Bab 9.
Di saat Arshlan sedang ada di kamarnya, di sisi lain gadis itu sedang termenung.
"Sebenarnya mulai kapan aku memiliki sikap seperti ini pada pria lain selain keluargaku?, padahal biasanya jika aku dekat dengan pria lain terutama yang mencoba mendekatiku aku akan merasa risih."
"Tapi sekarang, bukan hanya tidak merasa risih aku malah merasa nyaman dan aman di dekatnya. Apakah aku..." tiba tiba wajah gadis itu memerah seperti tomat, lalu langsung menutupinya dengan kedua tangannya.
"Ada apa?" tanya Arshlan yang baru saja datang dari kamarnya sambil menenteng tas kecil bertuliskan P3K.
"Eh ti-tidak kok" ucap gadis itu terkejut dengan muka merah merona karena malu sambil menggelengkan kepalanya.
Melihat tingkah aneh gadis itu Arshlan pun hanya menggelengkan kepalanya perlahan sambil tersenyum, lalu Arshlan pun jongkok di depan gadis itu untuk memeriksa luka di lutut gadis itu.
"Coba angkat kaki kananmu ini, biar kakak periksa dulu luka yang ada di lututmu." ucap Arshlan. Gadis itupun mengangkat sedikit kaki kanannya.
Untung saja saat ini ia menggunakan rok yang agak panjang jadi luka yg ia alami tidak terlalu parah. Di bagian lututnya terlihat sebuah luka goresan yang kemungkinan karena ia terjatuh karena berlari menghindari preman tadi.
Arshlan pun mulai membersihkan luka itu dengan hati hati sedangkan gadis itu menatap lekat wajah Arshlan. Saat ini ia juga sedikit bingung karena ternyata wajah Arshlan sepertinya tidak lah asing baginya, entah dimana ia pernah bertemu.
Saat Arshlan melirik gadis itu iapun saling bertatapan dengan gadis itu.
"Nona perkenalkan sebelumnya, namaku adalah Arshlan." ucap Arshlan memperkenalkan diri yang membuat gadis itu sadar dari lamunannya.
"Eh i-iya, salam kenal maaf tadi tidak mempermasalahkan diri. Nama ku Olivia." ucap Olivia yang membuat Arshlan sedikit terkejut, tapi langsung ia ubah menjadi senyuman.
'Sepertinya aku saja yang terlalu berharap bertemu dengan nya.' Batin Arshlan sambil terlihat tersenyum, dan saat Arshlan tersenyum terlihat Olivia terpana karena ketampanan Arshlan jadi berlipat ganda.
"Baiklah kalau begitu, untuk sementara lukamu hanya kakak bersihkan dan kakak balut, nanti kakak akan membawamu ke rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut." Ucap Arshlan yang kini sedang membalut luka Olivia dengan hati hati.
Sedangkan Olivia sejak melihat Arshlan tersenyum, ia terus saja melihat ke arah wajah Arshlan bahkan ia seperti tidak mendengar ucapan Arshlan.
Setelah selesai membersihkan serta membalut luka Olivia, Arshlan melihat ke arah Olivia yang masih terus menatapnya dengan tatapan yang sulit di mengerti.
"Oliv, ini sudah selesai" ucap Arshlan sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Olivia.
"Eh i-iya kak." Ucap Olivia gelagapan karena tertangkap basah. Sedangkan Arshlan saat melihat wajah malu Olivia ia pun tersenyum jahil.
Tetapi sebelum ia melakukan sesuatu hal tiba-tiba hp jadulnya berdering.
'kriingg....krriinngg.'
"Halo, siapa ini?" tanya Arshlan karena nomor yg menelponnya tidak ada di kontak simpan nya.
"Eh bro, ini bener Arshlan gak?" tanya balik seseorang di seberang telpon.
"Iya, bener siapa ya?" tanya Arshlan yang masih bingung saat ini ia berbicara dengan siapa.
"Ini gua Jonathan, gua dapet info dari temen katanya kamu abis kecelakaan apa bener?" tanya orang yang mengaku sebagai Jonathan di seberang telpon.
Mendengar pertanyaan itu Arshlan sedikit tersenyum karena terdengar kekhawatiran yang di ucapkan Jonathan.
Jonathan merupakan sahabat sekaligus orang yang sudah ia anggap saudara sendiri karena waktu kecil ia sering bermain dengannya, sangat berbeda dengan orang yang ia anggap sahabat waktu sekolah dimana ternyata akhirnya berniat mencelakainya.
"Bang Jhon ternyata, gak papa kok bang. Lagian sekarang aku udah pulih kok dan waktu itu cuman luka kecil." Jawab Arshlan sambil tersenyum.
"Hhhh... Emmmm yaudah, kamu sekarang ada waktu gak nih?. Kalo ada nanti jam 2 sore kita ketemuan di resto Victory mau gak?" tanya Jonathan.
"Eh pas banget nih, kalo gitu nanti kita ketemuan deh. Lagipula udah beberapa tahun kita gak ketemuan kita." Jawab Arshlan setuju dengan usulan Jonathan.
Di saat Arshlan sedang berbincang dengan Jonathan, terlihat bahwa Olivia kembali menatap Arshlan kembali.
Setelah Arshlan selesai berbincang bincang Arshlan pun mengarahkan pandangannya pada Olivia.
"Oliv, ayo aku antar ke kamar untuk berganti pakaian. Kalau tidak salah di kamar satunya banyak berisi pakaian dan barang barang milik wanita yang tidak mungkin aku pakai" Ucap Arshlan setelah di ingatkan oleh sistem.
"Eh tapi..."
"Udah gak papa, lagian kalo barang barang itu di biarkan bisa bisa rusak. Dan tidak mungkin kan kalo aku yang pakai, nanti di kira laki laki belok lagi." Potong Arshlan sebelum Olivia menyelesaikan ucapannya, sedangkan Olivia sendiri wajahnya kembali memerah.
'Sebenarnya kenapa anak ini wajahnya terus saja merona. Huh sungguh jiwa jombloku terus saja memberontak, Tuhan tolong kuatkan hatiku ini jangan sampai aku berbuat hal buruk pada anak orang.' Teriak Arshlan dalam hatinya, sungguh sebenarnya wajah Olivia itu sangat cantik. Apalagi jika wajahnya merona merah malah membuatnya terlihat menggoda.
Olivia merupakan seorang gadis yang bisa dikatakan masih seumuran dengan nya yaitu antara 17-19 tahun. Dengan wajah cantik dan bentuk tubuh yang bagus, bisa dengan mudah ditebak bahwa ia merupakan bunga sekolah, atau setidaknya salah satu siswi tercantik.
Arshlan pun akhirnya kembali membantu Olivia untuk berjalan menuju tangga, namun kali ini ia tidak menggendong nya karena Olivia yang bersikeras tidak ingin di gendong.
"Hm baiklah, aku akan ke kamarku dulu untuk membersihkan badan. Kamu jika ada butuh apa apa panggil saja kakak, kakak ada di kamar sebelah." Ucap Arshlan setelah sampai di depan kamar yg akan digunakan oleh Olivia.
"Baiklah kak, terimakasih banyak" ucap Olivia berterimakasih.
Arshlan pun menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri dan berganti pakaian yang kotor karena menghajar preman preman itu tadi.
'Kriiiinggg....krriiinnggg....'
"Halo, kenapa lagi bang Jo?" tanya Arshlan yang saat ini sedang memilih pakaian ganti.
"Maaf, apakah ini benar dengan Tuan Arshlan?" tanya seorang wanita dari seberang telpon.
"Eh iya benar, ada perlu apa ya?" tanya Arshlan balik karena ia kira tadi yg menelpon adalah Jonathan.
"Tuan perkenalkan, saya adalah mantan pemilik industri grup GT. Jadi saya ingin melakukan serah terima surat surat kepemilikan saham grup GT melalui pertemuan langsung dengan anda. Untuk tempat dan waktunya silahkan anda tentukan sendiri." Jawab wanita di seberang telpon yg mengaku sebagai mantan pemilik grup GT.
'Sistem, coba jelaskan!.' perintah Arshlan pada sistem di dalam hatinya.
"Ding. Tuan anda tadi telah menerima hadiah tambahan setelah menolong Olivia, yaitu memiliki 80% saham grup GT. Grup GT merupakan sebuah Industri bahan bakar alternatif yang hampir bangkrut." Jelas sistem yang membuat Arshlan mengangguk.
"Hm baiklah, kalau begitu. Nanti jam 5 sore di resto Killing ruang VIP kita akan bertemu disana." Ucap Arshlan memutuskan, karena ia ingin sekaligus bertemu dengan Jonathan nanti di sana jam 2 sore.
"Kalau begitu baiklah tuan, maaf mengganggu" ucap wanita itu lagi lalu ia pun mematikan telfon nya.
"Lah, tadi namanya siapa?" ucap Arshlan sambil memukul jidatnya.
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
ayo thor
2024-08-05
1
Jua Ria
tahan tahan kuatkan iman anak orang itu
2024-07-16
0
Sang M
Bego nya kumat...
2024-07-16
0