4,tenang

Adinda POV

Hatiku sangat hancur, aku tak pernah di bentak oleh orang lain apalagi di depan umum, jika dia tidak suka dengan ku dia juga bisa kan bicara baik baik padaku , tidak begitu caranya, pokok nya aku benci sama dia aku ulangi sekali lagi AKU BENCI PADA LELAKI YANG BERNAMA BASTIAN ITU TITIK gak pake koma.

"Masuk! " suruh kak Daniel yang berhasil membuyarkan lamunanku.

"Eh iya kak, "aku langsung membuka pintu mobil kak Daniel dan duduk lalu memasangkan sabuk pengaman nya.

Kak Daniel pun masuk ke dalam mobil dan langsung menjalankan mobil nya tanpa basa basi, sedangkan aku hanya melamun memikirkan apa yang beberapa menit lalu terjadi, rasanya masih sakit jika harus mengingat nya apa lagi mengingat bagaimana bentuk muka Bastian, rasanya jijik.

Saat aku tersadar dari lamunanku ternyata kak Daniel tidak membawa ku pulang, dia malah membawa ku ke sebuah danau yang kecil namun sangat indah.

"Kak kok ke sini sih? aku pikir kakak mau ngajak aku pulang? " tanya ku sedikit heran.

kak Daniel tak sama sekali menjawab pertanyaan ku ia malah menyuruh ku turun, itulah sifat kak Daniel yang tidak aku suka pemaksa dan dingin aku tak bisa habis pikir ada banyak orang yang menyukai kakak ku dengan sikap kedinginan tingkat Dewa itu.

Aku pun turun dari mobil kak Daniel, tapi sebelum itu aku membuka kacamata kun dan juga ikat rambut ku aku biarkan rambut ku terurai begitu saja.

Kakak ku sudah terduduk di bangku yang ada di depan danau tersebut, aku langsung menghampiri kakak ku dan duduk di samping nya, rasanya mood ku kembali, aku merasa sangat nyaman di sana.

Aku memejamkan mata sambil merasakan angin yang melewati tubuh, lalu aku kembali membuka mata, dan saat aku membuka mata aku mendapati kakak sedang menatap ku sambil tersenyum ke arah ku. Rasanya senang sekali.

"Kamu udah tenang? " tanya kakak, yang membuat ku merasa nyaman karena kali ini kakak tidak lagi menggunakan nada datarnya, dan aura dinginnya, ia malah membuat ku nyaman berada di sampingnya.

Aku balik menatap kakak ku sambil tersenyum, "Udah tenangan kok kak, makasih ya. "

"Kakak gak mau liat kamu sedih kalau kamu sedih, kakak juga ikut sedih, " ucap kak Daniel manis sampai-sampai manisnya mengalahkan coklat, sambil memeluk ku.

Aku pun langsung membalas pelukan kak Daniel, dengan erat rasanya aku tidak ingin melepaskan pelukan itu, namun tiba tiba.

"KALIAN LAGI NGAPAIN COBA? " kak Lintang berteriak padaku, dan membuat ku refleks melepaskan pelukan kak Daniel yang jarang-jarang ia berubah menjadi hangat, sangat menyebalkan memang.

"Ya ampun kak, kaget aku pikir siapa, " balas ku sambil memajukan bibir karena aku sangat kesal pada kak Lintang, yang pasti akan membuat kak Daniel kembali kepada sisi dingin nya.

"Gue pikir kalian kemana? tapi karena gue pintar dan cerdas jadi gue bisa nemuin kalian," ucap kak Lintang dengan khas kesombongan nya, sudah mulai deh sombongnya keluar.

"Sa ae lu Tang,"sinis kak Daniel namun sambil tersenyum manis.

"Tang Tang, emang gue Tang apa? nama gue itu Lintang sekali lagi yah LINTANG, kalau kurang jelas, "ucap kak Lintang sambil mengatakan kata Lintang dengan penuh penekanan.

Aku pun tersenyum melihat kedua kakak ku sedang berkelahi yang membuat mereka seperti anak kecil, aku tidak menyangka kak Lintang bisa membuat kak Daniel tertawa begitu puas, rasanya rasa sakit tadi sudah hilang dengan hanya melihat mereka berkelahi seperti itu.

Namun aku juga tau mereka melakukan itu hanya untuk membuatku kembali tersenyum.

Namun waktu terasa begitu cepat berlalu, rasanya baru saja aku ke danau itu barusan namun ternyata sudah beberapa jam kita berada di sana, kini waktu sudah mulai sore.

"Pulang yu kak, " ajak ku, yah walaupun rasanya aku masih ingin berada di sana, tapi aku juga tidak ingin membuat mamah khawatir karena pulang telat.

"Yuk" jawab kakak kakakku serentak.

Aku beranjak dari duduk ku, dan begitu pula dengan kakak ku, namun aku kaget karena tangan kanan ku di genggam oleh kak Daniel sedangkan tangan kiri ku di pegang oleh kak Lintang.

Aku menatap keduanya dengan tatapan bingung, namun aku tidak peduli apapun alasan mereka tapi aku nyaman punya kedua kakak yang begitu menyayangi ku.

Aku berjalan menuju mobil, dengan kedua tangan yang masih di genggam erat oleh mereka, kalian tau gak? aku malah seperti anak kecil yang mau nyebrang.

Aku langsung memasuki mobil kak Daniel, dan di ikuti oleh kak Daniel yang juga masuk ke dalam mobilnya, sedangkan kak Lintang masuk ke dakan mobilnya sendiri.

Di dalam mobil tak ada obrolan sama sekali, aku hanya menatap jendela mobil sambil memperhatikan jalan, namun aku malah melamun, sampai saat aku sadar dari lamunanku aku sudah sampai di depan rumahku.

Aku turun dari mobil, dan langsung masuk ke dalam rumah, di ikuti oleh kakak kakak ku, aku berjalan menuju mamah yang sedang berada di ruang keluarga sambil menonton drama Korea.

Aku menyalami mamah.

"Tumben baru pulang? " tanya mamah.

Aku tak menjawab ucapan mamah, aku hanya terseyum padanya.

"Mah aku capek aku ke kamar dulu yah," ucapku yang langsung pergi menuju kamar, setelah berada di kamar, aku langsung membanting tas ke sembarang arah, dan langsung menjatuhkan tubuh ku ke atas kasur.

Saat aku ingin terlelap dalam tidur, aku teringat sesuatu yang langsung membuat ku tidak mengantuk lagi, aku ingat akan janji ku pada sherly teman baru ku, aku langsung mencari ponsel ku dan setelah menemukannya aku langsung mengirimi pesan pada nya.

 

"P."

 

Namun tak lama setelah aku mengirimi pesan, dia sudah membalasnya.

"Iya apa?"

"Bisa ketemu gak nanti malem di kafe Jingga,"

"Ok."

Setelah aku selesai mengirimi pesan pada Sherly aku langsung bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci badan ku yang sudah kotor ini.

Bastian POV

Tubuhku rasanya sangat lelah hari ini, di tambah lagi dengan ke jadian beberapa jam lalu di sekolah di mana aku di perlakukan seperti itu oleh Lintang dan Daniel, dan ditambah juga dengan Rian yang ikut-ikutan marah pada ku.

Memangnya siapa wanita cupu itu, bisa bisanya dia membuat ketiga sahabat ku jadi seperti itu.

Ah rasanya kepalaku akan meledak sebentar lagi, aku mengacak-acak rambut frustasi dan membanting tubuh ku ke kasur.

"BASTIAN, " teriak ibuku.

Ibuku berhasil menyadarkan ku dari lamun tentang siapa sebenarnya wanita itu dan seistimewa apa dia itu.

"Iya bu" balas ku sambil kembali duduk di kasur.

"Makan dulu sini. "

"Gak ah bu, nanti aja, "rasanya nafsu makan tidak ada, seperti nya perut ku sudah kenyang memakan pertanyaan-pertanyaan yang ada di otak ku.

Aku berjalan menuju balkon kamar dan duduk di kursi yang berada di balkon, hembusan angin yang berhasil membuat ku sedikit tenang, aku tiduran di kursi yang ada di sana sambil kedua tanganku, ku jadikan bantalnya, dan menghadap ke langit-langit balkon, aku masih menggunakan seragam dan aku ketiduran di sana sangking nyamannya ada di sana.

Terpopuler

Comments

Efan Zega

Efan Zega

jd pengen punya kakak cwok,,,gmn gitu

2021-03-15

2

Aniek Syifa

Aniek Syifa

tang ting tung

2020-11-07

1

Syakira

Syakira

aku jadi pengen deh punya kakak cowok yang baik kayak Kak Lintang & Kak Daniel 😊😊😉

2020-05-03

21

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!