Time zone

Windi sudah berada di ruang UGD. Ia mengantarkan Soni dan Ibunya pulang ke rumah. Setelah itu, Windi melanjutkan perjalanan ke kantor. Meski hampir waktu istirahat, tapi ia tetap masuk ke kantor, karena kemarin ia sudah ijin.

Sementara Javier dan Kanzha tidak langsung pulang. Mereka mampir di sebuah toko mainan. Kanzha ingin membelikan Rani mainan.

"Aku turun dulu, kamu di mobil saja."

"Hem, iya."

Kanzha turun dari mobil dan masuk ke dalam toko. Handphone Javier berdering. Ternyata ada telpon dari nomor yang tidak dikenal. Biasanya ia tidak angkat mengangkatnya. Namun saat melihat profil ternyata foto Rayyan.

"Hallo, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Ini bener nomernya Om Ja... Om Javier?"

"Iya, ini Om Javier. Ini Rayyan ya?"

"Iya Om. Rayyan pinter kan bisa cari nama Om. Hehe.."

"Iya kamu pinter sekali. Ada yang bisa Om bantu?"

"Rayyan bosan sekali di rumah terus, Om. Mami sibuk sama adik-adik."

"Kamu punya banyak adik?"

"Iya, adikku dua dan akan nambah lagi. Belum saudara kembar ku... ah bikin pusing saja."

Javier tersenyum mendengar ocehan Rayyan.

"Kamu mau main sama, Om?"

"Mau sekali, Om. Tapi bagaimana caranya?"

"Bilang sama Anti Windi. Apa dia nanti ke rumahmu?"

"Tentu, Om."

Javier memberitahukan sesuatu kepada Rayyan. Rayyan mendengarkan dengan cermat. Setelah mereka selesai menyusun rencana, Rayyan pun mengakhiri obrolannya. Bersamaan dengan itu, Kanzha keluar dari toko mainan.

"Sudah?"

"Iya, sudah."

"Beli mainan apa sih?"

"Ini mainan edukasi untuk melatih motorik Rani."

Kanzha pun masuk ke dalam mobil.

"Pak, berangkat. Kita pulang ke rumah."

"Baik, non."

Mereka melanjutkan perjalanan pulang.

Sedangkan Rayyan saat ini sedang memikirkan rencana yang akan dia jalankan untuk membujuk Anti Windi.

-

Keesokan harinya.

Hari ini tanggal merah, jadi Windi tidak ke kantor. Sedangkan Winda tetap berangkat ke Galery. Karena meski tanggal merah, Galery tetap buka karena hari ini Winda ada janji dengan klien di Galery.

Windi bermain dengan keponakannya di rumah. Ada kedua anak Fadil dan keenam anak Fatin. Rumah itu menjadi ramai sekali karena delapan bocah tersebut memiliki kesenangan masing-masing.

Rayyan mulai beraksi.

"Anti... "

"Iya, ada apa Rayyan?"

"Besok pagi kan kita sudah balik ke Jakarta. Anti hari ini boleh tidak anterin Rayyan main time zone di mall?"

"Anti mau saja anterin. Tapi Mami sama Papi ngasih ijin nggak?"

"Makanya, anti bilangin sama Mami. Plis ya, Antiku yang cantik dan baik hati."

Rayyan memohon.

"Ya ampun... kecil-kecil sudah pintar merayu, gimana nanti besarnya nih bocah." Batin Windi.

"Hem, baiklah."

Windi pun meminta ijin kepada Fatin untuk membawa Rayyan dan saudaranya ke mall.

"Ya mbak, kasihan mereka. Nanti sampai Jakarta pasti mereka jarang berlibur karena Mami dan Papinya sibuk. Paling sekali berlibur ke luar negeri, itu pun beberapa bulan kemudian."

"Bentar, aku telpon Papinya dulu."

Setelah menelpon Zaki, akhirnya mereka mendapatkan ijin.

"Sama Papinya boleh. Memang siapa yang mau kamu bawa, dek?"

"Kembar empat."

"Kamu sanggup bawa mereka, dek?"

"Mereka masih bisa diatur, Mbak. Atau kalau Mbak mau ikut sekalian, ayo!"

"Nggak deh, capek."

"Ya sudah aku siap-siap dulu."

Windi berganti baju, kemudian ia merapikan baju Rayyan, Rayhan, Rihana dan Reyna. Keempatnya memakai kaos dengan warna yang sama. Warna biru muda, dengan setelan rok dan celana jeans. Windi juga menguncir rambut Reyna dan Rihana. Sebenarnya Windi sudah mengajak istri Fadil, namun dia tidak mau karena si kembar tidak enak badan.

"Sudah siap?"

"Siap anti!"

"Lets go... "

Kembar empat pamit kepada Mami, Opa dan juga Omanya. Opa Tristan memberikan kartu ATM kepada Windi.

"Wah kalian dapat uang jajan dari Opa nih."

"Makasih Opa." Ucap si kembar empat.

"Bi, pinnya berapa?"

"Tanggal ulang tahun Bunda."

"Ah so sweet sekali abiku ini. Kami berangkat dulu."

"Iya, Hati-hati bawa mobilnya. Jangan kayak kemarin. "

Windi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. z meski ia sudah merahasiakan tragedi ketidak sengajaannya menabrak kemarin, abinya tetap saja mengetahuinya.

Kembar empat masuk ke dalam mobil. Mereka duduk di jok belakang. Rayyan memberi kode kepada seseorang melalui HP jam tangan yang dipakainya.

Windi melajukan mobilnya ke mall terbesar yang ada di Surabaya. Beruntung jalanan tidak macet karena banyak yang libur dan tidak berangkat kerja hari ini. Setelah menempuh perjalanan sekitar 40 menit, akhirnya mereka sampai di tempat yang dituju.

"Ayo turun, kita sudah sampai."

Windi membukakan pintu mobil untuk mereka. Kembar empat sangat senang karena mereka akan bermain sepuasnya di mall.

"Awas ya, jangan berlarian. Bergandengan tangan!"

"Iya, anti."

Windi memutuskan untuk tidak menggunakan eskalator karena ia harus memegang empat anak. Ia memilih naik lift untuk menuju lantai dua tempat time zone berada. Keadaan mall masih sepi karena memang baru jam buka.

Setelah sampai di time zone, Windi membeli kartu untuk bermain.

"Sekarang kalian sudah boleh bermain."

"Rayyan mau main itu, anti."

Rayyan menunjuk bola basket."

"Rayhan itu saja, anti."

Rayhan menunjuk game balapan.

Sedangkan Reyna dan Rihana bermain capit boneka.

Windi menemani mereka dengan senang hati.

Rayyan menoleh ke kanan dan ke kiri. Ia seperti mencari sesuatu.

"Rayyan, ada apa?"

"Eh tidak, anti. Anti, boleh belikan minuman? harus nih... "

"Oh iya, kalian jangan ke mana-mana ya. Anti mau beli minuman sebentar saja."

"Oke, anti."

Windi menitipkan mereka kepada salah satu penjaga time zone. Ia pun naik satu lantai menuju food cord untuk membeli minuman.

"Mbak, es coklatnya empat."

"Baik, Kak. mohon ditunggu."

Lima menit kemudian, pesanan Windi sudah jadi. Ia segera kembali ke bawah.

Windi terkejut saat ada seorang laki-laki berada di dekat Rayyan dan bermain bersama Rayyan. Ia mengira laki-laki tersebut adalah penculik anak-anak. Windi segera berjalan cepat mendekati Rayyan.

"Rayyan sudah anti bilang.... "

Belum juga Windi menyelesaikan ucapannya, laki-laki tersebut berbalik badan.

"Tuan Javier."

"Ck... kenapa kamu senang sekali memanggilku Tuan? Kenapa tidak panggil nama saja, atau panggilan lainnya."

"E... itu, Pak. Saya... "

"Memang tampang ku seperti bapak-bapak?"

"Hahaha... Om Javier lucu." Sahut Rayyan.

"Kita sudah tidak terikat pekerjaan. Jadi jang terlalu formal!"

"Anti... mana minumanku?"

Rihana mendekat. Windi sampai lupa memberikan minuman untuk mereka. Ia pun membagikan minuman untuk kembar empat.

Javier takjub melihat anak kembar di hadapannya.

"Ehem... Windi kamu sendirian membawa empat anak ini?"

Ia bahkan merubah panggilannya kepada Windi dengan nama saja.

"Iya, Pak. Eh... Kak. Duh jadi bingung kan manggilnya." Gerutu Windi.

Javier menahan senyumnya.

"Anti, panggil sayang saja. Kayak Mami ke Papi." Bisik Rayyan.

"Astagfirullah... bener-bener nih bocah."

Rayyan melanjutkan permainannya bersama Om Javier. Sedangkan Anti Windi duduk sambil mengawasi mereka. Dalam hati Windi bertanya-tanya.

Bersambung....

...****************...

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Rayyan tahu aja jadi mat combrang..

2024-12-25

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

tenang itu ulah rayyan windi

2024-10-31

1

Sholicha

Sholicha

rayyan kamu ini ya masi kecil kelakuan mu sama kanyak om kamu ya gimana kalo besar nantik 😁😅😂

2024-08-29

2

lihat semua
Episodes
1 Hati si kembar
2 Patah hati
3 Hari Pertama Kerja
4 Rencana
5 Ngaku-ngaku
6 Menolong
7 Keluarga Javier
8 Mimpi
9 Kecelakaan
10 Operasi
11 Cerita Windi
12 Gagal
13 Bertemu
14 Rumah sakit
15 Time zone
16 Batin Windi
17 Pengakuan
18 Abi vs Babah
19 Launching
20 Javier vs Windi
21 Calon
22 Kagum
23 Makan malam
24 Butir
25 Pengajian
26 Sah
27 Resepsi
28 Dunia milik berdua
29 Ikan cupang
30 Berpuasa
31 Cemburu
32 Rumah Babah
33 Erlangga
34 Kesiangan
35 Pemandangan indah
36 Manisan
37 Minyak Nyong-nyong
38 Periksa
39 Keluarga Erlangga
40 Ulang tahun Erlangga
41 Tujuh Bulanan
42 Batin Winda
43 Salah paham
44 Menjenguk
45 Malu
46 Baby Sultan
47 Terungkap
48 Jamu
49 Bertamu
50 Ke rumah Pras
51 Menjemput Erlangga
52 Pras vs Winda
53 Tidak sengaja
54 Akad Nikah
55 Zonk
56 Ulah Erlangga
57 Sambutan hangat
58 Tidur bertiga
59 Gara-gara kamu
60 Sudah tak tahan
61 Serangan Fajar
62 Lombok
63 Tak bosan
64 honey moon
65 Pulang
66 Biang kerok
67 Keputusan
68 Windi-winda
69 Hamil berjama'ah
70 Gado-gado
71 Ngidam
72 Rujakan
73 Vertigo
74 Membangunkan Macan
75 Kecelakaan
76 Adopsi
77 Kampung
78 Cemburu
79 Dubai
80 Pesawat
81 Tujuh bulanan double
82 Keluarga besar
83 Melamar
84 Musyawarah
85 Pernikahan
86 Suite room
87 Syakira-Syakir
88 Kebahagiaan yang bertubi-tubi
89 Surga dunia
90 Dua Tahun Kemudian
91 Liburan di kampung
92 Salak sepet
93 Jambu monyet
94 Kebobolan
95 Gadis kecil
96 Mimi vs Khaira
97 Bertemu lagi
98 Tentang Noval
99 Khaira sakit
100 Menjenguk Khaira
101 Payung
102 Tidak mau pulang
103 Menjemput Khaira
104 Istikharah
105 Kulkas lagi konslet
106 Ayo Mas
107 Dadakan
108 Suami-istri
109 Novel baru
110 Shubuh pertama
111 Ending
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Hati si kembar
2
Patah hati
3
Hari Pertama Kerja
4
Rencana
5
Ngaku-ngaku
6
Menolong
7
Keluarga Javier
8
Mimpi
9
Kecelakaan
10
Operasi
11
Cerita Windi
12
Gagal
13
Bertemu
14
Rumah sakit
15
Time zone
16
Batin Windi
17
Pengakuan
18
Abi vs Babah
19
Launching
20
Javier vs Windi
21
Calon
22
Kagum
23
Makan malam
24
Butir
25
Pengajian
26
Sah
27
Resepsi
28
Dunia milik berdua
29
Ikan cupang
30
Berpuasa
31
Cemburu
32
Rumah Babah
33
Erlangga
34
Kesiangan
35
Pemandangan indah
36
Manisan
37
Minyak Nyong-nyong
38
Periksa
39
Keluarga Erlangga
40
Ulang tahun Erlangga
41
Tujuh Bulanan
42
Batin Winda
43
Salah paham
44
Menjenguk
45
Malu
46
Baby Sultan
47
Terungkap
48
Jamu
49
Bertamu
50
Ke rumah Pras
51
Menjemput Erlangga
52
Pras vs Winda
53
Tidak sengaja
54
Akad Nikah
55
Zonk
56
Ulah Erlangga
57
Sambutan hangat
58
Tidur bertiga
59
Gara-gara kamu
60
Sudah tak tahan
61
Serangan Fajar
62
Lombok
63
Tak bosan
64
honey moon
65
Pulang
66
Biang kerok
67
Keputusan
68
Windi-winda
69
Hamil berjama'ah
70
Gado-gado
71
Ngidam
72
Rujakan
73
Vertigo
74
Membangunkan Macan
75
Kecelakaan
76
Adopsi
77
Kampung
78
Cemburu
79
Dubai
80
Pesawat
81
Tujuh bulanan double
82
Keluarga besar
83
Melamar
84
Musyawarah
85
Pernikahan
86
Suite room
87
Syakira-Syakir
88
Kebahagiaan yang bertubi-tubi
89
Surga dunia
90
Dua Tahun Kemudian
91
Liburan di kampung
92
Salak sepet
93
Jambu monyet
94
Kebobolan
95
Gadis kecil
96
Mimi vs Khaira
97
Bertemu lagi
98
Tentang Noval
99
Khaira sakit
100
Menjenguk Khaira
101
Payung
102
Tidak mau pulang
103
Menjemput Khaira
104
Istikharah
105
Kulkas lagi konslet
106
Ayo Mas
107
Dadakan
108
Suami-istri
109
Novel baru
110
Shubuh pertama
111
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!