Haii, Bestii
Sebelum baca follow dulu ya!!
Mohon maaf apabila ada kesamaan tokoh, tempat, dengan cerita lain ya
Part ini gimana menurut kalian??
Seru atau biasa aja yaa??
Di comment terus ya buat cerita ku girls
Yang belum kenal, mari kenalan dulu
Mohon jangan menghujat tokoh ya pren!
Thankyouuuuu!!!!!
Selamat datang dalam cerita ku pren
~••~
ENtah mengapa beberapa hari belakangan ini, dimas kepikiran tentang naya. Ingin menjumpai gadis itu tapi pria itu gensi, ingin menelpon tapi tidak mungkin. Dimas sudah dalam sudah memiliki kontak gadis tersebut. Kalau kalian pada nanyak kapan dimas punya kontak naya?. Sejak dimana pertama kali gadis itu tidak sengaja menabrak dimas di lorong kantin. Pria itu mengambil nomor naya dari grub SMA megantara kebetulan gadis itu memasang poto dirinya sendiri, jadi dengan mudah dimas menemukan kontak miliknya.
Saat disekolah dimas datang sangat pagi sekali, ia sudah meniatkan dirinya untuk menemui naya ditaman tempat biasa gadis itu duduk setelah datang sekolah. Kebiasaan gadis itu sudah lama dimas perhatikan sampai ia hapal aja yang akan gadis mungkin itu lakukan disekolah setiap hari nya.
Jam semakin berbutar, sekarang sudah ramai siswa yang datang ke sekolahan. Tidak seperti tadi sepi,vino kini sudah memasuki sekolah dengan bagas di belakang sepeda motornya, mobil dan motor pria itu sedang dalam perbaikan jadi sementara waktu nebeng sama vino aja lagian rumah mereka searah juga jalannya.
"Tumben banget tuh dimas, udah dateng duluan aja dia ya." Ujar vino keheran melihat pria yang sedang berdiri di menatap taman sekolah mereka.
"Iya juga sih, tumben banget tuh anak." Ujar bagas ikut-ikutan
"Lo liat tuh gas,bengong aja dia apa jangan-jangan lagi kemasukan penunggu sekolah ini kali ya?" Ucap vino ngaur entah kemana-mana.
"Pikiran lo kagak ada yang bener semua, gue duluan mau nyusul dimas." Ujar bagas segera menghampiri temannya yang selalu saja menatap taman di depan.
Kini bagas memangi pundak dimas. Membuat pria itu kaget seketika.
"Bangs*t gue kira entah siapa tadi, tau-tau nya lo ternyata." Ujar dimas dengan sewot pada bagas yang menatapnya dengan santai.
"Lo ngapain disini?" Kini bagas malah bertanya pada dimas.
"Gue gak ngapain-ngapain. Iseng aja gue liat taman, ada masalah sama lo?" Sinis dimas kepada bagas yang hanya mengganguk.
"Ayo masuk kelas." Ajak bagas pada dimas, soalnya si vino udah duluan kedalam kelas. Pria itu sedang piket jadi harus buru-buru.
"Hemm." Dimas menjawab dengan dehaman dan berjalan terlebih dahulu meninggalkan bagas di belakang nya. Pria itu juga berjalan mengekori dimas dari belakang.
Dimas melihat seluruh lorong sekolah tapi tidak juga menemukan gadis yang ia cari-cari.
Tiba-tiba saja dimas merasa rindu terhadap gadis mungil itu. Yang selalu mengusik pikiran nya beberapa hari belakangan ini, sekarang giliran dimas ingin bertemu malah gadis itu tidak ada dimana pun. Membuat hati pria itu resah saja.
*
*
*
Naya hari ini sedang izin kepada guru piketnya. Ia tidak bisa masuk sekolah karna gadis itu sedang demam, mengangkat tubuhnya saja gadis itu tak mampu rasa nya tubuh nya berat, kepalanya juga terasa sangat pusing.
Nenek dengan telaten mengurusi cucunya yang sedang sakit. Sang nenek tidak henti-hentinya mengompres gadis yang sedang terbaring dengan lemah diatas kasur miliknya.
"Ibu naya kangen." Gadis itu mengigau menyebut ibunya. Selalu seperti itu jika ia sakit, memanggil sang ibu dengan lirih.
Sang nenek tidak mampu menahan air mata miliknya. Ia sanggat sedih melihat cucu kesayangan nya begitu sangat merindukan kedua orang tua nya yang telah berpisah.
"Nay. Bangun dulu sayang minum obatnya." Ujar sang nenek memanggil gadis bernama naya itu yang tengah tertidur.
Gadis itu sedikit terusik lalu ia perlahan bangkit dari tidurnya, tak lupa juga sang nenek selalu siap membantu cucu nya itu. Yang pertama kali gadis itu lihat wajah sang nenek yang tampak habis menangis.
"Nenek kenapa nangis?" Suara gadis itu juga sedikit serak, ia terkejut melihat mata sembab milik nenek nya yang sedikit memerah seperti abis menangis.
"Nenek nggak abis nangis kok. Ini tadi terkenak asam di dapur sayang." Nenek sengaja berbohong terhadap cucunya . Wanita tua itu tidak mungkin berkata dengan cucu tentang apa yang ia rasa.
"Nenek nggak bisa bohongin naya. Naya yakin nenek pasti abis nangis, tapi naya gak akan maksa nenek buat cerita kok." Ujar gadis itu dengan tersenyum dia tidak ingin terlihat lemah didepan sang nenek
Sang nenek me- nggelus pucuk kepala cucuk nya, ia juga tak lupa memberikan obat kepada gadis itu untuk segera ia minum, bubur juga sudah ada di samping meja tidurnya.
"Makasih nenek selalu ada buat naya. Naya sayangg banget sama nenek." Ujar gadis itu sambil memeluk nenek nya yang sudah renta dengan penyakit itu.
Wanita tua tersebut membalas pelukan dan tersenyum dengan indah kepada naya.
÷÷÷÷
Setelah jam istirahat dimas keluar terlebih dahulu, ia segera berjalan menuju taman. Pria itu pikir gadis yang sejak pagi tadi ia tunggu ada di bawah pohon rimbun tersebut. Tapi hasilnya sama sekali membuat kecewa.
Pria itu juga mencari di kelas naya tanpa di sadari oleh siswa lainnya. Tapi gadis itu juga tidak ada disana.
"Kemana sih lo nay!" Ujar pria itu prutasi
Dalam hitungan menit. Sebuah ide muncul di benak kepala pria itu, kenapa ia se bod*h ini sih padahal kan dia ketua osis. Yang biasanya selalu menggecek absen dan surat izin siswa yang tidak hadir disekolah.
Kini pria itu buru-buru ke kantor osis ia ingin mencari absen kelas XI IPA 5 kelas gadis yang ia cari.
"Nah, ketemu juga nih absen." Ucap pria itu dengan bangga pada dirinya dengan mudah menemukan absen tersebut.
Pria itu kini tengah pokok melihat-lihat nama-nama siswa yang sedang tidak masuk atau memberi izin kepada pihak sekolah.
Dimas menemukan nama naya di deretan izin siswa. Gadis itu izin kepada guru piket bahwasan dirinya tidak bisa hadir karena sedang sakit.
"Pantesan gada gue liat tuh anak disekolah ini, ternyata sakit." Ucap dimas berbicara sendiri.
"Tapi kalau dipikir-pikir sakit apa tuh anak ya?" Pria itu penasaran dengan sakit yang sedang dialami gadis yang awalnya sangat ia benci sekali. Tapi entah kenapa beberapa hari ini pria tersebut selalu saja kepikiran dengan gadis miskin itu.
"Sore habis pulang sekaolah gue bakal datang aja langsung kerumah nya, sedikit nurun gengsi ga masalah." Ujar dimas yang tidak di dengar oleh siapa pun. Karna ia di ruangan itu hanya sendiri sekarang siswa lain sperti biasa ke kantin terus.
Akhirnya, pria itu pergi keluar dari ruang kantor osis dan sekarang berjalan dengan tegas menuju kelas miliknya. Menemui kedua teman-temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Rita Riau
kan baru satu hari ga liat Naya udah ter Naya Naya si ketos songong.
2024-06-22
3