Yura yang sudah selesai siap-siap langsung keluar. rumah dan sebelum itu sudah berpamitan dengan Biadama dan Artika. Yura yang takut Avian marah langsung memasuki mobil
Wajah Avian menunjukkan sifat asli seorang atasan yang sangat marah. Wajah itu terlihat memerah seolah ingin menerkam Yura yang membuat dia kesal sejak tadi. Ada kebencian yang sangat besar.
"Maaf kak lama!" ucap Yura yang memakai sabuk pengaman.
"Kamu itu suka sekali cari perhatian dengan cara kamu yang seperti ini ya. Perusahaan bukan milik nenek moyang kamu dengan karyawan seperti kamu yang bisa dengan suka-suka datang ke Perusahaan dan lihat apa yang kamu lakukan hah! kamu sengaja seperti itu di depan papa. Agar papa membela kamu iya!" Yura sekarang mendapat semburan dari Avian.
Padahal hanya masalah kecil dan jadi melebar kemana-mana.
"Aku tidak mencari perhatian dari siapapun. Aku juga tidak meminta untuk ikut pergi bersama kamu. Aku juga bisa berangkat sendiri," jawab Yura.
"Sekarang berani menjawab. Dasar!" kesal Avian dengan penuh emosi dan langsung menarik gas mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Yura hampir saja tersungkur ke depan gara-gara Avian. Tetapi Yura hanya berusaha untuk sabar.
Mobil yang dikendarai Avian begitu kencang tiba-tiba berhenti di pinggir jalan. Yura menghela nafas, baru bisa bernafas karena tadi jujur dia sangat takut seperti memasuki mobil yang ingin balap.
"Turun!" titah Avian jangan tiba-tiba.
"Maksud Kakak apa?" tanya Yura heran.
"Kamu tidak dengar apa yang barusan aku katakan. Aku bilang kamu turun!" tegas Avian yang membuat Yura bingung.
"Kamu berpikir apa hah! kamu berpikiran jika aku dan kamu akan berangkat bersama seperti pasangan suami istri yang saling mencintai dan sangat harmonis yang ke kantor harus berbarengan. Jangan bermimpi. Aku tidak sudi berangkat bersama kamu!" tegas Avian.
Kata-kata Avian itu sangat menusuk dan jangan tanya apakah itu sakit atau tidak. Sangat jleb yang membuat Yura hanya terdiam. Mata bergenang sudah menggambarkan bagaimana perasaan dia.
"Satu lagi aku beritahu kepada kamu, wanita yang sangat suci. Aku tidak ingin orang-orang di kantor tahu jika aku telah menikahimu. Jika ada yang tahu kau akan terima konsekuensinya!" tegas Avian.
Yura terkejut sampai melihat Avian serius dengan serius.
"Kenapa seperti itu?" tanya Yura butuh penjelasan.
"Apa kata-kata ku kemarin masih kurang jelas hah! Aku sudah mengatakan kepada. Jika aku tidak sudi mempunyai istri seperti mu!" tegas Avian.
Yura menelan salivanya, sangat sakit kata-kata itu yang membuat air mata itu jatuh dan langsung di seka Yura. Tidak ada yang di katakan Yura dan membuka sabuk pengaman yang langsung keluar dari mobil Avian.
Tatapan mata Avian terlihat sangat dingin melihat Yura dari kaca mobil yang tampak sedih. Avian seolah menyesal berkata se kasar itu pada Yura, ternyata ego laki-laki itu lebih tinggi dan langsung melakukan mobilnya yang benar-benar meninggalkan Yura di pinggir jalan.
Yura harus berdiri di pinggir jalan menunggu kendaraan untuk pergi ke kantor.
**********
Avian baru saja sampai Perusahaan. Avian yang langsung buru-buru keluar dari mobil.
Avian yang memasuki Perusahaan melangkah dengan menunjukkan kewibawaan Avian sebagai seorang atasan. Beberapa karyawan yang berpapasan dengan Avian menundukkan kepala menyapa Avian. Namun, wajah Avian yang terlihat datar dan memang selalu wajah seperti yang selalu seperti yang tidak pernah senang sama sekali.
"Pak Avian!" sapa seorang pria berjas yang menghampiri Avian
"Bagaimana untuk interview hari ini. Apa mereka semua sudah datang?" tanya Avian.
"Sudah pak. Mereka datang tepat waktu," sahut pria itu
"Baiklah Angga sekarang kita langsung aja melakukan interview agar cepat dipilih untuk menjadi karyawan baru di Perusahaan ini!" tegas Avian.
"Baik Pak!" sahut Angga dengan mengangguk yang mempersilahkan sang atasan untuk memasuki salah satu ruangan yang digunakan untuk interview.
*******
Avian sudah memasuki ruangan tersebut dengan ada dua orang yang ikut bersama Avian untuk melakukan interview bersama. Dua orang tersebut langsung menundukkan kepala. Avian juga langsung duduk di tempat yang sudah disediakan untuk dia.
"Kita mulai saja untuk melakukan interview hari ini dan sesuai dengan penilaian dan kriteria yang sudah diterapkan di perusahaan ini untuk memilih karyawan baru yang berkualitas!" tegas Avian.
"Baik pak!" sahut kedua karyawan tersebut.
"Baiklah kalau begitu kita mulai saja!" sahut Avian.
"Untuk peserta pertama silahkan masuk!" titah seorang wanita yang ikut ambil ahli dalam interview tersebut.
Suara langkah kaki terdengar, wanita itu langsung masuk ke dalam. Wanita dengan memakai pakaian tertutup yang menggunakan gamis hitam yang dipadukan dengan jilbab penutup dada. Wanita itu sangat sopan dan manis.
Avian terus melihat wanita tersebut yang menundukkan kepala.
"Silahkan kamu perkenalkan diri kamu!" titah salah satu karyawan.
Flashback.
Avian bergabung dengan bagian HRD yang sekarang sedang mewawancarai beberapa karyawan yang akan bergabung dengan Perusahaan mereka. Avian seperti biasa akan terlihat cuek tanpa ekspresi yang dengan bersandar pada bangku sebelah kakinya yang diletakkan di atas pahanya dan matanya yang fokus pada tablet.
"Baiklah selanjutkan," ucap HRD yang memanggil peserta wawancara berikutnya.
Yura yang di ruangan itu yang sangat gugup. Yura membawa beberapa kertas yang diperlukan untuk wawancara. Dengan berpenampilan sangat cantik dan menarik, menggunakan rok putih yang dipadukan dengan kemeja pink dan tidak lupa pashmina yang senada dengan kemeja itu.
"Perkenalkan nama kamu!" titah HRD itu.
"Nama saya Rakina Yura Izzati," suara lembut yang terdengar yang indah itu mampu membuat kepala Avian terangkat. Avian langsung menatap wanita yang berdiri di depannya.
"Yura!" batin Avian tiba-tiba yang tampak tertarik.
"Kamu bisa memperkenalkan diri kamu secara lengkap dan juga pengalaman kamu!" titah HRD.
Yura menganggukkan kepala dan langsung menunjukkan segala sesuatu kemampuan yang ia miliki. Yura yang berbicara begitu lembut dan sangat jelas. Cara Yura menyampaikan sesuatu juga sangat mudah dimengerti dan seperti wanita profesional. Hal itu tidak luput dari pandangan mata Avian yang terus menatap Yura.
Avian bahkan tersenyum tipis seolah menunjukkan rasa kagum kepada wanita yang berdiri di depannya yang sudah membuat dia begitu sangat fokus memperhatikan Yura.
Flashback of
Kedatangan wanita berjilbab sebagai interview yang pertama mengingatkan Avian pertama kali bertemu dengan Yura yang melamar pekerjaan di kantor Avian.
Yura bahkan saat itu belum terlalu sempurna dan juga belum mencapai kriteria yang mereka cari. Tetapi Avian memberi kesempatan kepada Yura bekerja waktu itu dan mungkin saja karena Avian yang sudah tertarik kepada Yura. Dia juga mengingat Yura yang pertama kali dia temui di London.
"Pak bagaimana?" tanya wanita yang duduk di samping Avian yang meminta pendapat.
Namun Avian yang tidak merespon sama sekali karena masih sibuk melamun.
"Pak!" tegur wanita itu lagi.
"Iya kenapa?" sahut Avian seperti orang linglung.
"Namira sudah selesai menceritakan semua pengalaman dan juga kinerja yang dia miliki. Saya sudah memberikan tanggapan dan tinggal bapak yang belum memberikan tanggapan apa-apa," ucap wanita itu.
"Oh begitu!" shut Avian dengan menghela nafas yang mengusap wajah kasar. Dia benar-benar mendadak tidak fokus. Hal tersebut membuat kedua rekan Avian menjadi saling melihat.
"Kamu lanjutkan saja interview ini. Saya masih ada pekerjaan lain," sahut Avian yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan itu begitu saja tanpa memberikan pendapat apapun. Rekan Avian semakin heran dengan fokus Avian yang terbagi-bagi.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
Ngga jelas ini
2024-10-18
0