Natasha yang sudah tak sabar melakukan perjalanan bisnis dengan suaminya, segera melakukan packing pakaian walaupun waktu perjalanannya masih sekitar dua hari lagi.
Thomas merasa senang karena rencananya untuk membuat istrinya melupakan soal anak berhasil, kini Natasha tidak menggangu dan menanyakan tentang rencana punya anak dihadapannya lagi.
Thomas menghubungi Jonathan untuk mencari tahu tentang detail seluk-beluk wilayah dipinggir kota tempat tujuannya, sebenarnya Thomas sendiri tidak pernah berkunjung ketempat yang pernah ia ceritakan kepada istrinya, Thomas hanya mendengar cerita itu dari salah satu anak buahnya yang berasal dari pinggiran kota.
dan sebenarnya juga Thomas tidak mempunyai urusan bisnis ditempat yang akan ia dan istrinya kunjungi, hanya saja Thomas ingin membawa istrinya berlibur, dan menghilangkan kejenuhan didalam dirumah tangganya.
Thomas gembira melihat istrinya yang merasa tak sabar bersemangat menyiapkan liburannya. "sayang apakah kau masih belum selesai mengemas pakaiannya?."
Natasha menatap kearah Thomas sambil memanyunkan bibirnya. " Thomas bisakah kau bantu aku sejenak memilih pakaian ini?, aku bingung baju yang mana yang harus aku pakai!."
Thomas tertawa geli mendengar permintaan istrinya. "memilihkan baju untukmu?."
Thomas menghampiri Natasha dan memilah-milah baju sesuai permintaan istrinya, namun tampaknya Thomas juga bingung, sebab semua pakaian ini terlihat menawan jika istrinya yang memakai.
"sayang bagaimana jika kau memakai yang ini saja." ucap Thomas sambil menunjuk asal salah satu dari setumpuk pakaian istrinya.
Natasha melihat pakaian yang dipilihkan suaminya, dan tersenyum senang sebab pilihan Thomas tepat dengan seleranya.
"terimakasih Thomas, kini aku tak perlu repot-repot memilih pakaian-pakaian ini."
Thomas menaikkan alisnya sebelah merasa terkejut karena istrinya menerima saran yang diberikan olehnya. "iya sayang."
***************
Malika yang tengah sibuk mempersiapkan kepindahannya kekota, berusaha mengumpulkan informasi tentang Thomas.
ia menyewa seorang informan untuk mengetahui segala sesuatu tentang Thomas.
dan setelah Malika mengetahui semuanya, ia mengatakan pada putranya bahwa mereka akan pindah kekota dua hari lagi.
"Louis sayang, bagaimana jika kita pindah kekota?."
Louis menatap mata ibunya Sambil tersenyum. " kekota?, kenapa kita harus pindah kekota?, bukankah ibu bilang dikota banyak orang jahat?."
Malika terdiam mendapat sederet pertanyaan dari putranya, ia tidak menyangka putranya akan mengingat perkataan dahulu.
Malika menggaruk pelipisnya berusaha mencari ide untuk menjawab pertanyaan dari putranya.
"sayang, . . . . tujuan kepindahan kita kekota untuk memperbaiki kehidupan kita, bukankah kamu bosan terus-menerus dihina oleh temanmu karena tidak mempunyai seorang ayah?."
Malika melihat Louis menundukkan kepalanya, dan tidak menjawab pertanyaan darinya. ia mencoba mengangkat dagunya dan Malika melihat ada sedikit air mata dicelah tatapan putranya.
"Louis . . . . apakah kau menangis sayang?, apakah pertanyaan ibu menyakiti hatimu?, maafkan ibu sayang, ibu tidak bermaksud berbicara seperti itu."
Louis langsung memeluk ibunya dan menangis sesenggukan. "ibu tidak usah minta maaf padaku, aku hanya sedih jika membahas tentang ayah, oh ya ibu apakah jika kita pindah kekota aku akan memiliki seorang ayah?."
pertanyaan yang keluar dari mulut Louis begitu polos, membuat Malika geli menahan tawanya. "apakah kau sangat menginginkan seorang ayah?."
Louis yang tadinya berwajah sedih terlihat antusias mendengar perkataan ibunya.
"tentu saja Bu, pasti akan sangat menyenangkan jika aku memiliki seorang ayah, dan akan lebih menyenangkan lagi jika aku dapat bermain sepak bola dengannya setiap hari."
Malika sangat terharu mendengar perkataan putranya, ia merasa bersalah karena tidak dapat memberikan seorang ayah yang selalu menemaninya bermain.
sesaat terlintas dipikirannya akankah Thomas menerima kehadiran putranya jika ia tiba-tiba datang dihadapan Thomas dan bilang jika Louis adalah putranya. tiba-tiba Malika teringat sebuah video yang berisikan adegan Thomas dan Malika sedang bercumbu, Malika dengan segera mencari keberadaan video tersebut agar Thomas mempercayainya dan dapat menerima Louis sebagai putranya.
*************
Berbekal video yang ada ditangannya Malika memantapkan hatinya untuk menemui Thomas dan mempertemukannya pada putranya, namun tanpa diduga ia justru bertemu Thomas dipelabuhan saat hendak pergi ke kota.
Malika melihat Thomas tersenyum dari kejauhan membuat hatinya merasa berdebar, dan ingin segera menghampirinya. namun langkahnya terhenti saat ia melihat seorang wanita disamping Thomas dan tidak lain itu adalah Natasha addrew istri Thomas.
Malika melihat Natasha merangkul Thomas dengan begitu mesra membuat hatinya terasa terbakar api cemburu, namun ia sadar jika dirinya bukanlah siapa-siapa bagi Thomas.
Louis yang melihat ibunya terdiam saat dipanggil, menarik-narik lengannya agar ibunya tersadar. "ibu . . . ibu . . . ibu . . . "
dan seketika itu juga Malika tersadar.
"iya sayang."
Louis mengedipkan matanya "kenapa ibu diam saja, bukankah kita akan menaiki kapal itu?."
Malika yang baru tersadar tiba-tiba memutuskan untuk tidak menaiki kapal, dan mengikuti kemana Thomas pergi.
"sayang bagaimana jika kepergian kita hari ini ditunda terlebih dahulu?."
kekecewaan tampak diwajah Louis, ia memanyunkan bibirnya dan merajuk kepada ibunya. " tapi mengapa ibu?, apakah ibu sakit?."
Malika menatap buah hatinya, dan langsung memeluknya dengan erat. "tidak sayang, bagaimana jika sekarang kita pulang?, karena ibu lupa ada pekerjaan yang harus ibu lakukan hari ini, maka dari itu kita harus menunda kepergian kita hari ini."
walaupun Louis kecewa karena tidak dapat pergi hari ini, ia dapat mengerti keadaan ibunya, dan menuruti perkataannya.
"baiklah ibu."
Malika tersenyum kepada putranya. "terimakasih sayang, mari kita berjalan kearah rumah kita."
Louis menganggukkan kepalanya dan berjalan sambil menggandeng lengan ibunya, sementara itu Malika memikirkan cara untuk menemui Thomas tanpa diketahui oleh Natasha.
setibanya dirumah Malika langsung pamit kepada Louis untuk pergi dengan beralasan ada pekerjaan yang harus dikerjakan, Louis yang mendengar perkataan ibunya langsung menganggukkan kepalanya.
"baik ibu, kau pergilah dan selesaikan pekerjaanmu. aku akan menunggu ibu dan bermain di rumah."
sebelum pergi Malika memeluk putranya, dan memberikan uang kepadanya. "terimakasih sayang, karena kau begitu mengerti ibu, dan ini uang jajan untukmu. jika kau merasa lapar kau dapat membeli makanan yang kau mau."
Louis mengambil uang pemberian ibunya, dan mencium pipi maliki "terimakasih ibu."
dan tak lama kemudian Malika pergi meninggalkan putranya seorang diri dirumah, ia berjalan kembali kepelabuhan untuk mencari keberadaan Thomas dan mencari informasi tentang tujuan dia dan istrinya datang ketempat terpencil seperti ini.
***************
Thomas dan Natasha berjalan mengelilingi kota kecil tempat tujuannya melihat-lihat hal menarik yang tidak ada dikota besar, dan saat Natasha hendak melangkah ketoko kelontong ia menabrak seorang anak kecil.
Natasha yang melihat anak lelaki tersebut terjatuh saat bertabrakan dengannya, langsung membantunya berdiri, dan memeriksa keadaannya.
"apa kau baik-baik saja adik kecil?."
Anak lelaki itu mengusap luka kecil dilututnya sambil berkata.
"tidak apa-apa Tante, aku baik-baik saja. maafkan aku karena tidak telah menabrakmu!."
Natasha melihat anak lelaki itu terluka, dan sontak saja Natasha merasa panik dan langsung membantu anak lelaki tersebut untuk bangkit dari duduknya.
Louis tersenyum kepada Natasha karena tidak memarahinya, dan malah membantunya berdiri.
"terimakasih Tante, kau cantik dan baik. aku baru pertama kali bertemu orang seramah anda."
Natasha ternganga mendengar perkataan anak lelaki tersebut, namun yang lebih membuat ia lebih terkejut saat Natasha melihat senyuman anak tersebut yang sangat mirip sekali dengan suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Little Peony
Like ❤️
2021-03-02
1