Ngaku-ngaku

Windi baru saja tiba di perusahaan dan langsung menuju meja kerjanya. Iya mendapatkan notif di hanphone-nya. Andre mengirimkan nomor Javier. Javier memang selalu memberikan nomornya langsung kepada setiap orang yang akan bekerja sama dengannya Beda hal dengan kebanyakan orang yang akan memberikan nomor asisten pribadinya. Windi pun menyimpan nomor tersebut. Sebelumnya ia tidak pernah menyimpan nomor handphone seorang laki-laki kecuali keluarga dan asisten rumah tangganya.

"Hai, Win. Selamat pagi."

"Hai Mbak Dinda, selamat pagi. "

"Semangat ya untuk hari ini."

"Iya Mbak, semangat juga."

Mereka mulai mengerjakan pekerjaan masing-masing. Windi menelpon Noval untuk menanyakan konsep dari lebel yang diinginkan Javier.

"Mbak, hubungi langsung Tuan Javier. Biar jelas."

"Huf.. baiklah Oak Direktur yang terhormat."

Dengan terpaksa Windi menghubungi Javier terlebih dahulu.

Saat ini Javier sedang berada di luar bersama tunangannya. Ia sedang fitting baju pengantin karena satu bulan lagi ia akan menikah dengan tunangannya itu.

Mengetahui nomor baru yang menghubunginya, Javier pun mengecek profil nomor tersebut.

"Siapa, honey?"

"Rekan kerja. Kamu lanjutkan dulu. Aku mau Terima telpon."

Javier menjauh dari tunangannya, karena ia ingin lebih leluasa.

"Iya hallo."

"Assalamu'alaikum Tuan Javier. "

"Wa'alaikum salam. Maaf ini siapa?"

Javier pura-pura tidak tahu.

"Saya Windi Pak, dari perusahaan GD cooperation.

"Oh iya, anak buah Tuan Noval."

"Betul sekali, Tuan. Maaf mengganggu waktunya. Saya hanya ingin tahu konsep yang anda inginkan untuk lebel produk yang anda inginkan."

"Bisa kita bertemu langsung saja? Saya tidak biasa menjelaskan di telpon. Biasanya saya juga mengajak Pak Doni bertemu untuk membicarakannya. Biar saya yang minta izin kepada Tuan Noval."

"Oh, tidak perlu. Baik kalau begitu, Tuan. Jam berapa dan di mana?"

"Hati ini juga. Di cafe Senandung jam 2 siang."

"Baik, Tuan. Kalau begitu saya tutup dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Javier kembali masuk ke dalam. Ia mencoba tuxedo yang sudah dirancang oleh desainer tersebut. Kirana, tunangan Javier tak berkedip melihat berapa gagahnya Javier saat menggunakan setelan tuxedo warna hitam metalik.

"Kamu tampan sekali."

"Hem, kamu juga cantik memakai gaun itu."

Setelah selesai fitting baju, Javier mengajak Kirana makan siang. Setelah itu ia mengantarkan Kirana pulang. Javier langsung balik dari rumah Kirana karena ia masih ada urusan lain. Sebenarnya Kirana masih menahannya, namun Javier tetap pergi karena ia harus menemui Windi.

Sementara di kantor, Windi sedang berpamitan kepada Noval.

"Noval, aku harus pergi dengan siapa?"

"Sendiri, Mbak."

"Yang benar saja?"

"Ya ampun, Mbak. Kamu itu cuma mau membicarakan tentang pekerjaan. Lagian itu tempatnya di Cafe. Om Tristan pasti mengerti. Ini sudah menjadi resiko dalam bekerja."

"Ribet! Setelah urusanku selesai, aku langsung pulang ya?"

"Iya, langsung pulang. Udah sana berangkat. Hati-hati bawa motornya."

"Iya."

Windi pergi meninggalkan kantor menuju cafe Senandung. Ia mengambil jalan pintas agar terhindar dari macet.

20 menit kemudian, ia sampai di tujuan.

"Astaga, telat 5 menit ini. Apa Tuan Javier sudah sampai ya?" Lirihnya, seraya turun dari mitor dan membuka helmnya.

Ia buru-buru masuk ke dalam cafe dan tidak sengaja membentur tubuh seseorang di depannya.

"Maaf-maaf saya tidak sengaja soalnya nggak lihat." Ujar Windi seraya menangkupkan kedua tangannya kepada orang tersebut tanpa melihat orangnya.

Laki-laki tersebut membuka kaca mata hitamnya.

"Ehem... Nona Windi."

Windi mendongak. Ia masih memakai maskernya.

Pandangan mereka bertemu.

"Wanita ini menarik juga. Astaga.....ingat Javier, sebentar lagi kamu akan menikah. Jangan menjadi laki-laki serakah." Batinnya.

Windi langsung mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.

Ada yang bergetar namun mereka tidak sadar.

"Eh, Tuan Javier. Maafkan saya. Saya takut terlambat tadi."

"Lain kali berhati-hatilah."

"Baik, Tuan."

Mereka masuk ke dalam cafe tersebut. Javier memilih tempat yang yang tidak jauh dari jendela. Mereka duduk berhadapan.

"Mau pesan apa?"

"Samakan saja, Tuan."

"Oke."

Javier memanggil pelayan dan memesan cofee latte dan dessert coklat.

"Sambil nunggu pesanan datang, silahkan dimulai."

"Iya, Tuan."

Windi menanyakan konsep yang diinginkan Javier. Baik dari segi warna, tulisan dan juga gambar iconnya. Javier pun menjelaskan konsep yang diinginkannya.

"Tuan, itu kan ada tiga varian? Berarti nanti akan ada tiga label yang dibuat?"

"Iya, betul."

"Hem, baiklah."

"Saya harap ini selesai dengan cepat, karena saya akan menikah dalam waktu sebulan lagi. Jadi setelah acara resepsi, saya ingin produk itu dilaunching kan."

"Oh, iya-iya. Akan saya usahakan, Tuan."

Pesanan pun datang. Windi tidak hanya meminum sedikit cofee late nya. Karena sebenarnya dia tidak suka minuman yang berbau kopi.

"Nyesel tadi bilang disamakan. Kalau gini kan, jadi nggak minum aku." Batinnya.

"Windi... " Seseorang memanggil.

Windi menoleh ke arah sumber suara.

"Kak Reno... "

Javier pun menoleh.

Reno dapat melihat laki-laki yang duduk bersama Windi saat ini. Rena sangat tahu Windi tudak pernah jalanan dengan laki-laki mana pun kecuali keluarganya.

"Apa dia lelaki yang dijodohkan dengan Windi?Dari segi penampilan, dia lebih dari aku. Mana mungkin keluarga Windi mencari orang yang biasa saja." Batinnya.

"Ehem.. " Javier memecah keheningan.

"Sama siapa, Kak?"

"Eh itu, sama temanku."

"Oh, iya."

"Saya, ke sana dulu."

"Iya, silahkan."

Javier menangkap ada sesuatu di antara mereka. Namun ia tidak punya wewenang untuk bertanya.

"Nona Windi, saya mau ke toilet dulu."

"Iya, silahkan."

Javier beranjak pergi ke toilet. Di dalam toilet, ia bertemu dengan Reno. Reno menganggukkan kepala bermaksud menyapa Javier. Javier pun membalasnya. Untuk menghilangkan rasa penasarannya, Reno pun bertanya kepada Javier.

"Maaf, saya lancang. Apa Anda ini orang yang dijodohkan dengan Windi?"

Sejenak Javier berpikir. Entah kenapa ia justru mengiyakan pertanyaan Reno.

"Iya, betul."

"Oh... iya. Selamat kalau begitu. Anda cocok sekali dengan Windi."

Ia menjabat tangan Javier. Javier pun membalas jabatan tangannya.

"Terima kasih." Ujar Javier

"Kenapa aku iseng sekali? Ah masa bodoh. Lagian aku tidak mungkin akan bertemu dengan orang ini lagi." Batinnya.

Reno keluar terlebih dahulu. Ia berjalan melewati tempat duduk Windi namun ia sengaja tidak menoleh. Windi pun begitu, ia menunduk sambil pura-pura mengaduk es jus jeruk yang baru ia pesan.

Javier pun kembali dari toilet.

"Maaf, Tuan Javier. Saya memesan minuman lagi karena saya tidak bisa minum kopi. Tapi nanti saya bayar sendiri. Anda tidak perlu khawatir."

"Tidak masalah, biar saya yang bayar."

Mereka melanjutkan pembahasan. Windi menunjukkan beberapa warna dari i-pad nya kepada Javier.

"Iya, cukup bagus. Yang ini lebih dicerahkan lagi."

Reno memperhatikan mereka dari kejauhan. Karena mejanya berada di paling pojok.

Setelah dirasa cukup, Windi dan Javier pun keluar dari cafe.

Bersambung...

...****************...

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

jodohy windi bpm keluatan hilsly ya .pdahal windi msh ada rasa sm reno

2024-10-31

0

biby

biby

kasian banget sm Reno
cukle' atine /Scowl//Scowl/

2024-08-22

1

Rostiani Afrina

Rostiani Afrina

penasaran aq si windi kira2 nikah dengan siapa ya.. lanjut up thor

2024-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 Hati si kembar
2 Patah hati
3 Hari Pertama Kerja
4 Rencana
5 Ngaku-ngaku
6 Menolong
7 Keluarga Javier
8 Mimpi
9 Kecelakaan
10 Operasi
11 Cerita Windi
12 Gagal
13 Bertemu
14 Rumah sakit
15 Time zone
16 Batin Windi
17 Pengakuan
18 Abi vs Babah
19 Launching
20 Javier vs Windi
21 Calon
22 Kagum
23 Makan malam
24 Butir
25 Pengajian
26 Sah
27 Resepsi
28 Dunia milik berdua
29 Ikan cupang
30 Berpuasa
31 Cemburu
32 Rumah Babah
33 Erlangga
34 Kesiangan
35 Pemandangan indah
36 Manisan
37 Minyak Nyong-nyong
38 Periksa
39 Keluarga Erlangga
40 Ulang tahun Erlangga
41 Tujuh Bulanan
42 Batin Winda
43 Salah paham
44 Menjenguk
45 Malu
46 Baby Sultan
47 Terungkap
48 Jamu
49 Bertamu
50 Ke rumah Pras
51 Menjemput Erlangga
52 Pras vs Winda
53 Tidak sengaja
54 Akad Nikah
55 Zonk
56 Ulah Erlangga
57 Sambutan hangat
58 Tidur bertiga
59 Gara-gara kamu
60 Sudah tak tahan
61 Serangan Fajar
62 Lombok
63 Tak bosan
64 honey moon
65 Pulang
66 Biang kerok
67 Keputusan
68 Windi-winda
69 Hamil berjama'ah
70 Gado-gado
71 Ngidam
72 Rujakan
73 Vertigo
74 Membangunkan Macan
75 Kecelakaan
76 Adopsi
77 Kampung
78 Cemburu
79 Dubai
80 Pesawat
81 Tujuh bulanan double
82 Keluarga besar
83 Melamar
84 Musyawarah
85 Pernikahan
86 Suite room
87 Syakira-Syakir
88 Kebahagiaan yang bertubi-tubi
89 Surga dunia
90 Dua Tahun Kemudian
91 Liburan di kampung
92 Salak sepet
93 Jambu monyet
94 Kebobolan
95 Gadis kecil
96 Mimi vs Khaira
97 Bertemu lagi
98 Tentang Noval
99 Khaira sakit
100 Menjenguk Khaira
101 Payung
102 Tidak mau pulang
103 Menjemput Khaira
104 Istikharah
105 Kulkas lagi konslet
106 Ayo Mas
107 Dadakan
108 Suami-istri
109 Novel baru
110 Shubuh pertama
111 Ending
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Hati si kembar
2
Patah hati
3
Hari Pertama Kerja
4
Rencana
5
Ngaku-ngaku
6
Menolong
7
Keluarga Javier
8
Mimpi
9
Kecelakaan
10
Operasi
11
Cerita Windi
12
Gagal
13
Bertemu
14
Rumah sakit
15
Time zone
16
Batin Windi
17
Pengakuan
18
Abi vs Babah
19
Launching
20
Javier vs Windi
21
Calon
22
Kagum
23
Makan malam
24
Butir
25
Pengajian
26
Sah
27
Resepsi
28
Dunia milik berdua
29
Ikan cupang
30
Berpuasa
31
Cemburu
32
Rumah Babah
33
Erlangga
34
Kesiangan
35
Pemandangan indah
36
Manisan
37
Minyak Nyong-nyong
38
Periksa
39
Keluarga Erlangga
40
Ulang tahun Erlangga
41
Tujuh Bulanan
42
Batin Winda
43
Salah paham
44
Menjenguk
45
Malu
46
Baby Sultan
47
Terungkap
48
Jamu
49
Bertamu
50
Ke rumah Pras
51
Menjemput Erlangga
52
Pras vs Winda
53
Tidak sengaja
54
Akad Nikah
55
Zonk
56
Ulah Erlangga
57
Sambutan hangat
58
Tidur bertiga
59
Gara-gara kamu
60
Sudah tak tahan
61
Serangan Fajar
62
Lombok
63
Tak bosan
64
honey moon
65
Pulang
66
Biang kerok
67
Keputusan
68
Windi-winda
69
Hamil berjama'ah
70
Gado-gado
71
Ngidam
72
Rujakan
73
Vertigo
74
Membangunkan Macan
75
Kecelakaan
76
Adopsi
77
Kampung
78
Cemburu
79
Dubai
80
Pesawat
81
Tujuh bulanan double
82
Keluarga besar
83
Melamar
84
Musyawarah
85
Pernikahan
86
Suite room
87
Syakira-Syakir
88
Kebahagiaan yang bertubi-tubi
89
Surga dunia
90
Dua Tahun Kemudian
91
Liburan di kampung
92
Salak sepet
93
Jambu monyet
94
Kebobolan
95
Gadis kecil
96
Mimi vs Khaira
97
Bertemu lagi
98
Tentang Noval
99
Khaira sakit
100
Menjenguk Khaira
101
Payung
102
Tidak mau pulang
103
Menjemput Khaira
104
Istikharah
105
Kulkas lagi konslet
106
Ayo Mas
107
Dadakan
108
Suami-istri
109
Novel baru
110
Shubuh pertama
111
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!