Abi vs Babah

Rayyan mengirim pesan suara kepada Javier.

"Om, Rayyan udah balik ke Jakarta. Makasih sudah temenin Rayyan main, Om. Rayyan do'ain semoga, Om berhasil deketin anti."

Mendengar pesan suara dari Rayyan, Javier mengamininya. Saat ini Javier sedang memikirkan cara untuk dapat bertemu dengan Windi. Sedangkan ia sudah tidak memiliki nomor Windi. Karena, sejak kecelakaan itu, handphone nya rusak. Ia ganti handphone dan kartunya juga.

Javier segera menelpon Tomi untuk menjemputnya. Hari ini ia bertekat untuk mulai masuk kantor. Javier bersiap-siap memakai baju kerjanya lalu ia keluar dari kamarnya membawa tas kerja.

Melihat putranya sangat rapi dan tampan, Ummah pun bertanya.

"Lho, Javier. Kamu mau ke mana?"

"Kantor, Ummah."

"Serius?"

"Iya, Ummah. Memangnya kenapa?"

"Ah tidak apa-apa. Ummah senang sekali kamu bisa kembali bekerja."

"Hem, kalau begitu aku berangkat dulu. "

Javier mencium punggung tangan Ummah kemudian keluar menemui Tomi. Mereka pun berangkat ke kantor.

Ummah tersenyum melihat kepergian Javier. Bahkan Ummah meneteskan air mata karena terlalu bahagia melihat putranya kembali bersemangat seperti dulu lagi.

"Babah... Babah... "

Ummah berlari ke kamar menemui suaminya.

"Ada apa, Ummah?"

"Benar kata Kanzha. Putra kita sedang jatuh cinta. Ternyata dia tidak butuh obat dokter. Dia cuma butuh orang terkasih. Sekarang dia berangkat ke kantor. Babah, cepat lamar putri Tuan Tristan untuk Javier. Jangan sampai keduluan orang!"

"Sabar... aku sedang mencari informasi."

Javier baru saja sampai di kantor. Semua karyawan menyambutnya dengan senang hati. Mereka memberikan selamat atas kembalinya Javier ke kantor.

"Selamat datang kembali, Pak. Semoga anda selalu diberi kesehatan." Ujar sekretarisnya.

"Iya, Terima kasih."

Kenan yang mendengar kehadiran adik iparnya kembali ke kantor pun langsung pergi ke ruangan Javier.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Good job bro... nah gini dong! Kamu harus bangkit."

"Bang, segera persiapkan untuk launching produk baru kita. Jangan ditunda-tunda lagi."

"Oke siap. Kamu mau kapan?"

"Dua hari lagi."

"Oke, aku akan segera menggerakkan personil di bidangnya."

"Terima kasih, bang."

"Iya, Sama-sama. Aku kembali ke ruangan ku dulu. Kalau butuh bantuan lagi, segera panggil aku!"

"Iya, bang."

Kenan pun keluar dari ruangan Javier. Javier mulai membuka file dan beberapa berkas yang ia tinggalkan selama satu bulan lebih.

"Tomi, mana nomor telpon Pak Noval?"

"Sudah saya kirim, Bos."

"Oh, oke makasih."

Javier berniat menelpon Noval karena ingin menanyakan tentang Windi. Namun ia urungkan, karena ia harus memeriksa menandatangani beberapa berkas yang baru saja datang.

-

Tanpa sepengetahuan Ummah, hari ini Babah akan bertemu dengan Abi Tristan.

Saat menjelang makan siang, Babah pamit keluar.

"Mau ke mana, bah?"

"Bertemu teman."

"Ummah nggak diajak?"

"Urusan laki-laki, Ummah. Tenang saja, Babah tidak tertarik dengan wanita lain selain Ummah."

"Hem... ya sudah hati-hati."

Babah pergi ke sebuah restoran diantar oleh sopir pribadinya.

Tidak lama kemudian, Babah sampai di restoran. Ia langsung masuk ke ruang VIP untuk menemui seseorang.

Rupanya tadi Babah menghubungi Abi Tristan melalui mantan asisten pribadi almarhum Kakek Ferdi. Kakek Ferdi adalah orang tua Abi Tristan.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Abi Tristan langsung berdiri menyambut kedatangan Babah. Mereka saling berjabat tangan. Babah tidak menyangka jika Abi Tristan akan meresponnya dengan baik. Bahkan Abi Tristan langsung mengiyakan ajakannya untuk bertemu.

"Maaf Pak Tristan, saya sudah mengganggu waktu anda."

"Oh tentu saja tidak, saya senang bisa bertemu dengan anda. Saya diberitahu bahwa anda ini adalah rekan kerja almarhum Abi."

"Iya, saya bekerja sama dengan beliau, lalu dilanjutkan dengan Pak Ricky. Dan sekarang putra saya melanjutkan dengan putra Pak Ricky."

"Iya, Pak Haji. Selama hubungan itu baik, semoga berlanjut sampai nanti anak cucu kita."

"Amin...Maaf, Pak Tristan. Saya sebenarnya bingung mau memulai dari mana. Tapi saya tidak ingin kehilangan kesempatan ini."

Babah pun menyampaikan maksudnya mengajak Abi Tristan bertemu dengannya. Meski sebenarnya Abi Tristan tahu maksud Babah, ia tetap pura-pura tidak tahu. Babah menyampaikan keresahan hatinya saat Javier kecelakaan dan gagal menikah. Mereka sempat kehilangan harapan.

"Apa anda yakin jika putra anda itu memang menyukai putri kami?"

"Saya sendiri tidak tahu, Pak. Tapi putri kami Kanzha sangat yakin. Bahkan Javier bisa semangat lagi hanya karena putri anda."

Abi Tristan menyunggingkan senyumnya.

Mereka menyerah obrolan dengan makan siang. Abi Tristan sudah menesan makan untuknya dan Babah. Mereka menikmati makan siang dengan penuh harapan.

Setelah selesai makan siang, mereka melanjutkan obrolan kembali. Dan ujung-ujungnya mereka membuat kesepakatan. Setelah selesai, mereka pun pulang meninggalkan restoran.

Sedangkan di kantor, Windi dari tadi matanya kedutan. Ia sampai tidak konsentrasi saat bekerja.

"Ini kenapa sih mataku?"

"Ada apa, Win?" Tanya Dinda.

"Mbak Dinda, mataku dari tadi kedutan."

"Wah kalau kata orang tua mah itu berarti ada yang sedang membicarakanmu."

"Masa' sih?"

"Iya, hehe... kamu boleh percaya atau tidak."

Windi melanjutkan pekerjaannya kembali. Namun beberapa saat kemudian ia mendapatkan notif di handphone nya. Ternyata ada kiriman foto dari Rayyan. Foto Rayyan bersama Javier saat mereka bermain di timeline zone. Foto tersebut diambil dari HP jam tangan milik Rayyan.

Tidak terasa Windi menyunggingkan senyumnya saat melihat foto tersebut. Ia jadi ingat kembali tatapan mata Javier kepadanya.

"Astagfirullah... tobat tobat Windi. Kalau Abi tahu bisa-bisa jadi tahanan rumah kamu." Lirih Windi seraya memukul pelan kepalanya dengan sebelah telapak tangannya.

"Sst... Win! Kamu kenapa?"

"Eh, Mbak Din. Nggak ada apa-apa kok, hehe... "

-

Sore harinya.

Javier pulang dari kantor bersama Tomi. Mereka mampir ke basecamp untuk mengantarkan bahan makanan untuk dibagikan kepada keluarga anak jalanan yang terjaring dalam naungan komunitas Javier. Setelah utu Javier langsung pamit pulang.

Ia duduk di mobil sambil mendengarkan lagu dari earphone yang dipakainya. Mobil mereka berhenti di lampu merah. Saat menoleh ke jendela, ia tidak sengaja melihat seseorang.

"Kirana... "

"Ada apa, Bos?"

"Lihatlah ke samping! Bukankah itu Kirana?"

Tomi pun menoleh. Dan benar saja Kirana ada dalam mobil yang berhenti di samping mereka. Ia khawatir Bosnya akan marah jika mengetahuinya.

"Be-benar sekali, Bos."

"Yang cowok sepertinya tidak asing?"

"Iya lah Bos. Roki, anak pengusaha granit itu Bos."

"Oh... iya, yang terkenal play boy."

"Bos nggak marah?"

"Untuk apa? Dia sudah bukan siapa-siapaku lagi. Terserah dia mau jalan sama siapa. Dari awal aku memang tidak terlalu menyukainya. Aku justru bersyukur dia sendiri yang meninggalkanku. Ya, meskipun di saat keadaanku yang menyedihkan. Sudah ketahuan kalau dia hanya mau enaknya saja."

"Anda benar, Bos."

Tomi mengelus dadanya. Ia bersyukur Javier tidak emosi.

Bersambung...

...****************...

Sudah double up ya kak 😊

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Wahhhh Abi vs Babah = perjodohan Windi+Javier.

2024-12-25

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

bersykur javier lps dr kirana..

2024-10-31

1

Winarti Winarti

Winarti Winarti

terima kasih author atas double up date nya
tetap semangat untuk up date nya

2024-09-01

1

lihat semua
Episodes
1 Hati si kembar
2 Patah hati
3 Hari Pertama Kerja
4 Rencana
5 Ngaku-ngaku
6 Menolong
7 Keluarga Javier
8 Mimpi
9 Kecelakaan
10 Operasi
11 Cerita Windi
12 Gagal
13 Bertemu
14 Rumah sakit
15 Time zone
16 Batin Windi
17 Pengakuan
18 Abi vs Babah
19 Launching
20 Javier vs Windi
21 Calon
22 Kagum
23 Makan malam
24 Butir
25 Pengajian
26 Sah
27 Resepsi
28 Dunia milik berdua
29 Ikan cupang
30 Berpuasa
31 Cemburu
32 Rumah Babah
33 Erlangga
34 Kesiangan
35 Pemandangan indah
36 Manisan
37 Minyak Nyong-nyong
38 Periksa
39 Keluarga Erlangga
40 Ulang tahun Erlangga
41 Tujuh Bulanan
42 Batin Winda
43 Salah paham
44 Menjenguk
45 Malu
46 Baby Sultan
47 Terungkap
48 Jamu
49 Bertamu
50 Ke rumah Pras
51 Menjemput Erlangga
52 Pras vs Winda
53 Tidak sengaja
54 Akad Nikah
55 Zonk
56 Ulah Erlangga
57 Sambutan hangat
58 Tidur bertiga
59 Gara-gara kamu
60 Sudah tak tahan
61 Serangan Fajar
62 Lombok
63 Tak bosan
64 honey moon
65 Pulang
66 Biang kerok
67 Keputusan
68 Windi-winda
69 Hamil berjama'ah
70 Gado-gado
71 Ngidam
72 Rujakan
73 Vertigo
74 Membangunkan Macan
75 Kecelakaan
76 Adopsi
77 Kampung
78 Cemburu
79 Dubai
80 Pesawat
81 Tujuh bulanan double
82 Keluarga besar
83 Melamar
84 Musyawarah
85 Pernikahan
86 Suite room
87 Syakira-Syakir
88 Kebahagiaan yang bertubi-tubi
89 Surga dunia
90 Dua Tahun Kemudian
91 Liburan di kampung
92 Salak sepet
93 Jambu monyet
94 Kebobolan
95 Gadis kecil
96 Mimi vs Khaira
97 Bertemu lagi
98 Tentang Noval
99 Khaira sakit
100 Menjenguk Khaira
101 Payung
102 Tidak mau pulang
103 Menjemput Khaira
104 Istikharah
105 Kulkas lagi konslet
106 Ayo Mas
107 Dadakan
108 Suami-istri
109 Novel baru
110 Shubuh pertama
111 Ending
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Hati si kembar
2
Patah hati
3
Hari Pertama Kerja
4
Rencana
5
Ngaku-ngaku
6
Menolong
7
Keluarga Javier
8
Mimpi
9
Kecelakaan
10
Operasi
11
Cerita Windi
12
Gagal
13
Bertemu
14
Rumah sakit
15
Time zone
16
Batin Windi
17
Pengakuan
18
Abi vs Babah
19
Launching
20
Javier vs Windi
21
Calon
22
Kagum
23
Makan malam
24
Butir
25
Pengajian
26
Sah
27
Resepsi
28
Dunia milik berdua
29
Ikan cupang
30
Berpuasa
31
Cemburu
32
Rumah Babah
33
Erlangga
34
Kesiangan
35
Pemandangan indah
36
Manisan
37
Minyak Nyong-nyong
38
Periksa
39
Keluarga Erlangga
40
Ulang tahun Erlangga
41
Tujuh Bulanan
42
Batin Winda
43
Salah paham
44
Menjenguk
45
Malu
46
Baby Sultan
47
Terungkap
48
Jamu
49
Bertamu
50
Ke rumah Pras
51
Menjemput Erlangga
52
Pras vs Winda
53
Tidak sengaja
54
Akad Nikah
55
Zonk
56
Ulah Erlangga
57
Sambutan hangat
58
Tidur bertiga
59
Gara-gara kamu
60
Sudah tak tahan
61
Serangan Fajar
62
Lombok
63
Tak bosan
64
honey moon
65
Pulang
66
Biang kerok
67
Keputusan
68
Windi-winda
69
Hamil berjama'ah
70
Gado-gado
71
Ngidam
72
Rujakan
73
Vertigo
74
Membangunkan Macan
75
Kecelakaan
76
Adopsi
77
Kampung
78
Cemburu
79
Dubai
80
Pesawat
81
Tujuh bulanan double
82
Keluarga besar
83
Melamar
84
Musyawarah
85
Pernikahan
86
Suite room
87
Syakira-Syakir
88
Kebahagiaan yang bertubi-tubi
89
Surga dunia
90
Dua Tahun Kemudian
91
Liburan di kampung
92
Salak sepet
93
Jambu monyet
94
Kebobolan
95
Gadis kecil
96
Mimi vs Khaira
97
Bertemu lagi
98
Tentang Noval
99
Khaira sakit
100
Menjenguk Khaira
101
Payung
102
Tidak mau pulang
103
Menjemput Khaira
104
Istikharah
105
Kulkas lagi konslet
106
Ayo Mas
107
Dadakan
108
Suami-istri
109
Novel baru
110
Shubuh pertama
111
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!