Chapter 10 - Gedung Kutukan IV

Hipotesis Ardian tentang gedung angker itupun ia rangkum dengan singkat untuk memperjelas keangkeran tempat yang akan mereka bersihkan sekaligua mengobati rasa penasaran Rendy agar nanti ia bisa lebih fokus saat di lantai atas.

Teorinya adalah :

Sang pemilik gedung melakukan sebuah perjanjian dengan makhluk astral dan melanggar ikrarnya, yang besar kemungkinannya di lakukan di gedung itu sehingga mendapat imbasnya.

Setelah gedung itu terkutuk oleh perjanjian yang di langgar, beberapa anak muda mencoba sigil pemanggilan sosok yang bisa di bilang salah satu dari Ordo yang tinggi, yang dimana itu tidak lengkap dan justru membuka portal ghoib yang menambah keangkeran tempat itu.

Saat makhluk astral berkumpul maka terbentuklah hirarki menjadi beberapa kelompok dan dua bagian, yaitu Lanta Bawah dan Lantai Atas.

Setelah berbicara dengan Suitomo terdapat perbedaan antara Lantai Bawah dan Lantai Atas, jika yang ia katakan benar maka Suitomo bukanlah sosok yang ikut keluar dari portal ghoib itu, melainkan tinggal disekitar dan di perbudak mereka.

Suitomo yang penguasa dua lantai bawah saja tidak sanggup melawan penguasa lantai atas, kemungkinan besar bahwa yang di lantai atas tersebut adalah bawahannya si "Dia" yang terpanggil oleh sigil itu.

Kesimpulannya, Ardian dan Rendy kemungkinan besar akan melawan "Mereka" tetapi jika kekuatan, tenaga dan mental mereka sudah terkuras terlebih dahulu, kemungkinan selamat sangatlah kecil.

Karena itulah Suitomo memberikan bantuannya kepada dua anak muda tersebut dengan imbalan bahwa mereka sukarela pergi dari gedung itu.

Rendy hanya mengangguk dan bilang, "Oke... gue ngerti." Dia sebetulnya tidak mengerti sama sekali.

"Intinya rencana kita tetap sama, pergi keatas, balikin tuh sigil, terus cabut dari sini dan waktu maksimalnya sampai jam 12 malam... karena pada tengah malam, mereka akan semakin kuat." ujar Ardian saat mulai pemanasan badan.

"Kalau itu gue paham." ujar Rendy.

"Kami akan membantu kalian, Sutri dan bawahanku akan menahan mereka di lantai tiga dan saya sendiri akan ikut ke lantai empat bersama kalian." ucap Suitomo berstrategi.

"Tapi kakanda..." ucapan Sutri khawatir namun di hentikan oleh Suitomo.

"Tidak apa-apa adinda... Mereka di lantai empat jauh lebih kuat di banding lantai tiga. Aku tidak ingin kehilangan adinda dan keluarga-keluarga saya karena kalianlah yang paling utama."

"Tuanku!" teriak anak buahnya terharu mendengar ucapan pimpinan mereka.

"Ah, kakanda ini bisa aja..." ucap Sutri dengan senyum manis dan memeluk erat suaminya.

"Ini cuman gue apa baru kali ini kita jadi obat nyamuk buat dhemit yang lagi mesra-mesraan ya?" tanya Ardian yang sedang melihat Suitomo dan Sutri mengadu cinta.

"Meledaklah kalian semua!" Rendy pun menjadi panas karena dia masih jomblo.

"Panas ya lihat kita lagi mesra-mesraan? Dih, kepanasan kok sama dhemit." tukas Suitomo mengejek.

"Tau nih kanda, mereka itu aneh." gabung Sutri dengan tawa ejekan.

"Yeuh, kalian itu yang aneh!" celetuk Ardian.

"Tau nih!" sahut Rendy.

Ardian dan Rendy mengepal tangan mereka dengan kesal dan menghela nafas panjang sambil menunggu rombongan makhluk ghoib itu selesai berdrama ria layaknya sinetron telenovela.

**********

Beberapa saat kemudian, Ardian dan Rendy sudah bersiap di dasar anak tangga lantai dua menuju lantai tiga bersamaan dengan rombongan Suitomo dan kawan-kawan di belakang mereka, siap menjalankan rencana.

"Kalian sudah siap?" tanya Suitomo yang di balas anggukan oleh Rendy dan Ardian.

"Kita mulai Sutri..."

Sosok wanita itu mengangguk sebelum kemudian menghilangkan pagar ghoib yang di gunakan untuk menutup batin makhluk-makhluk Lantai Atas agar tidak dapat melihat dan mendengar apa yang sedang terjadi di Lantai Bawah.

"Serang!" teriak Suitomo sambil mengangkat gadanya tinggi-tinggi.

Sutri berserta bawahan Suitomo di lantai satu langsung melesat ke lantai atas melalui tangga sebelum di ikuti oleh Ardian, Rendy dan Suitomo.

Sementara bawahan yang berada di lantai dua, berjaga-jaga di garda belakang.

"Kita nanti lurus saja dan belok ke kanan untuk menuju lantai empat!" ucap Suitomo yang di dengar oleh Ardian dan Rendy.

Duar! Bugh! Bragh! Paw!

Terdengar beberapa suara ledakan seperti medan perang di lantai tiga. Saat Ardian dan Rendy sampai di sana mereka melihat makhluk ghoib berbagai bentuk bukan dari gerombolan Suitomo.

Layaknya lautan yang terbelah, Sutri dan bawahannya membukakan jalan untuk menuju ke lantai atas, yang membuat Ardian, Rendy dan Suitomo bergegas menyusuri jalur tersebut di tengah keramaian gemuruh ledakan da suara teriakan.

Sosok di lantai tiga didominasi dengan sosok seperti manusia kurcaci yang bertelinga, berhidung dan bertaring panjang, serta bertubuh hitam. Satu tanduk menjulang ke atas menghiasi kepala mereka.

Ardian pun langsung paham saat melihatnya, "Goblin...".

Rendy paham ucapan Ardian karena deskripsi yang di berikan olehnya sama persis seperti yang dia lihat.

"Kita harus bergegas karena jumlah kita satu banding tiga dan hanya masalah waktu kita akan kalah!" teriak Suitomo yang langsung melesat ke lantai empat saat anak tangga sudah terlihat.

Ardian dan Rendy hanya menghela nafas sambil mengikuti Suitomo karena tidak menyangka akan terjadi perang antara dua penguasa di gedung ini.

Duar! Bugh! Brak!

Suara pukulan dan lolongan-lolongan mengerikan menggema di seluruh ruangan, membuat Ardian dan Rendy bertanya-tanya apa yang Suitomo lakukan di lantai empat.

"Bwahahaha! Ayo maju kalian dasar cecunguk rendahan!" teriakan Suitomo menggelegar saat ia membukakan ruang untuk Ardian dan Rendy dan melululantakkan semua yang sedang menghadangnya.

Saat mereka hampir sampai di lantai empat Ardian berpesan, "Ren...".

"Iya... gue tahu tugas gue... bantuin elu buka jalan dan nunjukin dimana posisi sigilnya." tukas Rendy sudah mengerti posisinya.

"Bukan cuma itu aja, Suitomo kayaknya punya dendam deh sama tu dedengkot di lantai empat. Emosi negatif bisa jadi senjata yang kuat tapi cepet ngabisin tenaga dan kekuatan... Kontrol dia sebisa mingkin dan dengan cara apapun."

"Gue usahain..." ujar Rendy yang sudah melangkah di lantai empat bersama Ardian dan melihat Suitomo melulu lantahkan barisan Goblin di lantai empat.

Ardian pun bertanya, "Dimana tuh sigilnya, Ren?".

Rendy dengan cekatan mengangkat jari telunjuknya arah jarum jam dua, tepat mengarah ke tengah-tengah.

Ardian mengangguk sebelum fokus akan energi di dalam dirinya yang membuat banyangan di bawah kakjnya menghitam dan memlebar sebelum keluarlah binatang-binatang mengerat yang berkumpul di enam titik dan membentuk menjadi enam serigala hitam dengan mata merah menyala.

Rendy pun melakukan hal yang sama, tetapi yang keluar adalah seekor ular putih raksasa dengan mahkota kecil di kepalanya dan mata merah menyala.

"Sikat/Hajar!" ujar Ardian dan Rendy serentak.

Sosok ular putih raksasa itu langsung meluncur dan menerjang apa saja ke arah yang di tentukan Rendy untuk membuka ruang, namun aksinya itu membuat sisi badan si ular terbuka yang kemudian menjadi target empuk untuk di serang.

Gerombolan goblin itu pun langsung menerjang si ular putih dari dua sisi.

Brug! Brak! Duar!

Kilatan-kilatan hitam menerkam pasukan goblin dan membuat mereka terpental ke segala arah, melindungi ke empat sisi si ular putih.

Ardian kemudian berlari saat ruang mulai terbuka untuk menuju ke arah yang di tunjukan Rendy sebelum ia mengeluarkan sebilah pisau.

Satu persatu, Ardian melewati para goblin tersebut sebelum ia tiba-tiba berhenti saat sosok seperti raksasa terjun dari atas dan mendarat tepat dihadapannya.

Ardian hanya terseyum lebar dan berkata, "Widih, keluar juga akhirnya nih dedengkot..."

Sosok itu berbadan besar dan kekar. Dia setengah manusia dan setengah kerbau yang berdiri dengan dua kaki dan berkepala banteng dengan dua tanduk menjulang keatas serta memegang sebuah kapak besar .

Hidungnya berhias keluh emas berantai yang menjuntai ke belakang kepala, telinga dan tubuhnya penuh dengan rantai emas dan memakai kain cokelat lusuh sebagai celana.

Kata "Minotaur" terbesit di pikiran Ardian saat ia melihat sosok tersebut.

"Wahai anak Adam, cukuplah engkau berbuat kerusakan di kediamanku dan enyalah dari hadapanku." ucapnya pelan bernada berat, namun tersimpan niat jahat yang sangat besar di setiap kata-kata.

"Gue? Elu maksud gue!? Bukanya elu yang berbuat kerusakan di sini. Enak aja gue di tuduh!" balas Ardian tidak mau kalah.

"Bangsamulah yang telah mengikari ikrar yang telah dia buat sendiri. Ini hanyalah sebagai balasan atas apa yang telah dia tabur!" ujar si Minotaur itu.

"Udahlah gak usah banyak cingcong, elu mau gelut apa enggak!?" ajak Ardian saat dia mengangkat pisaunya dan mengambil kuda-kuda.

"Gas ken!" sahut si Minotaur senang sambil melompat kearah Ardian dengan tawa yang menggelegar.

Dengan sigap, Ardian melompat ayunan kapan yang datang dari samping.

Ayunan kayaknya menciptakan angin kencang yang membuat bawahannya Minotaur sendiri terhempas keluar gedung.

"Waduh, senjata makan tuan tuh. Eh salah ding, ternyata senjata tuan makan bawahan sendiri!"

Terpopuler

Comments

Andriani

Andriani

o gitu ya.. paham sikit la

2024-09-29

1

Tenth_Soldier

Tenth_Soldier

ngopi² dulu lah

2024-08-24

4

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kasus Pertama
2 Chapter 2 - Wanita Bergaun Putih
3 Chapter 3 - Kinanti
4 Chapter 4 - Musyawarah?
5 Chapter 5 - Keputusan
6 Chapter 6 - Kasus Selesai
7 Chapter 7 - Gedung Kutukan I
8 Chapter 8 - Gedung Kutukan II
9 Chapter 9 - Gedung Kutukan III
10 Chapter 10 - Gedung Kutukan IV
11 Chapter 11 - Gedung Kutukan V
12 Chapter 12 - Gedung Kutukan VI
13 Chapter 13 - Gedung Kutukan VII
14 Chapter 14 - Kasus Baru atau Kasus Selesai?
15 Chapter 15 - Empat Pemuda Semprul
16 Chapter 16 - Persiapan
17 Chapter 17 - Pintu Lingkar Pinus
18 Chapter 18 - Desa Lingkar Pinus
19 Chapter 19 - Qorin Terpisah?
20 Chapter 20 - Siap Tempur
21 Chapter 21 - Pertempuran Empat Arah Angin
22 Chapter 22 - Tingkat Ketiga, Penguasa Territorial
23 Chapter 23 - Titik Terang
24 Chapter 24 - Dua Kubu Bertemu
25 Chapter 25 - Investigasi Mandiri I
26 Chapter 26 - Investigasi Mandiri II
27 Chapter 27 - Investigasi Mandiri III
28 Chapter 28 - Investigasi Mandiri IV
29 Chapter 29 - Investigasi Mandiri V
30 Chapter 30 - Investigasi Mandiri VI
31 Chapter 31 - Investigasi Mandiri VII
32 Chapter 32 - Masalah I
33 Chapter 33 - Masalah II
34 Chapter 34 - Masalah III
35 Chapter 35 - Masalah IV
36 Chapter 36 - Masalah V
37 Chapter 37 - Sang Presiden Agung I
38 Chapter 38 - Sang Presiden Agung II
39 Chapter 39 - Sang Presiden Agung III
40 Chapter 40 - Sang Presiden Agung IV
41 Chapter 41 - Sang Presiden Agung V
42 Chapter 42 - Sang Presiden Agung VI
43 Chapter 43 - Pencarian
44 Chapter 44 - Nur Sang Penyembuh
45 Pengenalan Karakter
46 Chapter 45 - Rendy yang Bijaksana
47 Chapter 46 - Ardian Sang Pemikir
48 Chapter 47 - Beraksi Kembali
49 Chapter 48 - Sang Raja para Naga I
50 Chapter 49 - Sang Raja para Naga II
51 Chapter 50 - Sang Raja para Naga III
52 Chapter 51 - Sang Raja para Naga IV
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Chapter 1 - Kasus Pertama
2
Chapter 2 - Wanita Bergaun Putih
3
Chapter 3 - Kinanti
4
Chapter 4 - Musyawarah?
5
Chapter 5 - Keputusan
6
Chapter 6 - Kasus Selesai
7
Chapter 7 - Gedung Kutukan I
8
Chapter 8 - Gedung Kutukan II
9
Chapter 9 - Gedung Kutukan III
10
Chapter 10 - Gedung Kutukan IV
11
Chapter 11 - Gedung Kutukan V
12
Chapter 12 - Gedung Kutukan VI
13
Chapter 13 - Gedung Kutukan VII
14
Chapter 14 - Kasus Baru atau Kasus Selesai?
15
Chapter 15 - Empat Pemuda Semprul
16
Chapter 16 - Persiapan
17
Chapter 17 - Pintu Lingkar Pinus
18
Chapter 18 - Desa Lingkar Pinus
19
Chapter 19 - Qorin Terpisah?
20
Chapter 20 - Siap Tempur
21
Chapter 21 - Pertempuran Empat Arah Angin
22
Chapter 22 - Tingkat Ketiga, Penguasa Territorial
23
Chapter 23 - Titik Terang
24
Chapter 24 - Dua Kubu Bertemu
25
Chapter 25 - Investigasi Mandiri I
26
Chapter 26 - Investigasi Mandiri II
27
Chapter 27 - Investigasi Mandiri III
28
Chapter 28 - Investigasi Mandiri IV
29
Chapter 29 - Investigasi Mandiri V
30
Chapter 30 - Investigasi Mandiri VI
31
Chapter 31 - Investigasi Mandiri VII
32
Chapter 32 - Masalah I
33
Chapter 33 - Masalah II
34
Chapter 34 - Masalah III
35
Chapter 35 - Masalah IV
36
Chapter 36 - Masalah V
37
Chapter 37 - Sang Presiden Agung I
38
Chapter 38 - Sang Presiden Agung II
39
Chapter 39 - Sang Presiden Agung III
40
Chapter 40 - Sang Presiden Agung IV
41
Chapter 41 - Sang Presiden Agung V
42
Chapter 42 - Sang Presiden Agung VI
43
Chapter 43 - Pencarian
44
Chapter 44 - Nur Sang Penyembuh
45
Pengenalan Karakter
46
Chapter 45 - Rendy yang Bijaksana
47
Chapter 46 - Ardian Sang Pemikir
48
Chapter 47 - Beraksi Kembali
49
Chapter 48 - Sang Raja para Naga I
50
Chapter 49 - Sang Raja para Naga II
51
Chapter 50 - Sang Raja para Naga III
52
Chapter 51 - Sang Raja para Naga IV

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!