Setelah Rio membunuh ular besar itu, dia akhirnya keluar dari hutan terkutuk itu.
“Akhirnya aku keluar dari hutan terkutuk itu!!” Teriak Rio karena senang.
Namun perhatian Rio seketika teralihkan oleh penampakkan sebuah kota tak jauh dari hutan.
“Tunggu... Apa itu sebuah kota? Syukurlah, ternyata aku tidak tersesat di antah berantah!” ucap Rio sambil berlari menuju kota itu dengan hati yang riang.
Beberapa menit kemudian Rio sampai di gerbang masuk kota. Di sana ada dua kesatria penjaga yang mengawasi keluar dan masuknya orang-orang di kota.
Rio ikut mengantri di barisan pejalan kaki.
Ketika tiba giliran Rio untuk diperiksa, kesatria penjaga gerbang bingung dengan penampilan Rio.
“Hei nak, kau bukan dari negeri ini
ya? Penampilan sangat berbeda dari kebanyakan orang di negeri ini.”
“Ah iya, aku memang bukan dari negeri ini, aku sedang mengembara mencari negeri yang nyaman untuk ditinggali saja (bohong).”
“Ah begitu rupanya, kalau begitu ikut dengan ku ke pos penjaga. Kau harus mendaftar data kependudukan negeri ini jika kau ingin tinggal di sini sementara atau menetap agar kau tidak dijadikan budak.”
“Baiklah.”
Rio dibawa oleh kesatria penjaga itu ke pos penjaga untuk didata.
“Baiklah, ini adalah kartu tanda pendudukmu. Jangan sampai hilang, kalau ada apa-apa laporkan saja pada kami kesatria penjaga oke? Selamat datang di negeri kami.”
“Baik, terimakasih pak.”
Setelah selesai mendaftar, Rio langsung masuk ke dalam kota. Ketika sedang berjalan, perutnya berbunyi. Dia ingat belum makan seharian, dia makan saat sarapan tadi.
Akhirnya Rio berkeliling pasar untuk mencari makan. Tak lama berjalan, dia menemukan stan makanan. Stan itu menjual sate daging panggang. Rio menghampiri Stan makanan itu dan memesan beberapa tusuk sate.
“Paman, aku pesan 5 tusuk sate daging.”
“Baiklah, 5 tusuk daging akan segera siap!”
Rio duduk di meja yang sudah disiapkan. Dan menunggu pesanannya siap.
Beberapa menit kemudian pesanan Rio siap.
“Ini dia 5 tusuk sate daging.“
“Terimakasih.”
Setelah pesanannya sudah jadi, Rio langsung menyantapnya.
“Ummm... Tekstur daging garing diluar dan lembut di dalam. Bumbu rempahnya meresap hingga ke dalam dagingnya. sungguh sangat lezat!” Ucap Rio sambil menikmati sate dagingnya.
Setelah selesai makan dia membayar makanan yang dia makan ke penjual sate. Satu tusuk sate seharga 5 koin perunggu.
“ini uangnya.”
Rio memberikan satu koin emas kepada penjual sate daging.
“Waduh! Tuan ini terlalu besar, aku tidak punya cukup kembalian.”
“Kalau begitu, simpan saja kembaliannya. Sate daging mu itu sangat enak!”
“T-Tapi-”
“Sudah terima saja paman.”
“Baiklah, terimakasih banyak anak muda.”
Rio meninggal kan stan itu sambil melambaikan tangan nya. Kemudian pergi mencari tempat untuk beristirahat.
Tak lama berjalan, Rio menemukan sebuah penginapan. Dan dia masuk ke dalam penginapan itu. Ketika dia masuk, nampak banyak orang yang sedang makan dan minum-minum di dalam. Mungkin karena sudah sore hari, banyak orang-orang yang beristirahat bahkan Rio juga melihat beberapa di antaranya merupakan seorang petualang dan twntara bayaran.
Rio pergi menuju ke meja resepsionis untuk mememsan kamar. Saat Rio berjalan menuju meja resepsionis, Rio mendapat tatapan dari orang-orang sekitarnya. Beberapa dari mereka berbisik, dan yang lainnya hanya melihat.
“Hei, lihat pakaiannya, sepertinya dia bukan orang dari negeri ini.”
“Ya, aku penasaran orang negeri mana dia?”
Mengabaikan hal itu Rio tetap berjalan menuju meja resepsionis. Setelah sampai Rio langaung memesan sebuah kamar.
“Permisi, aku ingin memesan sebuah kamar.”
“Ah, ya! Tunggu sebentar!”
Lalu datang lah seorang gadis berambut coklat panjang, dengan mata biru laut, tinggi nya kira-kira 150 cm, dan usia nya sekitar 15 tahun.
“Anda mau memesan kamar tuan?”
“Ya, aku ingin memesan kamar.”
“Baiklah, satu kamar seharga 2 koin perak per malam tuan. Anda ingin menginap berapa malam?”
“hmm... Mungkin sekitar dua bulan.”
“Baiklah, jadi totalnya 1 koin emas besar dan 2 koin perak besar.”
“Oke, ini uang nya.”
Rio memberikan 3 koin emas, kemudian dia mendapat kembalian 8 koin perak besar.
“begitu ya. 1 koin emas setara dengan 10 koin perak besar, 1 koin perak besar setara dengan 10 koin perak kecil, dan 1 koin perak kecil setara dengan 10 koin perunggu. kalau begitu, 1 koin perunggu berkisar seribu rupiah ya?” Rio bergumam sambil menghitung uang nya.
Setelah membayar, Rio naik ke lantai 2 dan memasuki kamar yang telah dia pesan. Pelayan itu bilang kepada Rio bahwa kamarnya adalah kamar No. 9.
“Kamar No. 9... ah, itu dia.”
Ketika Rio membuka pintu kamar No. 9, Rio melihat seorang gadis berambut merah panjang, dengan mata merah delima terang, yang sedang mengganti pakaiannya. Wanita itu memiliki tubuh yang bagus, montok dan mantap dah.
Menyadari kehadiran Rio, wanita itu seketika berteriak.
“KYAAAA....!!”
“Uwaaah...?! Ma-Maaf!! Aku tidak lihat dada besar mu- asem malah malah keceplosan!” ucap Rio sambil menutup matanya menggunakan tangannya.
“PERGI LAH KE NERAKA DASAR KAU CABUL...!!!!”
Gadis itu melempar sebuah jam ke arah Rio, dan Rio menghindarinya.
“Ma-Maaf aku benar-benar tidak sengaja! Permisi!”
“Hei, jangan kira kau bisa lari!! [Fire Magic : Inferno Chain]!!”
Sebuah rantai api muncul dari lingkarang sihir gadis itu, dan mengikat Rio ditempat hingga membuatnya tidak bisa kabur.
“Eeeeekkk.....?! Rantai apa ini?!”
“Ini adalah rantai yang terbuat dari sihir tingkat III, kau tidak akan bisa lari kemana pun sekarang...”
Gadis itu menarik Rio secara perlahan, dan Rio hanya bisa pasrah akan hal itu. Pintu kamar tertutup dan semua orang di bawah yang mendengar suara keributan itu langsung terdiam, dan berkata.
“Ah apakah laki-laki tadi terlibat masalah dengan si "mawar api"?”
"Sepertinya begitu.”
“Kuharap laki-laki itu selamat- tidak kuharap dia tenang di alam sana.”
Semua orang merasa iba terhadap Rio. Sementara itu Rio telah diikat disebuah kursi dengan rantai sihir tadi. Dia sedang diinterogasi oleh gadis itu.
“Oke, sekarang jawab pertanyaan ku. Siapa kau? Kenapa kau berani mengintip ku, bahkan berani memasuki kamar ku? Apa kau ini penguntit mesum atau memang kelainan?”
“Tidak! Aku bukan orang macam itu! Tolong maafkan aku! Aku benar-benar tidak sengaja melihat dada besarmu- astaga kenapa gua keceplosan mulu dah?!”
“Baiklah, sepertinya aku harus memberi mu pelajaran...”
Gadis mengeluarkan Energi sihir dan niat membunuh yang kuat. Aura api membara keluar dari rambutnya dan membuat suhu ruangan menjadi tinggi.
“Su-Sungguh, aku minta maaf!”
“Sesali lah perbuatanmu di neraka-”
Rio menutup matanya tapi, tiba-tiba... energi sihir dan niat membunuh yang meluap-luap dari gadis itu lenyap seketika. Dan itu membuat mereka berdua terkejut dan kebingungan.
“Eh..?! Kenapa... Bagaimana...? Sihir ku... hilang?!”
Tidak hanya energi sihir gadis itu keluar kan, tapi rantai sihir yang mengikat Rio juga menghilang. Rio bangun dari kursi dan merasa keheranan.
“Eh...? Rantainya hilang?”
“eh..?! K-Kenapa hilang?! Itu adalah sihir tingkat III!! Bahkan sihir itu mampu mengikat seekor Monster Rank S...”
Gadis itu jatuh lemas karena tak percaya melihat apa yang telah terjadi, dan seakan pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Lalu Rio menghampiri gadis perlahan karena melihat gadis itu terduduk lemas di lantai.
Namun ketika Rio menghampirinya, gadis itu melihat Rio dengan ekspresi datar, dia ketakutan, dan kemudian dia menangis.
“U...uuh... Uwwaaaahh...!!”
“Eeeh..?! Kenapa kau menangis??”
Rio terkejut karena gadis itu tiba-tiba saja menangis.
“aduh, cup... cup... Jangan menangis..., aku minta maaf! Maaf kan aku!”
Sekeras apapun Rio mencoba untuk menenangkan dan menghiburnya, gadis itu tetap menangis. Hingga seseorang membuka pintu kamar dengan tergesa-gesa, dia adalah seorang gadis berambut putih pendek, dengan pakaian seperti seorang penyihir, membawa tongkat, memiliki warna mata biru laut cerah dan dada yang besar.
Dia melihat Rio sedang memegangi pundak gadis berambut merah yang sedang menangis itu.
“Umm... Tunggu, kau salah paham... Tolong biarkan aku menjelaskan.”
Rio menagatakan itu dengan wajah pasrah. Tapi sepertinya gadis itu mengerti, dia menghampiri gadis berambut merah itu dan menenangkannya.
“Sudah... Sudah... Berhenti menangis Rina-Chan, sepertinya dia bukan orang cabul... Mungkin?”
“Kenapa kau malah ragu saat mengucapkan itu?”
Rio hanya bisa tersenyum pahit.
“aku akan pergi ke kamarku yang sebenarnya. Nanti aku akan menjelaskannya semuanya, aku harus menaruh semua barang-barang ku dahulu.”
“Baiklah, tunggu kami di ruang makan.”
Rio hanya mengangguk balas perkataan gadis berambut putih itu, kemudian pergi ke kamar yang benar.
“Ternyata kamar No. 6 toh, sepertinya si neng pelayang salah mengatakan Nomor kamarku karena angka 6 dan angka 9 hampir mirip jika dibalik.”
Rio membuka pintu kamar yang benar, kemudian menaruh barang-barang miliknya. Lalu dia pergi ke bawah dan menunggu kedua gadis itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
M Rivai TJ
wkwkkwkwkwwkkwwk
2024-09-25
0
Dimas Hartono
makasih udah memberitahu tempat typonya
2024-08-30
1
Ya Fi
memesan
2024-08-30
0