Bab 3. Pernikahan Sekar dan Dave

Hari ini keduanya benar-benar bertemu. Didampingi oleh Semar dan Max. Sekar dengan kerudung pasminanya, terlihat manis. Namun itu tak menjadi perhatian seorang Dave.

Pria itu hanya sekilas melihat ke arah gadis mungil yang manis itu. Berpikir, betapa jahatnya kelakuan mantan calon menantunya dulu. Darren Dajjal. Andai saja dia masih yang dulu, mungkin pria itu telah ia kirimkan virus mematikan pada kediamannya. Agar Darren mati tersiksa dengan penyakit yang tak akan ada obatnya. Karena memang kelompok Black Hawk terkenal sebagai ilmuwan.

"Sepertinya, putrimu perlu bicara denganku," kata Dave tiba-tiba. Akhirnya pria itu membuka suaranya. Memecah kesunyian yang memerangkap keempat orang itu.

Semar mengangguk. Pria pribumi dengan kontur wajah khas itu menoleh ke arah putrinya. "Sekar, mungkin ada yang ingin kamu bicarakan dengan Tuan Dave?" tanya Semar dengan lembut.

Putrinya itu sontak mengangkat kepala, menatap ke arahnya dengan sorot mata memohon. Sekar tak berani. Pria yang akan menikahinya itu begitu berwibawa dan tidak tersentuh. Sekar pun menggeleng pelan.

"Tapi, kalian akan menikah. Berkenalanlah lebih dulu. Ayo, Nak. Tuan Dave adalah pria yang sangat baik," ucap Semar lagi pelan. Ia mencoba membujuk dan meyakinkan putrinya.

Pada akhirnya Sekar menurut. Satu hal dalam pikirannya adalah, ia takkan mengecewakan bapaknya lagi. Pria yang berbesar hati menerima kesalahannya. Pria yang telah ia kecewakan dengan begitu besar. Pria yang telah ia lukai perasaannya dengan sikapnya yang membangkang.

Melihat gerak-gerik Sekar yang meliriknya, Dave langsung berdiri dan berjalan lebih dulu ke depan gazebo yang ada di salah satu sudut pesantren Darussalam itu.

"Kemarilah, jangan takut padaku," panggil Dave agar Sekar sedikit mendekat padanya. Gadis itu maju sedikit demi sedikit dengan kepala tertunduk. Hingga akhirnya Sekar terantuk kakinya sendiri.

Grepp!

Untung saja, dengan sigap Dave menahan tubuh mungilnya itu. Kalau tidak, mungkin Sekar sudah terjerembab ke atas tanah. Tatapan keduanya sempat bertabrakan sepersekian detik. Hingga Dave buru-buru mengalihkan pandangannya dan melepas pegangannya.

"Hati-hati. Kau sedang mengandung," kata Dave datar, bahkan tanpa ekspresi sama sekali. Siapa pula orang yang tak grogi jika harus di hadapkan dengan pria sepertinya. Apalagi hanya bagi Sekar, gadis desa biasa.

Gadis berwajah ayu itu semakin menundukkan wajahnya. Kecerobohannya barusan membuatnya semakin tak memiliki kepercayaan diri untuk berhadapan dengan pria penuh kharisma di hadapannya ini. Ah, kenapa harus pria seperti ini yang mau menjadi suaminya? Bagaimana ia bersikap nanti? Itulah beberapa pikiran yang berkelebat di dalam kepala Sekar.

"Kamu pasti bertanya-tanya kenapa saya menawarkan diri untuk menikahimu. Apalagi usia kita terpaut jauh dan di balik status saya yang belum lama kehilangan istri. Benar begitu kan, Nona Sekar?" tanya Dave membuka sesi obrolan mereka. Ia sedikit menoleh karena tak ada sahutan dari gadis yang Istiqomah berdiri di belakang tubuhnya.

Dave kembali berbalik. Rupanya gadis itu gak nyaman jika berhadapan dengannya.

"Saya melakukannya, karena saya tau takkan ada pria di desa ini yang akan menerima kamu dengan keadaan seperti sekarang ini. Saya juga merasa bertanggung jawab terhadap keadaanmu karena ... hubungan masa lalu saya dengan pria yang melecehkanmu. Niat saya baik terhadapmu, hanya saja ... saya tidak bisa memberikanmu tahta yang utuh di pernikahan kita nanti. Kau paham, Nona?" jelas Dave dengan nada bicaranya yang tegas namun tetap sopan.

Sekar, sempat terkejut mendengar penuturan Dave. Namun ia tak mau memikirkan tentang hubungan masa lalu pria itu terhadap laki-laki durjana yang telah menciptakan penderita dan luka fisik sekaligus batin padanya. Sekar tak peduli itu. Namun dia mengiyakan pernyataan Dave mengenai tak ada pria yang mau menikahinya apabila tau mengenai keadaannya.

Tanpa sadar hal itu membuatnya mengangguk pelan. Tapi mana Dave tau, pria itu bahkan membelakanginya sekarang. Walaupun begitu, Dave tak ambil pusing. Mau Sekar menyahut atau tidak perkataannya. Dave paham dengan keadaan gadis itu yang saat ini tertekan dari segala sisi.

Dave memutuskan berbalik dengan tiba-tiba. Hal itu membuat Sekar terkesiap, hingga ia memundurkan tubuhnya.

"Aku tidak bisa mengkhianati mendiang istriku. Apakah kau ridho jika menjadi istri yang tidak tersentuh? Kalau setuju, ayo kita menikah!"

Untuk pertama kalinya, Sekar berani memandang wajah dengan pahatan sempurna itu.

Dengan suara bergetar ia menjawab. "Sekar setuju. Bukankah, jika semua sesuai kesepakatan, maka pernikahan kita tetap sah di mata Agama dan Tuhan? Jika Tuan sudah tidak sanggup, maka boleh ceraikan saya."

Dave terdiam.

Ucapan gadis mungil di hadapannya menohok sudut hatinya. Ia sama sekali tak berniat membuat pernikahan ini seolah perjanjian dengan masa tertentu, selayaknya nikah kontrak. Tidak begitu.

*

*

Pernikahan sederhana di laksanakan di area pesantren Darussalam. Tepatnya di dalam aula masjid An-Nur.

"Bersabarlah. Ibu yakin, ini adalah jalan keluar dari Allah untukmu. Patuhi dia, dan curahkan baktimu padanya."

Sekar mengangguk dan tersenyum demi menenangkan hati ibunya. Padahal gemuruh itu hampir meledak dari dalam dadanya.

Terpopuler

Comments

Wisell Rahayu

Wisell Rahayu

aws dave jngn sok²an kamu lama² bucin dah sma sekar..ngmng ny mahh gk akn nyentuhh liht sja ap yg akn terjdi ya kn thoor😀😀

2024-11-04

2

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

hati2 dave lamu mengabaikn sekar malah tr kamu sendiri yg menghianati janjimu..lanjuut

2024-11-03

2

Kartika oshin

Kartika oshin

memang itu jalan yang terbaik Sekar jadi jalani aja semoga SAMAWA pernikahanmu

2024-11-06

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 41 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!