Louis pergi meninggalkan Natasha yang masih bingung karena melihat kemiripan anak lelaki tersebut dengan suaminya, ia tak menyangka jika ada seorang anak kecil yang sangat mirip sekali dengan suaminya.
Thomas yang melihat istrinya terdiam diri langsung menghampirinya. "ada apa sayang?, kenapa kau terlihat seperti orang kebingungan?, apakah ada suatu hal yang mengusikmu?."
Lamunan Natasha langsung buyar merasa terkejut Mendengar suara suaminya yang lantang. "Thomas . . . ?, kau ini selalu saja mengejutkanku dengan suaramu itu." gerutu Natasha.
Thomas menaikkan alisnya sebelah merasa heran dengan sikap istrinya. "ada apa sayang?, kenapa kau merasa terkejut?, apakah kau habis melihat hantu?." canda Thomas.
Mata Natasha langsung berputar dan melotot kearah suaminya. "Thomas kau pasti tidak akan percaya apa yang tadi kulihat, dan ini bukan hanya sekedar hantu."
Kali ini Thomas lebih bingung dengan ucapan istrinya. "Natasha apa yang kau ucapkan?, bisa kau ceritakan apa yang tadi kau lihat?."
Natasha menarik lengan panjang Thomas untuk mengikuti kearah anak lelaki yang baru saja pergi, namun sayangnya anak lelaki tersebut sudah tidak terlihat dari pandangannya lagi.
Natasha menarik nafasnya dengan berat.
"oh tidak, cepat sekali anak itu menghilang?."
Thomas yang hanya mengikuti langkah istrinya menggaruk pelipisnya karena semakin bingung dengan sikap Natasha.
"sayang lebih baik kita mencari tempat untuk istirahat sejenak, sepertinya kau sangat kelelahan." ucap Thomas sambil merapikan rambut Natasha yang tertiup angin.
Natasha sedikit kecewa karena tidak menghentikan kepergian anak lelaki tersebut,
ia menganggukkan kepalanya mendengar ucapan suaminya. didalam hatinya ia bergumam dan berharap. "semoga saja dirinya dapat bertemu dengan anak lelaki tersebut."
Natasha dan Thomas beranjak pergi untuk mencari tempat peristirahatan sekaligus mencari tempat bermalam, dan tak lama kemudian ponsel Thomas berdering.
Thomas mengambil ponsel disaku celananya dan melihat kelayar ponselnya, dan ia melihat nama Jonathan sontak saja Thomas segera menjawab panggilan teleponnya.
"hallo Jo, dimana dirimu?, aku sudah lama menunggumu."
"maaf kawan, aku ada urusan mendesak. dan sekarang aku sudah berada tak jauh darimu."
ucap Jonathan sambil melambaikan tangan dihadapan Thomas.
Thomas merasa geram terhadap Jonathan karena membuatnya menunggu lama.
"Jo apa-apaan kau ini, mengapa kau meneleponku jika kau sudah berada dihadapanku?."
Jonathan mematikan ponselnya, dan segera menghampiri Thomas. "kenapa kau selalu marah-marah kawan?, bukankah aku sudah berada disini."
Jonathan melihat kearah Natasha yang sudah terlihat lelah. "Thomas bagaimana jika sekarang kita ketempat peristirahatan?, tampaknya istrimu sudah terlihat kelelahan."
Thomas melihat kearah Natasha dan memang benar seperti ucapan Jonathan, istrinya tampak begitu kelelahan.
"sayang mari pergi ketempat istirahatan?."
namun tampaknya Natasha enggan beranjak dari tempat tersebut, didalam hatinya ia masih ingin mencari anak lelaki yang mirip dengan suaminya.
"tapi Thomas, aku masih ingin berada disini."
Thomas membujuk sambil membelai rambut Natasha dengan lembut agar hatinya merasa luluh. "sayang besok kita bisa datang ketempat ini kembali, dan sekarang lebih baik kita mencari tempat istirahat agar tubuh kita kembali segar."
Natasha memikirkan ucapan Thomas ada benarnya, dan Natasha juga sudah mulai terasa lelah karena berjalan kaki dari tadi.
"baiklah Thomas, dan Jonathan apakah hotel masih jauh dari tempat ini?."
Jonathan tersenyum lebar mendengar pertanyaan dari Natasha. "hotel . . . ?."
Natasha bingung dengan ucapan Jonathan.
"tentu saja hotel Jo, bukankah kita akan menginap dihotel malam ini?."
Sebenarnya Jonathan ingin mengatakan pada Natasha jika dikota kecil ini tidak ada hotel melainkan tempat penginapan yang kecil, dan tidak ada fasilitas mewah didalamnya. namun tampaknya Jonathan tidak ingin membuat Natasha dan Thomas kecewa, dan berkata bohong kepada mereka. "baiklah Thomas dan juga Natasha aku kan membawa kalian kehotel agar kalian dapat beristirahat."
Dan tak setelah berjalan tibalah mereka disebuah bangunan tua yang berdiri kokoh dihadapan mereka, Natasha ternganga melihat bangunan tua tersebut, langsung menanyakannya kepada Jonathan.
"Jo, bukankah tadi kau bilang bahwa akan membawa kami kehotel?, lalu mengapa kau mengajak kami ketempat ini."
Sebelum Jonathan sempat menjawab pertanyaan Natasha, Thomas lebih dahulu menimpali pertanyaan Natasha.
"benar yang diucapkan istriku, mengapa kau membawa kami kesini, apakah kau tidak lihat jika Natasha sudah sangat lelah?, mengapa kau terus mengajak kami melihat bangunan tua ini?."
Jonathan menelan ludah mendengar pertanyaan dari sepasang suami istri yang kini berdiri dihadapannya. ia menarik nafas perlahan dan mencoba menjelaskan kepada mereka. "Thomas, dan juga Natasha aku sangat mengerti jika kalian pasti saat ini sudah sangat lelah, dan aku tidak bermaksud mengajak kalian berjalan mengelilingi kota ini. dan aku juga berharap kalian tidak akan kecewa denganku karena asal kalian tahu jika bangunan tua dihadapan kalian saat ini adalah hotel terbaik yang ada dikota ini."
Jonathan melihat ekspresi Natasha dan Thomas yang terlihat kecewa, namun Jonathan juga tidak bisa berbuat banyak karena memang tempat inilah yang terbaik yang ada dikota kecil seperti ini.
Thomas beserta istrinya dengan terpaksa menginap dihotel tua tersebut, mereka bertiga masuk kedalam hotel dan beristirahat didalamnya.
Setelah semalaman beristirahat, pikiran Natasha kembali kepada anak lelaki yang ia jumpai didekat pasar tadi. ia melihat suaminya yang masih tertidur disampingnya, dan ini merupakan kesempatan bagi Natasha untuk mencari keberadaan anak lelaki itu tanpa harus menganggu Thomas yang sedang beristirahat.
Natasha keluar perlahan dari kamar hotel, dan pergi dengan meninggalkan sepucuk surat yang berisikan pesan singkat jika dirinya pergi untuk sekedar jalan-jalan mencuci mata, kepada Thomas agar suaminya tidak khawatir dan mencarinya saat terbangun dari tidurnya.
Setelah keluar dari hotel, Natasha merasa bingung harus melangkah kemana untuk menuju pasar tempat dimana ia bertemu anak lelaki tersebut. sebab Natasha sama sekali tidak mengingat jalan yang ia lalui kemarin untuk sampai kehotel tua ini, namun sepertinya tekadnya sangat kuat, Natasha memantapkan langkahnya dan pergi tanpa harus memperdulikan kemana arah kepergiannya.
Jonathan yang sudah bangun lebih pagi dari mereka sedang menikmati kopinya dikafe yang berada diluar hotel, dengan tak sengaja melihat Natasha. Jonathan berteriak memanggilnya, namun sepertinya Natasha sedang terburu-buru. Jonathan sangat heran melihat gerak-gerik Natasha yang terlihat kebingungan. melihat hal tersebut Jonathan tak bisa berdiam diri, dengan segera ia menyeruput habis kopinya untuk mengikuti kemana Natasha akan pergi.
Setelah berjalan hampir satu jam Natasha tak kunjung juga tiba ditempat dimana ia bertemu dengan anak kecil tersebut, kini Natasha merasa tersesat dan tak tahu berada dimana. ia bingung harus bertanya kepada siapa tentang anak kecil yang ia jumpai kemarin, karena mengetahui namanya saja Natasha tidak tahu.
Namun Natasha kali ini beruntung seperti pepatah pucuk dimata ulan pun tiba, seketika itu juga ia melihat dari arah kejauhan wajah anak lelaki tersebut, Natasha bisa mengenali jika anak itu adalah anak lelaki yang ia jumpai kemarin hanya dari melihat senyumannya yang sangat mirip dengan suaminya.
akan tetapi sepertinya ia tidak sendirian karena ia melihat ada seorang wanita yang memegang tangannya, "sepertinya itu ibu dari anak tersebut, jika demikian maka sekalian saja aku berkenalan dengannya." ucap Natasha didalam hatinya.
Namun sayangnya wanita itu pergi terlebih dahulu meninggalkan anak lelaki tersebut sebelum Natasha sempat melihat wajahnya, Natasha segera menghampiri anak kecil tersebut sebelum ia kehilangan anak itu lagi.
"adik kecil . . . " teriak Natasha, namun sepertinya Louis tak mendengar jika ada yang memanggilnya, ia tetap berjalan masuk kedalam sekolah sebelum gerbang ditutup.
Dengan langkah terburu-buru Natasha menghampirinya, namun sayangnya anak tersebut sudah masuk kedalam sekolah dan Natasha hanya bisa berdiri didepan gerbang sekolah yang sudah ditutup hanya sambil memandangi punggung anak lelaki tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Dinda Natalisa
Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.
2021-03-08
2
Little Peony
Like 🍀
2021-03-02
1