4 Bulan Kemudian.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, saat ini usia kandungan Sonya sudah memasuki lima bulan.
Namun takdir berkata lain, saat pagi hari Sonya jatuh terpleset di kamar mandi sehingga mengalami pendarahan yang mengakibatkan keguguran.
Sejak saat itu, tak ada keceriaan di wajah Sonya, meski Rino selalu memberi semangat dan menghibur Sonya.
Ternyata tanpa sepengetahuan Rino Kakak Ipar sering menelpon menanyakan kenapa sampai bisa keguguran? belum lagi Mama mertuanya yang kerap kali memintanya untuk berhenti saja bekerja, agar Sonya tidak kecapean dan bisa hamil lagi.
*
Hari-hari Sonya semakin terasa berat, belum hilang rasa sedih kehilangan janin calon Anak yang akan terlahir kedunia, Kakak Ipar dan Mama Mertua nya selalu ikut campur dan banyak tanya untuk urusan kehamilan.
Setahun, dua tahun bahkan ketiga tahun pernikahan Sonya tak kunjung hamil, setiap pulang kampung ke rumah Mertua rasanya sangat menakutkan bagi Sonya, menakutkan dengan pertanyaan-pertanyaan dari Mama Mertuanya, Kakak Iparnya, Saudara, Keluarga besarnya Rino dan di tambah lagi para Tetangga yang selalu nyinyir ingin tahu segala tentang Sonya kenapa tak kunjung hamil lagi.
***
Diajak berobat kesana kemari, ke Orang pinter namanya, entahlah Sonya dan Rino hanya mengikuti saja dari pada Mama
Mertuanya murka.
Sonya lebih banyak mengurung di kamar jika sedang berada di kampung halaman Rino. Sonya menghindari debat kusir, adu argument yang bagi nya buang-buang waktu dan menguras emosi.
****
Hingga di tahun ke enam Adik bungsu Rino menikah, bahkan belum genap satu bulan sudah hamil, mulai lah Sonya semakin di sisihkan, meski untuk urusan keuangan Sonya dan Rino lah sebagai menyuplai dana kepada kedua Orang Tuanya.
Bagi Mereka pemberian Sonya dan Rino seolah hal yang sangat wajib dan wajar diberikan. Sonya dan Rino sangat paham dan mengerti kewajibannya, Rino sebagai Anak Laki-laki wajib menafkahi dengan memberikan uang kepada kedua Orang Tua nya.
Sonya pun kerap membantu dan mengingatkan Rino akan kewajibannya sebagai Anak Laki-laki. Hanya saja penggunaan uang yang di berikan tidak disesuikan dengan alokasi yang tepat.
Sonya pun akhirnya memilih diam, Ia tak mau Rino jadi kesal dengan kedua Orang Tuanya. Sonya memilih untuk mensupport Rino untuk memberikan kewajibannya tepat waktu tanpa perlu banyak bertanya di gunakan untuk apa uang yang telah di berikan ke pada Orang Tua.
Usaha tempat Papa Rino bekerja bangkrut karena mengalami kerugian akibat kecurangan rekan bisnis, sementara gaji Mama Rino tak pernah mencukupi kebutuhan Mereka sehari-hari.
Belum lagi masalah baru muncul dari Aryatun Adik Iparnya kurang memiliki rasa sopan-santun terhadap Orang yang lebih tua.
Hidup terasa makin pelik, di antara Orang-orang, yang tak jauh beda pemikiran.
Dan lag-lagi Sonya hanya menjadi pendengar atas sindiran dan pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya merasa terganggu.
*****
Terkadang Sonya ingin diam tak menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siapa pun terkait kenapa Ia tak kunjung hamil lagi.
Namun Sonya masih menghormati siapa pun yang bertanya, meski sebenarnya Mereka tidak sepatutnya bertanya tentang hal-hal pribadi seperti itu.
Setiap Orang yang sudah menikah sudah pasti menginginkan keturunan, mungkin ada beberapa Orang yang menunda, tapi tidak untuk Sonya dan Rino.
Haruskah setiap Orang tahu semua nya tentang hal-hal pribadi dalam rumah tangga Rino dan Sonya.
Sonya kadang hanya bisa tersenyum dan menarik napas dalam-dalam kala ada Orang yang menanyakan kapan Ia akan punya keturunan yaitu Anak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
MomZiee
up episode selanjutnya
2020-10-19
1