2,pertemuan pertama

Jam pulang sudah tiba, semua murid segera berhamburan keluar kelas menuju gerbang sekolah, namun tidak dengan Adinda.

"Kamu kenapa din, gak pulang? " tanya Sherly yang heran melihat Dinda malah diam di bangkunya sedangkan semua orang sudah keluar.

"Kalau kamu mau duluan, duluan aja soalnya aku malas berdesak desakan, " balas Adinda sambil menyenderkan kepalanya ke tembok.

"Ya udah aku duluan yah, supir aku pasti udah nungguin, " Sherly langsung saja pergi meninggalkan Adinda yang masih terdiam di kelas.

"Ya udah sana" Adinda melambaikan tangannya pada Sherly.

Sebenarnya Adinda bukan malas berdesak desakan, namun ia tidak mau ada orang yang liat dia naik ke mobil Lintang.

Setelah terlihat sepi adinda langsung keluar dari kelas nya menuju ke parkir, menghampiri kakaknya.

Brukk.

Adinda bertabrakan dengan seorang pria yang sepertinya ia pernah melihatnya.

"Aduh sorry gue gak sengaja gue lagi buru-buru, " Adinda pun meminta maaf pada laki laki yang ia tabrak barusan.

"Makannya kalau punya mata itu pake, jangan cuman di pakai kaca mata doang, "bentak lelaki tersebut sambil memegang kacamata Adinda.

"Kan gue udah bilang maaf, ya udah napa lagian juga gue gak sengaja nabrak loh,"kesal Adinda, iakan sudah minta maaf kenapa lelaki itu malah balik marahin.

"Terserah lo, "lelaki itu kembali membentak Adinda sambil melanjutkan perjalanan nya.

"DASAR COWOK RESE, GILA" teriak Adinda yang kesal dengan perlakuan lelaki itu.

Saat mendengar teriakan Adinda lelaki itu menghentikan langkahnya sambil berbalik menatap Adinda dengan tatapan yang tajam, sebelum kembali melanjutkan langkahnya.

Adinda pun kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran sekolah, setelah ia sampai di parkiran ia langsung saja masuk ke dalam mobil Lintang.

"Ya ampun Dinda, gue udah bulukan nungguin lo lama amat, kemana aja luh? "tanya Lintang setengah berteriak.

"Sorry kak, tau gak kak tadi tuh aku nabrak cowok yah, aku tuh udah minta maaf sama dia eh dia malah tetep marahin aku, kan Dinda jadi kesel kak, "jelas Adinda yang masih kesal sama lelaki yang ia tabrak tadi.

"Siapa namanya? " tanya Lintang, sambil memajukan mobilnya.

"Ya mana Dinda tau lah kak, kan Dinda baru aja masuk sekolah nya juga, emang Dinda peramal apa bisa tau semua nama yang ada di sekolah ini dalam satu hari, " ketus Adinda.

"Ya elah biasa aja kali."

Setelah agak lama di dalam mobil merekapun sampai di rumah.

"MAMAH INI ADINDA YANG CANTIK TIADA TARA UDAH PULANG, " teriak Adinda yang sudah masuk ke dalam rumah.

"YA AMPUN DINDA KAMU TUH BISA GAK SIH GAK USAH TERIAK, "balas mamah nya.

Sementara itu Lintang hanya menutup telinganya mendengar mamah dan adik nya teriak-teriak gak jelas.

"MAMAH JUGA TERIAK" Adinda kembali berteriak.

"Kenapa sih kayak anak kecil aja teriak-teriak? ini bukan hutan, " ketus Daniel dengan nada datarnya dan mata yang tetap fokus ke televisi.

"Eh kak Daniel udah pulang, " Adinda langsung menghampiri kakak nya itu sambil tersenyum manja.

"Geli tau gak, "ucap Daniel yang melihat adik nya manja manjaan pada nya.

"Biarin napa kak, kak tau gak kak temen aku ada yang naksir tau gak sama kakak, cantik kok kak orang nya, kakak mau yah sama dia," mohon Dinda pada kakaknya yang masih fokus menatap televisi.

"Gak, " balas Daniel dengan datar dan tatapan dinginnya.

"Ih kakak mah gak asik ah, " Adinda pun melepaskan tangannya yang tadi memegang tangan Daniel, dan pergi ke kamar nya dengan kesal karena sikap Daniel yang ngeselin.

Sementara Daniel hanya menatap kepergian adiknya dengan tersenyum sedikit, ia suka kalau liat adik perempuan nya itu ngambek sama dia.

Sementara di kamar Adinda langsung membaringkan badannya tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu, ia sudah sangat lelah pada hari ini.

Namun tiba-tiba ada seseorang yang mendorong pintu kamar nya dengan sangat keras.

"KAKAK BISA GAK PELAN-PELAN AKU KAGET, " teriak Adinda yang kesal karena kakaknya membuka pintu kamar dengan mendobraknya.

Sedangkan Lintang hanya tertawa, menampakkan muka tak berdosanya itu.

"Anterin gue yuk ke supermarket? " pinta Lintang yang langsung duduk di sebelah adinda yang tertidur.

Sementara Adinda tak menggubris sama sekali ucapan Lintang, ia tetap tertidur sambil memeluk guling miliknya.

"Ya udah lah kalau gak mau mah, tadinya sih gue mau traktir lu, " ucap Lintang sambil beranjak meninggalkan Adinda.

Adinda yang mendengar kalau kakaknya akan mentraktir dirinya, ia lagsung bangun dari tidurnya.

"Ok Dinda ganti baju dulu, kakak tunggu Dinda di bawah, " ujar Adinda.

"Dasar bocah, denger mau di traktir aja nyangut, " gumam Lintang sambil beranjak keluar kamar Dinda.

Setelah kurang lebih 5 menit Lintang menunggu Adinda di ruang TV akhirnya Adinda datang.

"Yuk kak pergi, " ajak Adinda yang langsung saja menarik tangan Lintang.

"DEK GUE MAU CEMILAN," Teriak Daniel yang sedari tadi tidak beranjak dari depan TV, emang tuh kakak nya Adinda yang satu itu kalau udah mager ya udah sampe subuh juga dia kuat die di depan TV.

Adinda kembali ke depan kak Daniel.

"Uang nya mana? "ucap Dinda sambil meminta uang ke Daniel.

"Dasar itungan, " Jawab Daniel sambil mengeluarkan uang seratus ribuan 5 lembar.

"Makasih kak, " ucap Adinda ke girangan, sambil kembali lagi ke luar.

Setelah sampai di sebuah supermarket.

"Kk aku mau ke sana dulu yah" ucap Adinda sambil menunjuk ke arak snack yang ada di sana.

"Ya udah sana, nanti kalau udah tungguin kakak di kasir. "

"Ya udah kak bay. "

Saat Adinda akan menuju ke tempat yang ia tunjuk tadi, lagi lagi ia bertabrakan dengan orang.

Bruuk.

"Sorry, gue gak sengaja, " sopan Adinda sambil menundukkan badannya.

Namun Adinda kaget kalau orang yang ia tabrak itu ternyata sama dengan orang yang tadi ia tabrak di sekolah, ia masih ingat persih orang yang membuat ia kesal tadi.

"Lu lagi? "bentak Adinda sambil menunjuk ke arah lelaki itu.

"Emang lu kenal ama gue? " tanya balik pria tersebut.

Adinda melamun, dan menyadari sesuatu, kalau ternyata saat ini kan dia tidak sedang menyamar jadi lelaki itu tidak akan mengenal dia.

"Eh sorry gue pikir temen gue, ya udah gue duluan yah, " ucap Adinda berbohong.

Namun saat Dinda akan meninggalkan lelaki tersebut, ia malah di tahan dengan cara, tangannya di tarik oleh lelaki itu.

"Boleh kenalan?" tanya lelaki tersebut.

"Nama gue Dinda, "ucap Adinda sambil mengulurkan tangan nya.

"Gue Bastian," jawab Bastian yang membalas uluran tangan Adinda.

"Oh tuh orang namanya Bastian, tadi aja di sekolah gue penampilan nya cupu, dia marah-marah ama gue, giliran gue udah berubah eh ngajak kenalan, tapi bentar bastian, kayak pernah denger nama itu," batin Adinda.

"Ya udah Bas aku ke sana dulu yah, dah," Adinda meninggalkan Bastian yang masih terdiam melihat kepergian Adinda sambil tersenyum.

"Ya udah dah, aku harap kita bisa ketemu lagi," balas Bastian sambil melambaikan tangannya, yang hanya di balas senyuman oleh Adinda.

Setelah selesai membeli apa yang dia perlukan, dia pergi ke kasir dengan membawa keranjang yang penuh dengan makan dan coklat.

"Ini mbak," Adinda pun langsung membayar semua yang dia beli, sambil menunggu kakaknya datang.

"Mbak semuanya jadi 450 ribu, " ucap mbak mbak kasir sambil menyodorkan belanjaan Adinda yang banyak.

Adinda langsung membayarnya belanjaan dengan uang yang tadi kakaknya berikan padanya.

Setelah agak lama menunggu, Lintang pun datang menemui Adinda.

"Udah? " tanya Lintang.

"Udah kok kak, " jawab Adinda sambil memperlihatkan belanjaan nya.

"Ya ampun Adinda banyak banget lu belanja, " Lintang pun kaget melihat adiknya itu membawa belanjaan sampai 4 keresek besar.

"Biarin napa bukan pake uang kakak ini kan, " ucap Adinda.

"Iya juga sih, ya udah tunggu bentar kakak bayar belanjaan kakak dulu. "

"Oke aku tunggu. "

Setelah selesai membayar belanjaan nya merekapun kembali ke luar.

"Nih" Lintang menyodorkan kresek yang berisi coklat, karena Lintang tau adik nya itu suka coklat, dan karena dia juga sudah janji akan mentraktir Dinda tadi.

Dinda yang senang pun langsung mengambil kantung kresek yang di berikan kakak nya pada dia.

"Makasih kakak ku yang baik hati. "

"Ya udah masuk! " Dinda pun masuk ke dalam mobil Lintang, selama perjalan tak ada obrolan di dalam mobil tersebut seperti nya mereka sibuk dengan pikiran nya masing-masing.

Setelah sampai di rumah Adinda keluar dari mobilnya dan langsung berlari masuk ke dalam rumah sambil membawa 5 kantung kresek.

"KAK DANIEL INI ADIK MU YANG CANTIK UDAH DATENG, " teriak Adinda sambil menuju tempat di mana Daniel dan ibunya berada sedang menonton TV.

"Berisik tau gak dek, " sinis Daniel.

"Gak papa lah kak, oh ya nih, " ucap Adinda sambil menyodorkan dua kantung keresek ke arah Daniel.

"Oh iya kak, kembaliannya aku beliin coklat semuanya, " sambung Adinda sambil tersenyum.

"Semerdeka lu aja lah dek, " sinis Daniel dengan tatapan yang seperti biasa.

"Ya udah makasih kakak ku yang ganteng, aku ke kamar dulu yah, " Adinda pun meninggalkan kakak nya dan mamah nya yang lagi asik menonton film.

Setelah sampai di kamar Adinda langsung saja membuka belanjaan nya, dan memakannya sambil menonton drama Korea di iPhone nya, sambil sesekali dia memikirkan Bastian.

"Ah ini kenapa lagi gue mikirin tu anak gak penting amat kayaknya," frustasi Adinda sambil mengacak-acak rambutnya.

Ia menonton drama Korea sampai malam, bahkan sampai dia ketiduran, dan melewatkan makam malamnya.

Terpopuler

Comments

Aniek Syifa

Aniek Syifa

enak y punya sodara....kok aq tunggal jaya

2020-11-07

2

Emy Jamal

Emy Jamal

bagus kok' aq jga udah baca istri jelekku.tpi menurut q jln ceritanya beda kok....
semangat author....trs berkarya.

2020-02-08

14

Rina

Rina

beda sama istri jelekku, sama cupunya aja. lanjut thorr

2020-02-05

10

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!