Haii, Besti
Sebelum baca follow dulu ya girls!!
Mohon maaf apabila ada kesamaan tokoh, tempat, dengan cerita lain ya
Gimana nih part kali ini??
Seru atau biasa aja ya girls??
Di comment terus ya buat cerita ini
Sekalian promosikan ke teman-teman
Kalian juga ya pren
Mohon jangan menghujat tokoh ya girls!!
Thankyouuuuu!!!!
Selamat datang di dalam cerita ku pren
~••~
Dimas menepati janjinya, kepada bulan ia akan makan siang bersama gadis itu. Sebelum nya teman-teman bulan tidak percaya atas omongan gadis tersebut waktu didalam kelas. Mereka tidak yakin dimas dengan terkenal galak dan terkadang dingin itu kini mengiyakan ajakan bulan untuk makan siang bersama.
Apakah ini mimpi bagi mereka? Tentu saja tidak mimpi karna dimas menepati janjinya kepada bulan.
Apa dimas udah mulai buka hati ya buat gue? Bulan gadis itu bertanya dalam dirinya sendiri. Apakah ini benar-benar nyata? Rasa nya seperti di dalam mimpi saja.
"Dim, lo kok diem aja sih?" Bulan bertanya kepada dimas yang sepanjang per- jalanan menuju kantin pria itu diam membisu. Tidak sama sekali ingin mengajak gadis disamping nya berbicara.
"Dimas, gue ngomong loh kok lo nggak ngejawab sih!" Bulan sebal dengan tingkah dimas yang acuh padanya.
Pria itu tetap saja tidak merespon sama sekali. Kini tanpa terasa mereka sudah sampai di depan pintu kantin.
Mata, para siswa melotot tak percaya mereka melihat sesosok manusia yang berbeda jenis itu memasuki kantin. Mereka berdua ia lah dimas dan bulan membuat para siswa yang ada ad kantin menyimpulkan mereka sedang dekat. Banyak tangkapan berbeda-beda dari mereka.
"Sumpah itu beneran kak bulan sama kak dimas?" Tanya mereka bergosip pada teman-temannya yang lain.
"Gue lihat-lihat ya kak bulan cocok banget sama kak dimas, yang satu cantik seperti dewi kayangan yang satu lagi ganteng bak seorang panggeran dubai." Ujar yang lain memberi tahu tentang tanggapan nya.
"Gue sih lebih suka kalau kak dimas single aja." Ujar yang lain dengan tidak rela bila pria idaman nya memiliki kekasih.
"Lo mah iri sama kak bulan, lo kalah jauh cantik nya sama kak bulan jadi lo nyadar sedikit." Ucap gadis kepang dua membela bulan.
"Suka-suka gue dong, kok loh sih yang sewot." Ujar gadis itu tidak ingin kalah.
"Lo pada ngapain sih debat, lebih baik kita liat aja kedepan nya gimana." Ujar gadis lain yang menengahi teman-teman nya .
Bulan dan dimas kini mereka duduk dibangku paling pojok, pria itu sengaja memilih tempat duduk yang agak jauh dari siswa-siswa lain. Karna pria itu tidak ingin ada yang semakin mem- bicara kan dirinya dengan bulan.
"Dim, lo mau makan apa? Biar gue yang pesen!" Tanya gadis itu riang kepada dimas.
"Gue nggak laper, lo pesen sendiri aja." Kali ini dimas menjawab dengan sangat acuh terhadap gadis yang ada di depannya.
Wajah bulan seketika sayu, mendengar jawaban dari pria yang ia kejar-kejar selama 3 tahun belakangan ini." Yaudah deh kalau lo ga lagi laper, gue pesen duluan ya. Nanti kalau lo berubah pikiran lansung ngomong ke gue ya." Ucap gadis tersebut.
Dari kejauhan naya melihat kedekatan bulan dan dimas. Gadis itu awalnya ingin membeli 1 bungkus roti untuk dirinya makan, tapi hal yang ia malahan sangat menyakiti hatinya.
Gadis itu tersenyum dalam luka, melihat pria yang ia cintai bisa berperilaku baik terhadap seorang gadis. Tapi kenapa dengan dirinya kejam dan kasar?
Sakit banget ya- tuhan, mencintai seseorang yang sama sekali tak pernah mengangap kita ada. Gadis itu menelan begitu banyak rasa sakit.
Pada akhirnya. Naya memilih untuk pergi dan ia tidak jadi memasuki kantin, ia tidak tahan melihat pria itu dengan wanitanya.
"Lo udah selesai belum?" Tanya dimas pada bulan.
"Memang kenapa dim?" Kini gadis itu malah bertanya kembali. Membuat pria itu kesal.
"Kalau gitu gue pergi duluan." Ucap dimas yang kini bangkit dari duduknya. Membuat bulan ingin sekali marah terhadap laki-laki itu tapi sayang nya ia tak bisa.
Gadis itu dengan lancang nya memegang tangan pria itu. Agar ia tak pergi begitu saja dengan kondisi semua siswa yang ada dikantin melihatnya dengan tatapan bertanya-tanya.
"Dim gue mohon lo duduk dulu ya sebentar. Ini gue udah mau selesai!" Ujar gadis itu memohon pada dimas.
Dimas tak menggubris ucapan gadis di depannya yang banyak maunya. Pria itu tetap melangkah kan kaki jenjang miliknya menuju pintu keluar kantin. Ia juga tak lupa sebelum perhi memberi uang kepada ibu kantin untuk makanan gadis menyebalkan tersebut.
Kini vino dan bagas tengah asik. Nongkrong di warjok buk dendang mereka lebih memilih tempat itu ketimbang kantin sekolahan mereka yang selalu dihuni oleh manusia-manusia tukang gibah.
Dimas tiba-tiba saja menghampiri mereka di warjok. Vino yang pertama kali melihatnya langsung heboh karna yang pria itu tau dimas tadi sedang makan siang bersama bulan. Apakah kini dimas akan memiliki pacar?
"Woy dim. Kok cepet banget lo mojoknya?" Tanya vino usil pada temannya.
"Lo sama bulan pacaran dim?" Tanya bagas yang penasaran.
Membuat pria yang ditanyai mereka itu kesal dan memberikan tatapan tajamnya.
"Santai-santai bro. Gue cuman bercanda doang jangan marah dong akang dimas." Goda vino yang keringet dingin melihat dimas menatapnya seperti ingin menelan orang saja, gerih banget liatnya.
"Gue dikasih tau vino. Katanya lo lagi pacaran sama si bulan di kantin sekolah?" Tanya bagas yang sengaja membuat vino dalam masalah.
"Eh gas. Nggak asik banget lo ya cepu, gak lo liat tuh dimas natap gue udah kayak mau nelan orang aja." Ujar vino tak terima dengan bagas yang memanas-manasi dimas.
"Salah lo sendiri dodol, ngasih berita yang nggak bener sih." Ucap bagas tak ingin kalah juga.
"Iya deh maaf buat lo pada. Tadi gue semangat banget lihat dimas tiba-tiba iya in ajakan bulan. Kan jadi pikiran gue kemana-mana lah hihihi." Vino terkekeh sambil tersenyum jahil melihat dimas. Yang sekarang pria itu sudah duduk di samping bagas.
"Pikiran lo aja yang kotor." Ujar dimas akhirnya buka suara juga yang sekian lama vino tunggu-tunggu.
"Hahahaha. Tapi lo seneng kan punya sahabat kayak gue? Gue ganteng tambah murah senyum lagi ya gak gas." Tanya vino meminta jawaban dari si bagas yang menatapnya tak habis pikir.
"Idih ogah banget gue dengernya." Ucap bagas dengan suara geli gimana gitu.
"Yaelah gas-gas ngaku aja lo. Pasti seneng kan punya sabahat kayak gue gini." Vino tersenyum sangat jahil pada bagas.
"Terserah lo." Akhirnya bagas menyerah dan diam tidak ingin melanjutkan perdebatan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Rita Riau
si Dimas ketos tapi ga ada etika,,
2024-06-21
3