Keesokkan harinya, semua orang membereskan tenda mereka. Dan bersiap untuk berangkat setelah sarapan.
Mai, Yui, dan pak walikota serta semua prajurit dan pelayan sedikit terkejut. Melihat Rina duduk sangat dekat dengan Rio ketika sarapan.
“Nona Rina, mengapa kau duduk sangat dekat dengan tuan Rio? Apa kalian punya hubungan khusus?” tanya pak walikota.
Rina hanya mengangguk merespon perkataan pak walikota dengan wajah malu, kemudian mendekapkan wajahnya ke bahu Rio.
“Yah, kami baru saja jadian tadi malam.” jawab Rio sembari tersenyum.
“Begitu, selamat ya. Semoga kalian tetap bersama sampai menikah, ahahaha...!!” ucap pak walikota dengan ekspresi bahagia. Begitu pula dengan semua orang.
Rio dan Rina mendapat dukungan dari semua orang.
Beberapa menit kemudian, setelah selesai sarapan, mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju ke ibukota.
Rio dan Rina berada di depan kereta kuda, Mai dan Yui berada di samping kiri dan kanan. Sedangkan Luna duduk bersama kusir kereta.
Dua jam kemudian, mereka sampai di sungai besar. Sungai itu merupakan pembatas antara Provinsi barat dan ibukota.
“Wah... sungai yang besar, apa kita akan menyebrangi sungai yang besar ini?” ucap Rio bertanya-tanya.
“Ya, kita akan menyebranginya lewat jembatan penyebrangan terbesar di kekaisaran ini. Provinsi pusat dikelilingi oleh sungai yang besar, jadi pihak kekaisaran membuat 4 jembatan utama yang menghubungkan provinsi pusat dengan 4 provinsi lainnya.” jawab Rina menjelaskan kepada Rio.
“Ah, begitu rupanya.”
Namun, ketika mereka hendak menyebrang, jembatan yang membelah sungai besar itu ternyata mengalami kerusakan.
“Loh...? Kok jembatan nya rusak? Semuanya berhenti!” ucap salah satu prajurit pengawal.
Kereta pun berhenti karena teriakan prajurit itu. Pak walikota yang merasa kereta berhenti keluar dan bertanya mengapa keretanya berhenti.
“Ada apa? Mengapa keretanya berhenti?” ucap pak walikota bertanya.
“Lapor! Jembatan penyebrangan menuju provinsi pusat telah rusak pak! Kita tidak bisa menyebrang menggunakan jembatan ini.” jawab salah satu prajurit.
“Apa katamu?!” ucap pak walikota yang terkejut.
“Ini aneh... Seingat ku jembatan ini masih baik-baik saja ketika aku kembali dari ibukota 4 hari yang lalu. Mengapa tiba-tiba jembatannya rusak?? Ada yang tidak beres...” ucap pak walikota dalam hatinya. Kemudian memerintahkan prajuritnya untuk menggunakan jalan lain dan juga waspada.
“Semuanya! Kita akan melewati jembatan di lembah Amentys. Dan waspada lah pada sekitar kalian!” ucap pak walikota dengan tegas memerintahkan prajuritnya.
“Baik!”
Mereka pun mengambil jalan memutar menuju lembah Amentys. Rina bingung mengapa jembatan sebesar itu bisa rusak.
“Ini aneh, seharusnya jembatan itu tidak akan rusak. Karena jembatan itu baru dibangun 3 tahun yang lalu, terlebih tidak ada kabar tentang banjir bandang yang melanda sungai ini.” Rina bergumam sendiri.
Rio yang mendengar itu kemudian mengaktifkan sihir [Search] miliknya, dan terus mengawasi sekitar.
Satu jam kemudian, mereka sampai di pintu masuk lembah. Mereka mulai menanjak melewati jalur di pinggir tebing. Rio tetap mengaktifkan sihir [Search] miliknya, sembari mewaspadai sekitarnya.
Ketika mereka hampir sampai di jembatan, tiba-tiba Rio merasakan kehadiran banyak orang dari atas lebah. Seketika Rio langsung berteriak memperingatkan semua orang.
“Semuanya berhenti! Ada banyak orang sedang bersiap mengepung kita di 50 meter di depan!!” teriak Rio memperingatkan semua orang.
Sontak kereta berhenti, dan semua prajurit bersiap mengeluarkan senjata mereka.
“Ada apa tuan Rio?? Apa akan ada penyerangan??” ucap pak walikota.
“Ya! Jumlah mereka sekitar 50 orang, dan mereka berada di depan sana!” jawab Rio menjelaskan situasi.
Tak lama berselang, turun lah banyak sekali orang dari atas tebing dan mengepung mereka semua. kemudian maju lah salah satu dari para bandit itu, sepertinya dia adalah pemimpin mereka.
“Kalian sudah terkepung, jadi menyerah lah dan serahkan semua barang berharga kalian, kalau tidak... Kami akan membunuh kalian...” ucap bandit itu sembari mengancam dan mengeluarkan niat membunuhnya.
Semua prajurit sedikit ketakutan karena dikepung dan kalah jumlah, begitu pula dengan Rina dan Luna. Namun Rio tidak bergeming sedikitpun, justru Rio mengeluarkan Niat membunuh yang jauh lebih kuat dari semua bandit itu, lalu Rio berkata padanya.
“Ho... Jadi kalian ingin membunuh kami?” ucap Rio dengan tatapan mengintimidasi dan mengeluarkan Aura membunuhnya yang sangat kuat.
Para bandit gemetar dan lemas ketika diterpa langsung oleh niat membunuh yang sangat kuat itu. Bahkan pemimpin bandit itu hampir saja kehilangan kesadarannya karena saking ketakutannya dia.
“Ugh...! Semuanya, jangan takut! Dia hanya menggertak saja! Ayo habisi dia dahulu!” ucap pemimpin bandit itu.
kemudian maju lah salah satu dari bandit laki-laki, dia mencoba menyerang Rio menggunakan pedang.
“Heaaah...!! Mati kau brengsek...!!”
Hanya dengan memundurkan kaki kanannya, Rio menghindari serangan pedang bandit itu. Kemudian Rio mengayunkan pedang katana hitam miliknya ke atas dan membelah tubuh bandit laki-laki itu.
“Aarrrghh...!?”
Bandit laki-laki itu tewas seketika. Bandit lain yang melihat itu merasa marah dan mulai mengeroyok Rio, namun itu sia-sia. Rio mengayunkan pedangnya seperti sedang menari, dan seluruh bandit yang mencoba menyerangnya langsung mati terpotong-potong. Rio melihat pemimpin bandit itu dengan ekspresi wajah datar dan tatapan dingin seperti halnya seorang assassin.
“Sialan kau! Semuanya ayo maju!” ucap pemimpin bandit itu sembari maju bersama rekan banditnya yang lain untuk menyerang Rio.
Lalu, Rio menggunakan dua skill miliknya.
“[Light Moving, Shining Slash].”
Seketika Rio bergerak secepat cahaya, mengayunkan pedang nya kesamping, kemudian berdiri dibelakang mereka, dan menyarungkan pedangnya layaknya seorang samurai. Setelah itu, semua bandit itu kecuali pemimpin mereka mati terbelah menjadi dua.
Semua orang terkejut melihat hal itu. karena tiba-tiba saja tubuh semua bandit itu terbelah menjadi dua begitu saja, dan Rio sudah berpindah posisi.
ketika Rio melihat pemimpin mereka, dia dan semua orang terkejut. Karena sang pemimpin bandit itu pakaiannya terkoyak. Dan hal itu membuatnya telanjang bulat, namun itu lah yang membuat semua orang terkejut.
Ternyata pemimpin bandit itu adalah seorang wanita berambut pirang, memiliki mata berwarna merah delima, serta tubuh yang kurang lebih sama dengan Rina dan Luna.
“Eh...?! Kau seorang wanita?!” ucap Rio yang terkejut.
“Si-Sial...!” ucap Pemimpin bandit itu sembari menutupi tubuhnya yang telanjang.
Rio menghampiri dia, dan tiba-tiba si pemimpin bandit itu menangis.
“Lah...??? Kok malah nangis??” ucap Rio yang kebingungan.
“Ku-Kumohon, jangan sakiti aku! Aku akan melakukan apapun, tapi tolong jangan bunuh aku!” Ucap wanita itu sembari menangis ketakutan.
Tanpa pikir panjang, Rio memberikannya sebuah kain selimut untuk menutupi tubuhnya.
“Sudah jangan menangis, dasar cengeng. Jika kau menuruti perkataanku, aku tidak akan menyakitimu. Tapi... Jika kau berani kabur atau melakukan hal yang tidak perlu... Aku akan memberimu mimpi buruk, mimpi buruk yang sampai membuat memohon untuk mati... apa kau mengerti?” ucap Rio mengancam wanita itu.
Wanita itu hanya mengangguk kencang, kemudian Rio menyuruh Rina untuk mengikatnya.
“Kau sudah dengar kan? Jangan mencoba untuk kabur atau melakukan apapun yang tidak perlu. Kalau tidak kau akan menerima akibatnya.” ucap Rina memberikan peringatan kepada Wanita itu, dan dia hanya mengangguk diam.
Kemudian mereka semua pun melanjutkan perjalanan mereka.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Zyan
Didepan kereta kuda?
2024-10-11
0
Mas Alif
lagi2
2024-08-24
2
Daffaa
ucapan NPC
2024-07-26
1