikan nasi yang sudah basi untuk makan ibu, ibu seolah-olah di jadikan pembantu di rumah nya, sampai ibu sudah mempunyai aku dia bahkan enggan menggendong ku jika aku menangis, dan selalu menyuruh ibu mengerjakan ini lah itulah, tapi ibu masih bertahan dengannya.

Sampai suatu saat entah apa yang telah ayah ku lakukan, yang mungkin sudah sangat menyakitkan bagi ibu, ibu pulang dan membawa ku saat umur ku masih 14 bulan, sambil menangis ke rumah nenek ku, aku tak pernah diberi tau kenapa itu terjadi, bahkan aku tau semua keburukan ayah ku itu dari nenek bukan dari ibu, ibu enggan memberi tau itu semua karena ia takut aku membenci ayah ku sendiri, aku gak pernah habis pikir hati ibu itu terbuat dari apa sih sampai segitunya.

Sampai umur ku sekarang sudah menginjak 17 tahun. Aku tak pernah melihat ayah ku, aku hanya tau dia lewat foto yang ibu berikan, andai suatu saat nanti aku bertemu dengannya aku akan menghancurkan hidupnya, sama seperti yang telah ia lakukan pada ibu.

Dan aku berharap jika suatu saat nanti aku mempunyai pasangan aku ingin dia seperti ibuku, yang begitu sabar dalam menjalani hidup nya, aku selalu melihat kesedihan di mata ibu walau ia selalu menampilkan senyum di wajahnya, namun tatapan seseorang tak pernah bisa bohong.

Setelah selesai makan aku kembali ke kamar dan membaringkan tubuh.

Author POV

Sementara itu di rumah Adinda, Sherly masih ada di sana. Ia sedang memandangi poto Daniel di dinding kamar Adinda sambil senyum-senyum sendiri, sedangkan Adinda sedang membaca novel.

"Sherly lu ngapain sih senyum-senyum sendiri gila lu yah? " tanya Adinda sambil masih membaca novel.

"Gak papa aku gak bisa liatin Daniel dari dekat, poto nya juga jadi, " jawab Sherly sambil menghampiri Adinda yang sedang tiduran.

"Sherly lu nginep yah, besok kak hari libur mau yah. "

"Boleh deh, tapi pinjem baju loh yah gue gak bawa salin. "

"Ok, besok main yuk ke mall."

"Ok."

Setelah selesai mengobrol mereka pun tidur karena sudah malam.

Terpopuler

Comments

ᵉˡ̳𝐀𝐘𝐃𝐀ᴸᴷ⸙ᵍᵏ

ᵉˡ̳𝐀𝐘𝐃𝐀ᴸᴷ⸙ᵍᵏ

🤣🤣🤣🤣 pasti suara cempreng Dinda kaya toa masjid🏃🏃🏃

2023-01-05

1

DUGONG

DUGONG

gur baru sadar ternyata lintang itu laki gue kira dia cewek😅😅

2020-09-03

5

Yhuni Fuji Lestary

Yhuni Fuji Lestary

inget diri sendiri saat baca kisah bastian..
beda nya cuma aku di tinggl ayh ku saat umur 14bulan.. smpe skrng 23th gk pernah liat beliau.. cuma liat foto doang..

2020-04-26

12

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!