Hari Pertama Kerja

Reno benar-benar patah hati. Ia tidak menyangka jika perempuan yang dicintainya sudah dijodohkan dengan orang lain.

Saat ini Winda dan Windi baru saja sampai di rumah. Mereka berdua menunjukkan ijazahnya kepada Abi Tristan dan Bunda Salwa.

"Jadi kapan kamu akan mulai masuk kerja, Windi?"

"Abi sudah bilang sama Ammu Ricky?"

"Sudah, jadi nanti kamu akan sekantor dengan Noval. Karena di kantor cabang, Noval yang pegang kendali."

"Wow hebat ya? Dek Noval usia masih 20 tahun tapi sudah lulus kuliah dan jadi Direktur. keren sih dia. Baguslah, aku bisa belajar banyak dengannya, bi."

Noval putra pertama Ricky dan Tita memang menyandang Sarjana muda. Ia menjalani pendidikan secara akselerasi di tingkat SMP dan SMA. Jadi di usianya yang ke 20 tahun, ia sudah lulus kuliah.

"Iya, anak itu memang sangat berpotensi."

"Tapi aku kerja di bidang ku kan, bi?"

"Iya, sebagai desain grafis. Karena perusahaan yang dipegang Noval memang khusus desain grafis. Banyak perusahaan yang memakai jasa perusahaan itu. Jadi nanti bukan kamu saja yang akan menjadi desain grafis, ada juga yang lain. Kamu bisa sharing dengan seniormu."

"Tapi dengan satu syarat bi."

"Apa?"

"Jangan kasih tahu identitas ku. Aku ingin bekerja seperti karyawan yang lain tanpa diistimewakan."

"Boleh saja. Abi akan menyuruh seseorang untuk meng-take down seluruh berita tentang profil keluarga kita."

"Dan, satu lagi bi."

"Apa?"

"Aku mau naik motor."

"Huft... baiklah."

Abi Tristan memaklumi putri bungsunya yang memang sedikit bar-bar dibandingkan kembarannya yang pendiam itu.

"Ah Abi memang yang terbaik."

Windi memeluk dan memberi kecupan pipi Abinya.

"Lihatlah! Bundamu cemburu."

"Apaan sih by? Nggak ada ceritanya aku cemburu dengan anak sendiri. Kalau Abi sih, iya. Fadil dicemburui."

"Haha.... "

Winda dan Windi masuk ke kamar masing-masing. Mereka hendak shalat Ashar.

Setelah kepergian mereka, Abi Tristan menceritakan tentang kejadian di kampus mereka tadi siang kepada Bunda Salwa, berdasarkan informasi sang mata-mata. Bunda Salwa kasihan mendengar cerita Reno yang ditolak oleh putrinya. Namun ia juga, salut kepada Putrinya yang lebih mementingkan perasaan saudaranya daripada perasaannya sendiri.

"Jadi ceritanya putri kembar kita sedang patah hati, bi?"

"Ya, begitulah."

"Kasihan sekali mereka."

"Belum waktunya, Bun."

"Iya, aku berharap mereka menemukan jodoh yang baik yang bisa menerima mereka apa adanya."

"Amin... "

Sementara di kamar Winda dan Windi mereka saat ini sedang berdo'a. Yang paling sakit saat ini sebenarnya adalah Windi. Ia harus merelakan perasaannya dan ia juga rela berbohong untuk menjaga hati Winda. Meski begitu ia tetap meminta yang terbaik kepada Allah. Winda pun sama, ia berharap adiknya tidak salah dalam mengambil keputusan. Ia berharap yang terbaik untuk dirinya dan adiknya.

...----------------...

Dua hari kemudian.

Winda sudah rapi dengan pakaian kantor. Rok plisket warna hitam dengan blazer warna pink dan pashmina dengan warna yang sama dengan blazernya.

"Mbak, gimana penampilanku?"

"Sudah oke, selamat bekerja ya dek."

"Mbak kapan nyusul?"

"Nanti dulu. Aku mau santai dulu."

"Ya sudah, aku berangkat dulu."

"Iya, Hati-hati. "

Windi pun berpamitan kepada Bunda Salwa dan Abi Tristan. Setelah itu, ia mengambil motornya yang ada di garasi. Sebelumnya motor itu sudah dicuci oleh Pa Kesel, asisten rumah tangga mereka.

"Non, sudah mau berangkat?"

"Iya, Pak. Makasih sudah bikin si pink kinclong ya pak."

"Iya Non, Sama-sama. Hati-hati, ini helmnya. "

Windi melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Jalanan cukup macet di jam sekarang, karena memang jam berangkat kerja. Beruntung Windi menggunakan mitor, jadi ia bisa menyelinap dan menghindari macet yang berkepanjangan.

Akhirnya ia sampai di perusahaan. Memang baru kali ini, Windi datang ke kantor tersebut.

"Selamat pagi, Mbak."

Security menyapa dan membukakan untuk untuk Windi.

"Pagi, Pak. Terima kasih."

"Iya, Sama-sama."

Windi tetap menghadap resepsionis seperti karyawan baru pada umumnya.

"Maaf Mbak, saya mau ke ruangan Direktur."

"Apa, anda sudah membuat janji?"

"Iya, sudah."

Setelah menanyakan nama Windi, Resepsionis tersebut menelpon ke sekretaris direktur.

"Silahkan naik. Ruang direktur ada, di lantai 7."

"Baik, Terima kasih."

Hanya Noval dan Andre selaku asisten pribadi Noval yang tahu jati diri Windi.

Windi langsung menuju ke lift. Ia menunggu lift terbuka dan masuk ke dalam lift. Namun saat pintu lift akan tertutup, Tiba-tiba terbuka kembali karena ada seseorang yang mau masuk.Seorang laki-laki dengan pakaian rapi, namun terlihat santai dan bersahaja. Laki-laki tersebut terpaku saat melihat sosok wanita berhijab di depannya.

"Hei, Mas! Anda mau masuk apa tidak?"

Laki-laki tersebut tersentak mendengar suara Windi. Ia segera masuk ke dalam lift.

"Cantik, tapi galak." Batinnya.

Saat ini mereka hanya berdua di dalam lift. Saat Windi akan mau memencet tombol lantai, saat itu juga laki-laki tersebut juga mengulurkan tangannya untuk memencet tombol yang sama. Alhasil ia tidak sengaja menyentuh jari telunjuk Windi. Windi menoleh kepadanya. Pandangan mereka pun bertemu.

"Maaf." Ujar laki-laki tersebut seraya memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku celananya.

"MasyaAllah matanya indah sekali, tampan juga dia. Astagfirullah... kan, jadi ngawur." Batin Windi.

Windi kembali berdiri ke tempatnya. Mereka diam dengan pikiran masing-masing. Akhirnya lift berhenti di lantai 7. Mereka keluar dari lift. Lagi-lagi tidak sengaja mereka keluar bersamaan.

"Nona Windi!" Panggil Andre, asisten pribadi Noval.

"Lho, Tuan Javier. Rupanya anda juga sudah sampai.

"Iya, Pak Andre. Apa Tuan Noval sudah datang?"

"Iya, Tuan. Anda juga sedang ditunggu."

"Pak Andre, saya tunggu di luar. Silahkan bawa Tuan ini masuk dulu."

"Baik, Nona."

"Ya ampun ternyata dia tamunya Noval, jadi malu tadi udah galak sama dia. Manggil Mas pula."

Andre membawa Tuan Javier masuk. Sementara Windi duduk di sofa yang ada di depan ruang direktur.

Setelah 10 menit berlalu, Windi dipanggil untuk masuk.

"Nona, Tuan Noval memanggil anda."

"Bukannya masih ada tamu?"

"Justru ini berkaitan dengan anda."

Tidak ingin membantah, Windi pun akhirnya masuk ke dalam.

"Nah Mbak, eh maksud saya Nona Windi perkenalkan ini Tuan Javier."

Windi menangkup kan kedua tangannya. Javier pun membalasnya.

Noval menjelaskan, bahwa Javier ingin mendesain produk barunya dengan desain yang unik. Noval mempromosikan Windi sebagai orang yang akan bertanggung jawab mendesain label produk sehingga produknya bisa laku keras di pasaran. Produk yang akan dikeluarkan Tuan Javier kali ini adalah minuman berstamina.

"Maaf, Pak Noval. Saya masih baru lho."

"Tapi saya yakin dengan kemampuan anda."

Keduanya bersikap profesional di hadapan orang lain.

"Bagaimana Tuan Javier? Kalau anda ingin memakai yang lain, anda harus menunggu sekitar satu bulan lagi. Karena mereka sedang ada job juga."

"Baiklah, kalau menurut Tuan Noval, Nona Windi ini berkompetensi saya mau mencoba."

"Oh, tentu saja. Saya jamin itu."

Noval melirik ke arah Windi.

Setelah membicarakan panjang lebar, akhirnya mereka menandatangani surat kerja sama.

"Noval, awas saja kamu ya! Baru juga hari pertama dan baru sampai di kantor, sudah dikasih kerjaan berat." Batin Windi.

Bersambung....

...****************...

Maaf ya Kak, belum stabil up nya. Author beberapa hari ini kehilangan semangat. Semangatin author dong kak 😊

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Ahh saya fikir di lift ketemu Reno, ternyata orang lain..Javier siapa lagiii nihh

2024-12-24

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

wah enak ya krrjay sm sepupu jd lbh bisa mengembangkn diri

2024-10-31

1

david 123

david 123

perkenalan pertama ya nona Windi...semoga..,berhasil...

2024-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Hati si kembar
2 Patah hati
3 Hari Pertama Kerja
4 Rencana
5 Ngaku-ngaku
6 Menolong
7 Keluarga Javier
8 Mimpi
9 Kecelakaan
10 Operasi
11 Cerita Windi
12 Gagal
13 Bertemu
14 Rumah sakit
15 Time zone
16 Batin Windi
17 Pengakuan
18 Abi vs Babah
19 Launching
20 Javier vs Windi
21 Calon
22 Kagum
23 Makan malam
24 Butir
25 Pengajian
26 Sah
27 Resepsi
28 Dunia milik berdua
29 Ikan cupang
30 Berpuasa
31 Cemburu
32 Rumah Babah
33 Erlangga
34 Kesiangan
35 Pemandangan indah
36 Manisan
37 Minyak Nyong-nyong
38 Periksa
39 Keluarga Erlangga
40 Ulang tahun Erlangga
41 Tujuh Bulanan
42 Batin Winda
43 Salah paham
44 Menjenguk
45 Malu
46 Baby Sultan
47 Terungkap
48 Jamu
49 Bertamu
50 Ke rumah Pras
51 Menjemput Erlangga
52 Pras vs Winda
53 Tidak sengaja
54 Akad Nikah
55 Zonk
56 Ulah Erlangga
57 Sambutan hangat
58 Tidur bertiga
59 Gara-gara kamu
60 Sudah tak tahan
61 Serangan Fajar
62 Lombok
63 Tak bosan
64 honey moon
65 Pulang
66 Biang kerok
67 Keputusan
68 Windi-winda
69 Hamil berjama'ah
70 Gado-gado
71 Ngidam
72 Rujakan
73 Vertigo
74 Membangunkan Macan
75 Kecelakaan
76 Adopsi
77 Kampung
78 Cemburu
79 Dubai
80 Pesawat
81 Tujuh bulanan double
82 Keluarga besar
83 Melamar
84 Musyawarah
85 Pernikahan
86 Suite room
87 Syakira-Syakir
88 Kebahagiaan yang bertubi-tubi
89 Surga dunia
90 Dua Tahun Kemudian
91 Liburan di kampung
92 Salak sepet
93 Jambu monyet
94 Kebobolan
95 Gadis kecil
96 Mimi vs Khaira
97 Bertemu lagi
98 Tentang Noval
99 Khaira sakit
100 Menjenguk Khaira
101 Payung
102 Tidak mau pulang
103 Menjemput Khaira
104 Istikharah
105 Kulkas lagi konslet
106 Ayo Mas
107 Dadakan
108 Suami-istri
109 Novel baru
110 Shubuh pertama
111 Ending
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Hati si kembar
2
Patah hati
3
Hari Pertama Kerja
4
Rencana
5
Ngaku-ngaku
6
Menolong
7
Keluarga Javier
8
Mimpi
9
Kecelakaan
10
Operasi
11
Cerita Windi
12
Gagal
13
Bertemu
14
Rumah sakit
15
Time zone
16
Batin Windi
17
Pengakuan
18
Abi vs Babah
19
Launching
20
Javier vs Windi
21
Calon
22
Kagum
23
Makan malam
24
Butir
25
Pengajian
26
Sah
27
Resepsi
28
Dunia milik berdua
29
Ikan cupang
30
Berpuasa
31
Cemburu
32
Rumah Babah
33
Erlangga
34
Kesiangan
35
Pemandangan indah
36
Manisan
37
Minyak Nyong-nyong
38
Periksa
39
Keluarga Erlangga
40
Ulang tahun Erlangga
41
Tujuh Bulanan
42
Batin Winda
43
Salah paham
44
Menjenguk
45
Malu
46
Baby Sultan
47
Terungkap
48
Jamu
49
Bertamu
50
Ke rumah Pras
51
Menjemput Erlangga
52
Pras vs Winda
53
Tidak sengaja
54
Akad Nikah
55
Zonk
56
Ulah Erlangga
57
Sambutan hangat
58
Tidur bertiga
59
Gara-gara kamu
60
Sudah tak tahan
61
Serangan Fajar
62
Lombok
63
Tak bosan
64
honey moon
65
Pulang
66
Biang kerok
67
Keputusan
68
Windi-winda
69
Hamil berjama'ah
70
Gado-gado
71
Ngidam
72
Rujakan
73
Vertigo
74
Membangunkan Macan
75
Kecelakaan
76
Adopsi
77
Kampung
78
Cemburu
79
Dubai
80
Pesawat
81
Tujuh bulanan double
82
Keluarga besar
83
Melamar
84
Musyawarah
85
Pernikahan
86
Suite room
87
Syakira-Syakir
88
Kebahagiaan yang bertubi-tubi
89
Surga dunia
90
Dua Tahun Kemudian
91
Liburan di kampung
92
Salak sepet
93
Jambu monyet
94
Kebobolan
95
Gadis kecil
96
Mimi vs Khaira
97
Bertemu lagi
98
Tentang Noval
99
Khaira sakit
100
Menjenguk Khaira
101
Payung
102
Tidak mau pulang
103
Menjemput Khaira
104
Istikharah
105
Kulkas lagi konslet
106
Ayo Mas
107
Dadakan
108
Suami-istri
109
Novel baru
110
Shubuh pertama
111
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!